Thursday, January 30, 2014

Turut Prihatin

Greetings...

Kali ini pada episode baru gue akan membahas mengenai masalah acara televisi yang benar- benar tidak mendidik dan malah menghancurkan moral bangsa. Apakah itu ? kalian pasti sudah tahu dan gue nggak perlu nyebutinya lagi. Tidak seperti dulu lagi acara televisi di Indonesia makin memburuk kualitasnya dan dalam tahap kritis. Mereka para kreatif acara televisi hanya mau meraup untung saja tidak memikirkan dampak apa yang disebabkan jika orang- orang menyaksikan acara tersebut.

Sebagai contohnya saja kini banyak anak- anak berusia dini senaknya saling mengejek satu sama lain dengan kata- kata yang mereka tiru dari sebuah acara hiburan di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia. Berkedok sebagai acara hiburan semata, acara- acara ini menyajikan contoh perilaku dan tindakan yang buruk kepada para pemirsanya. Dulu sekitar tahun 2000 sampai 2009 kurang lebih banyak acara televisi yang menyajikan acara hiburan anak- anak yaitu berupa kartun impor dari luar negeri dan berbagai macam acara yang menyajikan hiburan serta pendidikan bagi anak- anak. Namun sejalan dengan waktu acara- acara tersebut semakin menipis bahkan hilang. Dengan alasan rating yang buruk dan keuntungan ekonomi yang kecil mereka (pihak televisi) menghentikan acara- acara tersebut dan menggantinya dengan acara hiburan "sampah" tanpa nilai pendidikan itu.

Lalu, Apakah ada tindakan dari pemerintah ? ini pertanyaan yang terlintas pertama kali ketika gue melihat kecaman yang diberikan oleh masyarakat. Usut punya usut gue mencari tahu dan hasilnya pemerintah hanya diam tanpa tindakan menanggapi acara hiburan yang perlahan merusak moral bangsa tersebut. Gue sebagai calon orang tua dimasa depan turut prihatin melihat acara televisi dewasa ini. Maka dari itu banyak orang tua yang rela mengeluarkan biaya lebih untuk menikmati acara televisi dari luar negeri melalui layanan TV kabel. Hal ini dikarenakan mereka bosan dan enggan menikmati acara televisi di Indonesia karena isinya hiburan yang penuh dengan komedian yang saling menghina satu sama lain. Ya semoga ada yang sadar dan menghentikan acara hiburan murahan itu dan menggantinya dengan acara hiburan yang lebih berkualitas. Oh ya gue juga salut dari buruknya kualitas tayangan televisi ini masih ada salah satu stasiun televisi yang menyajikan pendidikan, informasi dan hiburan yang berkualitas serta dapat dinikmati oleh semua usia. Stasiun televisi tersebut adalah TRANS 7 gue bener- bener salut dengan mereka tetap menyajikan semua acara tersebut. Oke sampai disini saja awalnya dan Hapusajakhirnya... 

Thursday, January 23, 2014

Efek Liburan

Greetings...

Kembali lagi menulis karena gue memiliki banyak waktu untuk menulis maklum saja gue sedang dalam masa liburan semester selama 1 bulan, ya 1 bulan kurang lebih. Mulai libur dari tanggal 30 Desember 2013 dan dijadwalkan untuk kembali berkuliah pada 3 Febuari 2014. Lalu apa saja yang gue lakukan di liburan ini ? jujur saja nggak banyak, gue nggak produktif pada awal tahun ini. Hari- hari liburan kebanyakan diisi dengan menonton berita tentang banjir di televisi, bermain bersama ponakan, makan dan tidur. Itulah hal- hal yang paling sering gue lakuin selama liburan yang hampir berakhir ini.

Melihat lamanya waktu berlibur gue sempet ada rencana untuk touring dengan sepeda motor ke puncak bersama teman- teman, namun apa daya alam tidak mendukung bulan Januari banyak orang menyebutnya sebagai bulan hujan sehari- hari itu benar adanya. Hari- hari liburan gue di temani dengan rintik air hujan yang senantiasa turun kepermukaan bumi sepanjang hari alhasil banjir deh. 

