Saturday, October 26, 2013

Sebuah kisah dari dalam

Keinginan, harapan, kebutuhan dan kenyataan seharusnya mereka saling berjalan bersamaan. Beriringan dengan irama dan tempo yang sesuai. Tapi sering kali salah satu diantara mereka berbeda arah entah kemana perginya. Kenyataan dia lah yang menjadi akhir dari perjalanan. Kenyataan itu akhir bisa menjadi tujuan atau hanya sekedar akhir yang mengakhiri salah satu diantara mereka. Berhenti meratapi dan terdiam, yang seharusnya bisa menjadi tidak.
Tidak sesuai, semua orang pasti membencinya tak peduli tingkat kesabaran seseorang dia pasti akan menghabiskanya. Aku mau seperti ini tapi kenapa tidak bisa ? siapa yang menentukan ? seharusnya Aku, Aku lah yang menetukan. Takdir memang sudah tertulis tapi itu bisa dirubah, siapa yang merubah ? Aku, Aku lah yang bisa merubah. Kalau sudah begini mengapa hanya terdiam menunggu, sedangkan tak ada yang ditunggu, Merekalah yang menunggu untuk dijemput dan diantar ke sebuah tempat dimana hanya mereka yang tahu dimana. Mengherankan tangan, kaki, mulut, mata dan pikiran telah sepenuhnya dikerahkan untuk menggapai sebuah arah yang terlihat dekat dipikiran membuat langkah kaki ringan menjalani apa yang ada didepan mata. Tak sampai- sampai semua menjauh, kembali menjauh seperti kebencian yang tumbuh menyebar kesegala arah. Semangat kembali membara langkah yang sudah tertatih- tatih direrumputan hijau dipercepat menguat tanpa arah. Kau sudah dekat sudah ada di tangan ku, sudah ku dekap lembut perlahan. Ukuran mu pun mengecil, luntur tersapu air hujan, menghilangkan sebuah perasaan indah yang telah tertanam selama ini. Apa Aku harus berhenti ? mencari jawaban kembali yang telah ku yakini. Salah ? Benar ? Apa yang harus ku lakukan ? cahaya meredup bersamaan dengan munculnya pertanyaan yang menggunung di kepala. Satu persatu mereka semua harus dijawab, kapan ? kapan menjawabnya ? Aku belum ada rencana. Kepercayaan ku kepada mu mulai menipis secara kasat, dalam diri memeberontak memberikan sebuah kekuatan akan kepercayaan itu. Pasti berguna, semua berguna baik maupun buruk. Aku tidak tahu apa ini ? selalu mengganggu, dia telah dekat dengan ku berada disamping kiri maupun kanan, tapi sekarang dia kemana ? mengapa tak lagi bersebelahan dengan ku ?.
Harus cari yang baru itu mungkin sebuah jalan. Bukan jalan terbaik tapi tempuhlah, kau akan tahu apa yang ada diujungnya. Tak peduli berakhir seperti apa, begini lagi ? itu kesalahan ku membuat hal baru menjadi lama tak sampai- sampai pada akhirnya kau lelah sendiri untuk mencoba. Awalnya selalu indah penuh warna dan harum seperti bunga bermekaran. Sebuah harapan yang menjadi akhir adalah terus begitu, tetapi kekesalan yang muncul menanduskan keindahan yang terpampang didepan mata dan memanjakan pikiran yang dingin. Aku benci akhir yang seperti ini kekuatan harus terkumpul dari sisa- sisa bara yang pernah menyala besar membakar kebencian yang berada di awal harapan. Yang kau beri itu sebuah cahaya lilin yang begitu terang tapi akan meredup, meleleh dan akan mati. Kini aku berlindung dibawah kenyataan yang sakit di balik senyuman.
Sebenarnya apa yang kau inginkan ? satu persatu Aku terus berusaha penuhi dengan dua buah telapak tangan yang mengadah ke atas dan cucuran keringat. Perlahan- lahan penuh tapi tak pernah cukup.
Aku Benci akhir, kesedihan dan tangisan selalu bersembunyi dibaliknya meraka muncul atau tidak Aku tidak tahu. Maka Aku mendedikasikan diri untuk Hapusajakhirnya !

2 comments:

  1. speechless.. :') permainan kata2nya yg diakhiri dgn hapusaja akhirnya yang membuatnya tiada akhir. Sungguh menyentuh. Tiga kata tersebut yang terlontar oleh kau bung sungguh memiliki makna yang amat dalam. Lanjutkan, permainan kata2 mu suatu hari bisa mengubah dunia

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe Thank You Annisa Dewanti, doalan saja ya semoga gue bisa terus berkarya :D

      Delete