Disela- sela jeruji putaran waktu, tangan berusaha bergerak memaikan nada- nada suara yang tak jelas namun indah bila di dengar dengan seksama, sembari terus tarik ulur dari duri- duri pasungan yang jatuh dan muncul dikala senyum mulai tertulis di wajah yang mulai pucat pasi dalam ketakutan waktu.
Dunia langkahnya begitu cepat hingga seekor Singa pun tidak mampu mengimbangi ekor mu yang terjuntai panjang sejauh mata memandang. Mata yang lelah dengan penglihatan yang pilu dikala terpaksa melihat kerasnya waktu membelenggu kehidupan seorang diri yang akan pulih.
Tubuh selalu bertumbuh seiring makanan yang berasal dari sebuah perasan keringat bercampur darah kesusahan yang begitu kecil berati, tidak sebanding dengan luasnya lambung seorang pemecah batu. Potongan saraf otak yang tersambung akan terus tersambung hingga waktu yang akan memutusnya secara paksa layaknya hantaman kepala Bison yang beradu disaat mereka ingin memperbanyak jumlah.
Putaran waktu hentikanlah jika kau bisa, jika tidak bisa biarkan dia berputar layaknya gadis balerina dengan baju ketat berwarna pink. Waktu, coba kau hentikan jika kau bisa, bila tidak biarkanlah dia berjalan terus namun ikuti setiap jejaknya dan hapus setiap serong jejak yang tidak seragam untuk meluruskan barisan.
Kembali, waktu tak akan kembali, dia tidak punya kuping untuk mendengar panggilan bahkan kicauan burung di pagi hari, waktu tak akan kembali, dia tidak memiliki leher untuk menoleh, matanya buta, mulutnya pun masih tertutup entah kapan itu terbuka, yang bergerak hanyalah kakinya yang jalan terus tanpa henti tanpa lelah tidak perlu minum air segar dari pegunungan.
Siapkan dirimu ikatkan rantai pada tubuh mu dan waktu, siapkan roda agar anda terus terbawa dan melewati waktu tanpa batas.