Karena tidak banyak hal yang gue lakuin selama liburan bisa dibilang hanya bermalas- malasan, itu membuat berat badan gue naik sekitar 2 kg dari 85 kg ke 87 kg wow ! tapi tak apa lah itu sesuai dengan arti nama gue yaitu besar. Tidak hanya berat badan yang naik ada efek- efek lain seperti badan terasa lemas karena jarang beraktifitas. Jujur saja sebenarnya gue mau melakukan banyak hal seperti jalan- jalan, olah raga di luar rumah, tapi apa daya hujan terus turun jadi gue hanya stay saja didalam rumah dan sesekali ke teras depan untuk melihat hujan. Efek selanjutnya ini merupakan efek positif seperti kulit menjadi lebih putih dari sebelumnya, jelas saja karena beberapa minggu belakangan ini matahari malas muncul dan efek positif yang kedua adalah dompet tebal, Alhamdulillah. Dompet gue tebal alias penuh dengan lembaran kertas berharga dikarenakan jarang keluar rumah jadi jarang jajan, dan bensin sepeda motor penuh terus.

Kesimpulanya liburan kali ini kurang menarik karena gue tidak dapat melakukan banyak hal yang gue sukai. Semoga saja setelah kembali masuk kuliah nanti gue menemukan banyak hal yang baru dan dapat mengembalikan kondisi fisik serta semangat untuk kembali produktif. Ya sampai disini saja awalnya dan Hapusajakhirnya...

Friday, January 17, 2014

Kecil Menjadi Teman Besar Menjadi Musuh

Greetings...

Halo para pembaca entah dimana kalian berada bagaimana kabarnya ? kebanjiran kah ? kalau kalian tinggal di Jakarta pasti merasakan banjir di rumah sendiri, sekitar rumah, ataupun di akses jalan raya. Kalau penulis sendiri merasakan banjir sampe kekamar tidur alias air coklat nan berkuman itu masuk kedalam tempat tinggal. Biarpun tidak melebihi mata kaki tapi itu sudah cukup mengganggu aktifitas. Berjalan di dalam rumah jadi berisik karena langkah kaki di temani suara gemercik air dan 2 sofa milik penulis menjadi korban keganasan si air banjir itu.

Lalu lingkungan sekitar tempat tinggal penulis terendam air banjir lebih dalam karena ketinggian jalan yang lebih rendah dari permukaan tanah rumah penulis maka dari itu jalan akses masuk gang terdapat air yang menggenang hingga setinggi lutut penulis yang memiliki tinggi badan 180 cm. Semakin masuk kedalam gang terdapat pemukiman padat yang permukaan tanahnya jauh lebih rendah maka dari itu ketinggian air banjir mencapai leher orang dewasa.

Kembali lagi ketempat kediaman penulis, meskipun dibagian depan pagar rumah sebelum masuk halaman sudah di tahan oleh belasan karung pasir air tetap saja menerjang masuk kehalaman dan rumah nenek penulis yang ketinggianya jauh lebih rendah dari halaman mengalami kondisi banjir yang parah. Rendaman air banjir mencapai pangkal paha penulis. Banyak barang- barang milik nenek penulis tidak dapat diselamatkan dan mengapung diatas genangan air banjir.

Ditengah- tengah terjangan bencana banjir penulis masih dapat bersyukur karena rumah tempat tinggal penulis hanya digenangi air banjir tidak lebih dari 12 jam dan ketinggian air banjir hanya berkisaran 5 cm saja.

Selanjutnya muncul lah pertanyaan, kenapa air banjir masih dapat masuk kedalam rumah penulis dengan permukaan tanah yang tinggi ? usut punya usut berbekal koneksi internet handphone penulis terus browsing dan mendapatkan kabar bahwa bendungan kali laya yang terletak di daerah Depok jebol sepanjang 10m yang menyebabkan air tumpah dan mengalir secara berlebihan ke kali Ciliwung. Dan dari kali Ciliwung, aliran air bervolume besar tersebut mengalir menuju anak kali Ciliwung yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal penulis dan membuat tembok pembatas antara kali dengan rumah tetangga penulis jebol juga menyebabkan aliran air begitu deras tak tertampung masuk kepemukiman tempat tinggal penulis. Jadi salah siapa ? menurut penulis bencana banjir ini dikarenakan kesalahan kita bersama yang tidak mau merawat lingkungan dan menutup resapan air yang ada di permukaan tanah. Semoga bencana banjir ini dapat teratasi dengan segera di tanah Ibu Kota tercinta DKI Jakarta. Ok sampai disini saja awalnya dan Hapusajakhirnya...

Tuesday, January 7, 2014

Yang Mulia Telah Beristirahat


Bodynya besar dengan lekuk tubuh yang halus dan indah di pandang mata. Modelnya dapat dikatakan timeless meskipun usianya sudah 10 tahun lebih. Menggendong mesin mungil satu silinder berkapasitas 125cc dengan sistem pendingin cairan. Itulah Yamaha Majesty YP125 lansiran tahun 2003. Melaju, melibas kepadatan lalu lintas ibu kota begitu nyaman dengan ukuran jok yang besar dan sandaran bagi pengemudi dan penumpang. Mesinya begitu halus dan nyaris tak terdengar ketika melaju membuat orang- orang terperangah dengan keagungan "Yang Mulia".

Dibeli dalam kondisi second atau bekas pada tahun 2008. Berbekal keinginan memiliki sebuah motor besar Ayah saya nekat membeli motor yang populasinya begitu langka di Indonesia ini dari salah satu kawanya dengan harga yang termasuk miring. Secara kasat mata keadaan motor terlihat terawat dengan warna bodi abu- abu gelap dengan tebeng depan berwarna hitam pekat yang begitu berkilau terkena paparan sinar matahari di daerah Cilandak. Di sebuah rumah yang dipenuhi dengan patung- patung hasil karya sang pemilik pertama, Ayah saya dan  kawanya bertransaksi menukar sejumlah uang dengan motor berukuran besar besar itu. Saya dan kakak pertmana saya hanya diam dan kagum melihat keindahan Yamaha Majesty YP125 yang terparkir di teras depan rumah besar itu. Transaksi selesai, Saya dan kakak mengendarai motor itu untuk diboyong pulang kerumah dengan jarak yang lumayan jauh dari tempat tinggal kawan Ayah saya itu. Impresi pertama menjadi penumpang dari moge(motor gede) itu sangatlah terasa nyaman dan bangga.



Sampai dirumah "Yang Mulia" harus berbenah sedikit karena lampu turing sing sebelah kiri belakang mati, kondisi alur ban yang telah tipis dan indicator oli yang berwarna merah menandakan oli harus segera diganti. Tak sabar saya pun mencoba berjalan- jalan keliling lingkungan sekitar merasakan kenyamanan dan kebanggaan mengendarai motor besar ini.

Setelah pembelian hari- hari dihabiskan dengan memandangi keindahan tubuh Yamaha Majesty ini. Dengan bangganya saya membawanya ke sekolah sebagai alat transportasi. Tahun- tahun terus berlalu bersama Majesty hingga pada tahun 2010 saya mendaftarkan diri untuk menjadi anggota sebuah komunitas pemilik Yamaha Majesty yang bernama Majesty Indonesia.


Selama 2 tahun status keanggotaan saya hanyalah sebagai anggota pasif alias tidak pernah kopdar (kopi darat). Hingga pada April 2012 dengan nekat saya membawa Majesty yang dalam kondisi kurang sehat untuk kopdar didaerah Truno Joyo. Pemilik Majesty yang saya temui sebelum tempat kopdar adalah seorang pria bernama Munajat Adit yang memiliki Majesty dengan warna yang sama persis dengan milik saya.

(Motor saya yang didepan)

Meeting point sebelum ketempat kopdar yaitu di SPBU Shell yang letaknya di daerah MT. Haryono. Saya dan beberapa teman yang telah janjian sebelumnya akan bertemu disana terlebih dahulu. Perjalanan dengan rasa bangga bersama Majesty lebih terasa lagi bersama dengan teman -teman. Setelah kopdar pertama saya menjadi anggota aktif komunitas ini dengan selalu menghadiri kopdar yang diadakan.









Majesty terus saya kendarai hingga kondisinya benar- benar menurun dan drop. Mesin tidak mau hidup sama sekali dan memerlukan perawatan dan pembongkaran besar hingga seperti ini.




Setelah kerusakan karena usia itu kondisi mesin "Yang Mulia" menjadi sakit- sakitan dan terus menurun hingga saya menjadi enggan mengendarainya karena sering sekali bermasalah dijalanan. Beberapa kali "Yang Mulia" ditarik dan di step on untuk membawanya kebengkel. Tetapi tidak membuat kondisinya membaik dan kini "Yang Mulia" telah beristirahat di garasi rumah saya.




"Yang Mulia" Yamaha Majesty YP125 kini hanya berdiam diri digarasi dengan sisa- sisa kejayaanya di jalanan selama 10 tahun. Ok sampai disini saja awalnya dan Hapusajakhirnya...

Monday, January 6, 2014

12 Eyes On 2131


MELUPAKAN TEMPAT ASAL
2131-, Dunia yang kalian rasakan kini begitu nyaman, damai, tanpa jeritan kesakitan dan penderitaan.
Semua sudahlah usai. Tak lebih hanya sebuah kenangan didalam benak beberapa orang lanjut usia kini. Dahulu, Keluar rumah menjadi sebuah ancaman berbahaya dan begitu menakutkan, berbagai senjata pasti akan menghentikan laju kendaraan begitu juga hembusan nafas. Bagi warga sipil biasa tak banyak yang bisa dilakukan, duduk diam di dalam bunker bawah tanah bukan pilihan yang tepat, melarikan diri sama saja bunuh diri. Melihat langit biru merupakan momen yang begitu di dambakan. Tetapi, langit biru hampir tidak pernah terlihat dimasa itu, hanyalah kepulan asap kelabu yang membumbung tinggi menghalangi indahnya pesona langit. Bersandar dibawah pohon, ya, pohon bentuknya pun kami hampir lupa. Makhluk penghasil oksigen itu sudah nyaris punah, mereka terbakar, terpotong, hancur dan sisa- sisa tubuh mereka dijadikan alat membunuh. Bukti kekejaman makhluk hidup bernama Manusia. Warna hijau sebagai ciri khas mereka sudah  tiada dinikmati lagi.
Dimana dunia tidak lagi terbagi menjadi negara- negara. Hanya ada dua wilayah dengan dua kekuasaan, Republik dan Serikat, utara dan selatan. Republik menguasai bagian selatan dunia sebaliknya Serikat, kekuasaan mereka meliputi bagian utara. Mereka memiliki negara- negara bagian tapi tetap menjadi satu sebagai serikat. Di bagian tengah bumi, garis khatulistiwa membentang melewati sebuah pulau. Borneo atau Kalimantan, itu nama yang sering kami sebut zaman dahulu kala disaat pulau besar itu termasuk dalam kedaulatan negara kepulauan besar bernama Republik Indonesia.  Pulau ini menjadi tempat yang sangat disegani seantero dunia setelah sebuah momen besar terjadi. Disitulah tanah kelahiran sebuah pasukan paling elit perdamaian dunia. FMC, bila tulisan ini tertera di bagian dada kiri baju seseorang maka tak satu pun yang berani mengusik ketenangan dan kewibawaanya. Freedom Island, itulah nama yang diberikan kepada sebuah pulau yang sebelumnya bernama Borneo atau Kalimantan. Tidak termasuk Republik atau Serikat membuat kepemimpinan di pulau besar ini bebas. Ditinggali oleh berbagai macam suku bangsa dari seluruh dunia. Semua itu tak membuat pulau ini kacau, melainkan perdamaian dan kebersamaan yang terjalin disini.
Aku bukanlah pribumi asli pulau tersebut, Aku lahir di pulau sektor 34 tenggara Republik.  19 tahun setelah lahir, Aku tidak sengaja terbawa oleh truk logistik yang kebetulan dapat melarikan diri dari perang antar saudara ke Freedom Island. Semua itu karena kecerobohan ku, melarikan diri dari bunker, terus berlari menjauh dari pertiakaian bersenjata yang terus mengejar. Nafas hampirlah habis, seharian penuh Aku terus berlari. Terus berusaha menjauh hingga tak terlihat. Tubuh ku mulai kelelahan, mata berkunang- kunang, tanah tak terlihat datar lagi, langit berputar. Keadaan itu memaksa untuk berhenti berlari dan di sebuah jalan yang sempit diantara dua buah gedung tinggi menjulang terdapat sepasang lampu berwarna merah menyala dengan ditemani kepulan asap putih berbau solar, itu adalah sebuah truk berukuran besar yang sedang berhenti. Di sela- sela keadaan tubuh ku yang semakin melemah Aku memutuskan untuk bersembunyi di bak truk tersebut. Aku langsung merebahkan tubuh didalam bak yang luas. Beruntung, itulah yang kini Aku rasakan. Bila tidak, mungkin Aku akan mati sia- sia di pulau tempat kelahiranku.
Sidang kelas dunia yang memutuskan dunia hanya terbagi menjadi dua wilayah tidak membuat perdamaian. Malahan perang, perseteruan dan perselisihan yang terjadi di antara saudara sekali pun. Aku tak habis pikir mengapa badan perdamaian dunia PBB (Perserikatan Bangsa- Bangsa)  membuat keputusan seperti ini. Setelah surat perjanjian di tanda tangani dan di setujui, dengan begitu PBB resmi membubarkan diri. Lalu Freedom Island, mengapa bisa bebas ?
2065-, Perjanjian pembagian dunia resmi ditanda tangani petinggi- petinggi negara dari seluruh dunia namun ada seorang penting yang tidak setuju. Dengan pemikiran yang tinggi beliau memutuskan protes dengan menyandera satu buah pulau untuk menolak kekuasaan Republik maupun Serikat. Kalimantan, pulau itulah yang beliau pilih untuk bebas dari ikatan kekuasaan yang akan terjadi. Dengan begitu lantang beliau berpidato di depan pribumi dan dapat membentuk pendirian untuk menjadi pulau yang mandiri. Beliau jugalah yang membentuk FMC. Dunia pun tunduk dan sepakat untuk tidak mengusik pulau ini.
2072-, Perang perbatasan pertama dimulai, dipicu karena idealogi yang berbeda antara kedua belah pihak. Korban pun semakin banyak berjatuhan. Pancaran gelombang suara yang dihasilkan senjata serikat paling banyak memakan korban. Tak berhenti sampai disitu, perang terus berkecamuk dan meluas. FMC pun turun untuk menenangkan kedua belah pihak dengan cara yang sangat keras. Menyandera pimpinan Republik dan pimpinan Serikat mempertemukan mereka serta mengancam untuk segera melakukan gencatan senjata satu sama lain. Efektif dan selesai. Perang tidak lagi terjadi, selama 1 bulan. Setelah itu perang kembali terjadi tanpa instruksi Presiden. “Kami butuh bantuan pasukan anda, senjata apa yang kalian inginkan ?” Pinta Presiden Republik kepada panglima FMC, Jeremy Rawhen, itulah nama seseorang yang berhasil membuat Kalimantan bebas dan membentuk pasukan elit perdamaian FMC. Nama FMC sendiri memiliki arti Freedom Military Cooperation atau Kerjasama militer kebebasan. Mendengarkan permintaan Presiden Republik Panglima Jeremy pun meminta sebuah senjata yang dulu kala hanya ada di film sci-fi, kartun dan khayalan belaka. Destroyer, itulah nama yang diberikan untuk mesin penghancur berbentuk manusia raksasa dengan berbagai keahlian dan senjata yang dibangun oleh pemerintahan Republik selama 5 tahun untuk FMC dalam rangka perdamaian.
2099-, Setelah terbawa oleh truk ke Freedom Island Aku sempat menjadi gelandangan disana, tak punya uang, tanpa alat komunikasi, dan pakaian yang kumiliki saat itu hanyalah sebuah kemeja lengan panjang putih, celana panjang jeans dan sepatu basket abu- abu. Selama 3 bulan tertatih-tatih mencari makanan sisa dan tidur di tempat parkir truk. Lama kelamaan wajahku semakin kumal dan penampilanku begitu lusuh, kesehatan ku pun semakin menurun. Beberapa kali Aku diusir dari parkiran truk itu kesana kemari terus mencari tempat singgah. Hingga suatu saat dengan sisa tenaga yang ada Aku berusaha berjalan menuju sebuah tempat, yaitu markas besar FMC yang sudah begitu tersohor dan menjadi pikiran pertama ku begitu sampai di Freedom Island. Dengan mengikuti arah perginya setiap kendaraan perang berwarna biru tua bertuliskan FMC, selama 1 minggu Aku sampai di komplek markas FMC. Kompleks markas yang begitu besar megah dan canggih. Darimana semua ini mereka dapatkan, bukanya Freedom Island adalah pulau bebas tanpa pemerintahan ? Tapi, kenapa alutsista FMC begitu lengkap ? Pertanyaan itu muncul ketika mata dimanjakan dengan bangunan dan senjata- senjata perang yang begitu memukau.
Orang pertama yang Aku temui disana adalah Pak Yono, Seorang pribumi asli Freedom Island yang bertugas sebagai penjaga pintu utama kompleks. Dengan murah hati, Pak Yono mengajak ku untuk tinggal di Mes bersama dengan dia. “Apa yang kau cari anak muda ? kau terlihat sakit” katanya “Aku cuma mau kesini Pak, Cuma mau lihat markas FMC” jawab ku dengan terbata- bata karena lemas “Hanya itu ? Saya yakin, kamu pasti membutuhkan tempat tinggal, makanan dan pakaian. Ayo masuk kesini”.
 Disana Aku diberikan makan yang terjamin, pakaian dan tempat beristirahat yang layak. Tak lama disana Aku dilatih dan diberikan pendidikan untuk menjadi anggota FMC. Selama 1 tahun lamanya akal, pikiran, mental dan fisik semuanya dilatih disini. Dengan kegigihan, kesabaran dan doa akhirnya Aku dapat menjadi seorang anggota FMC pasukan penyerang utama bagian strategi. Aku terus berlatih disana untuk siap perang, karir ku cemerlang pangkat ku terus naik dan menjadi salah satu anggota FMC terbaik.
2105-, “Ega, anda akan menjadi komandan dalam operasi perdamaian 08 di Pulau Sektor 175 Republik dan anda akan membawa 40 orang pasukan” Perintah Jenderal Harris kepada ku.
“Siap !, Jenderal”
Egasta Lucas Salani, nama pemberian orang tua ku yang kini entah dimana keberadaan mereka, Aku meninggalkanya begitu saja didalam bunker bersama adik perempuan ku, salah, Aku mengakui kesalahan Ku, Namun ini kehidupan yang Aku pilih. Identitas telah ku temukan di Freedom Island sebagai anggota FMC. Komandan Pasukan penyerang utama, kini Aku menyandang pangkat itu. Pangkat yang paling didambakan oleh banyak anggota satuan.
Strategi demi strategi Aku pikirkan untuk mendinginkan peperangan yang tak kunjung usai di berbagai belahan dunia. Hari besar itu pun tiba, Strategi telah matang, fisik, mental, serta semua alat pendukung telah bersiap untuk mendapat cobaan yang begitu berat. Satu persatu Aku langkahkan kaki menuju pesawat Jumbo jet Traveller 145 DX dengan kode terbang FMC08FreeTT. Sesampainya dikabin Aku memberikan beberapa kata untuk membakar semangat perdamaian kepada 40 orang pasukan.
Take off, kami pun langsung menuju koordinat tempat berlangsungnya peperangan, jantung ku berdetak dengan begitu cepat, udara didalam kabin pesawat yang seharusnya sejuk berubah menjadi panas dibakar oleh semangat. Pakaian yang kami kenakan adalah sebuah pakaian perang yang sudah didesain tahan api, tahan air, tahan peluru dan tahan senjata Kimia. Tabung gas oksigen tersedia di setiap punggung kami, kacamata infra merah, helm half face yang dapat menahan peluru hingga kecepatan 450 km/jam, sepatu yang sudah dilengkapi dengan sensor keadaan permukaan jalan dan secara otomatis akan menyesuaikan daya cengkraman yang dibutuhkan pada permukaan jalan yang dipijak. Senjata yang kami bawa adalah sebuah sub machine gun berwarna hitam dengan kode 133TP-F0 berisi 85 peluru dalam satu buah magazinenya kami semua di belaki 10 buah magazine bukan hanya 133TP-F0 yang kami bawa sebagai alat pembantu perdamaian, yaitu sebuah pistol dengan kode LZ50. Pistol berwana titanium silver dengan 3 buah mode, manual, automatic dan semi automatic. Pistol ini berisi 15 peluru di setiap magazinenya dan kami semua membawa 5 buah magazine. Dan beberapa buah granat yang tergantung di rompi depan pakaian kami.
Sudah 1,5 jam kami berada pada ketinggian  48.000 kaki di atas permukaan laut. Apa yang Aku pikirkan, semua bercampur- campur, bingung, cemas, gembira, sedih, marah semuanya menyatu dalam pikiran dan hati ini. Tak lama kemudian sebuah kilatan cahaya putih yang begitu terang tiba- tiba muncul di dalam kabin, kilatan cahaya tersebut memaksa kedua mata untuk terpejam karena begitu terangnya. Aku tak dapat melihat, mendengar dan merasakan apapun setelah cahaya putih tersebut muncul. Ketika mata ini sudah dapat terbuka yang pertmana aku lihat adalah kobaran api yang berjatuhan membakar puing- puing pesawat. Aku bingung apa yang terjadi begitu melihat keatas ternyata Aku bergantung di sebuah parasut yang sudah terbuka lebar menahan gravitasi yang menarik tubuh ku kepermukaan Bumi.
Pesawat kami tertembak rudal, butuh beberapa menit untuk menyadari hal itu. Aku masih belum sadar sepenuhnya, terdiam menatap kedepan dengan kedua tangan memegang kendali parasut, Kenapa ? Apa semua ini benar- benar terjadi ? itulah pertanyaan yang muncul di pikiran ku. Jumbo Jet Traveller 145 DX dengan kode terbang FMC08FreeTT kini hancur berkeping- kiping diatas laut. Aku terombang ambing bersama puing- puing besar pesawat yang terbakar dan sedikit demi sedikit tenggelam ke dasar laut. Aku tidak melakukan apa- apa saat itu, hanya menatap kedepan dan mengikuti terpaan ombak laut. 29 September 2105, 16:45 itulah yang tertera di jam tangan ku ketika Aku melihatnya. Pakaian yang Aku kenakan memang sudah di desain untuk dapat mengapung di air, Aku selamat, tapi kemana pasukan ku ? tersadar sepenuhnya Aku langsung berenang ke arah puing- puing sisa pesawat dan yang pertama ku temukan adalah Ronald T. Fremos, dia adalah sniper handal tetapi yang ditemukan itu hanyalah jasadnya saja tanpa nyawa didalamnya, dia meninggal. Kembali Aku pun mencari yang lain, hasilnya tak ada tanda- tanda kehidupan semua meninggal. Radio yang terintergrasi dengan helm tidak berfungsi. Segala alat komunikasi menjadi malfunction, Aku sendiri dan menangis di tengah- tengah samudera bersama dengan puing- puing pesawat dan 48 jasad tanpa nyawa.

YANG PALING TUA
2131-, Dunia yang Aku rasakan kini adalah sebuah mimpi, Aku bilang mimpi bukan impian. Kalian pasti tahu kalau impian itu selalu baik dan selalu diinginkan untuk terjadi, sedangkan mimpi ? ada yang indah dan ada yang buruk. Buruk, bagi ku dunia kini sebuah mimpi buruk yang tak pernah terpikirkan oleh ku sebelumnya. Semua memang bebas, bebas segalanya sampai Aku katakan ini dunia yang sembarangan. Memang perang sudah tidak ada tapi semua kini tidak ada yang mengatur.
Aku tak lagi pernah mengenakan pakaian formal dengan jas, dasi, dan sepatu mengkilap. Duduk di belakang meja dengan beberapa kertas didalam map yang sifatnya penting. Ruangan nyaman, dengan penjagaan ketat. Tetapi itu semua tinggalah kenangan di dalam otak dan hati ku. Aku rindu saat- saat itu.
2063-, Sebuah wacana yang begitu mengagetkan tiba di ruangan ku yang diantarkan oleh seorang wanita berkemeja putih dan rok span hitam selutut. Dia adalah sekertaris ku, membawakan sebuah surat yang di dikirimkan oleh perserikatan bangsa- bangsa atau PBB. Wacana yang membuatku menggelengkan kepala. “Dunia lebih baik hanya terbagi menjadi 2 wilayah saja yaitu utara dan selatan”. Apa ini ? Aku pun mulai membaca kata demi kata dari surat tersbut. Sedikit demi sedikit keragu- raguan hilang bersamaan dengan kata- perkata yang Aku baca dalam hati. Ini semua benar, dunia akan jauh lebih baik bila seperti ini. Pajak import dan eksport barang akan jauh berkurang ekonomi akan jauh lebih stabil, dan brirokrasi akan jauh lebih mudah. Pada lembar terakhir dari surat yang di ketik diatas kertas putih berukuran A4 itu berisi sebuah undangan pertemuan konferensi dunia untuk membahas wacana ini.
Konferensi pertama diadakan di Sektor 411 barat yang dulu daerah itu adalah sebuah negara yang tergabung dalam United Arab Emirad bernama Dubai. Setiap presiden, perdana menteri, raja dan ratu yang memimpin negara masing- masing hadir pada ruang rapat yang sangat besar dan megah. Aku duduk di sebuah kursi yang diletakan di belakang meja bertuliskan India. Atas nama kebaikan dan masa depan yang indah dengan senang hati aku selalu hadir dalam konferensi yang membahas tentang pembagian ulang wilayah dunia ini sebanyak 9 kali.
2065-, Pada konferensi ke 10 yang merupakan akhir dengan hasil keputusan penanda tanganan pembagian wilayah dunia. Aku menjadi orang ke 61 yang menandatangani perjanjian tersebut. Setelah konferensi berakhir negera yang aku pimpin mulai berbenah menyesuaikan diri dengan perubahan sistem kepemimpinan yang kini berada di wilayah selatan dengan sistem pemerintahan Republik. Wilayah kami mengadakan sebuah pemilihan yang menetukan siapa yang akan menjadi Presiden Republik Selatan Bumi ini. Pemilihan yang berlangsung selama 3 bulan tersebut pun usai. Presiden yang terpilih adalah Abdul Murazik Al- jihad, beliau sebelumnya adalah Sultan yang memimpin negara Brunei Darussalam. Kini tanggung jawab dan keputusan pemerintah Republik berada di tanganya.
Sebagai orang yang pernah menyandang status sebagai presiden sebuah negara, Aku tidak di pandang sebelah mata oleh dunia. Baljeet Hamdad kini nama itu lah yang tertera pada bagan pemerintahan Republik sebagai menteri ilmu pengetahuan, riset dan pengembangan teknologi.
2072-, Perang pertama dimulai dan itu berlangsung di wilayah kelahiran ku. Kenapa ?, Kami semua sebagai pimpinan pun bingung sebuah dunia yang sudah dirancang sedemikian rupa agar stabil dan adil bisa terjadi peperangan lagi. Perang yang dimaksud disini bukanlah sebuah perang biasa namun sudah menyangkut masalah idealogi dan wilayah. Diawali dengan perdaganan antar wilayah utara dan selatan, kedua pedagan ini berselisih masalah sistem pembayaran. Dan masalah sepele ini meluas dari perbatasan menuju desa, kota, sektor dan kembali ke perbatasan. Kami sebagai pihak Republik pun menurunkan beberapa batalion untuk mempertahankan wilayah kami. Perang terus berlangsung pasukan dari pihak Republik banyak sekali yang gugur dikarenakan senjata gelombang suara yang digunakan oleh pihak serikat untuk merusak saraf otak.
Sampai sebuah hal yang kita tidak inginkan pun terjadi. Helikopter besar berwarna biru tua bertuliskan FMC mendarat tanpa izin di halaman kantor pemerintahan Republik. Turunlah sekitar 30 orang menggunakan pakaian perang lengkap dan bersenjatakan sub machine gun masuk mendobrak pintu utama kantor. Aku yang melihat mereka masuk melalui jendela langsung memanggil keamanan untuk mengamankan keadaan ini, tapi keamanan tidak bisa berkutik oleh pasukan FMC. Mereka pun masuk dan langsung menuju ruang presiden, Kami semua hanya bisa menyaksikan dengan tubuh kaku, mulut bungkam, dan wajah yang mulai memucat. Tak ada yang bisa kami lakukan, dengan mengacungkan senjata kedepan mereka berjalan cepat melalui tangga dan berhenti di depan pintu utama ruang presiden yang dilapis baja dengan dilengkapi kunci pengaman pemindai sidik jari, retina mata serta scan wajah. Dari ujung lorong Aku hanya melihat dengan jantung yang berdetak begitu cepat. Dan seseorang pun datang menuju ruang presiden, mengenakan baju perang khas FMC berwarna biru tua tanpa helm,  dengan santainya dia berjalan melewati kami semua. Jeremy Rawhen, Panglima FMC dia datang ke kantor Republik. Ada apa ini ? itulah pertanyaan yang muncul di benak ku ketika melihat pria berambut pirang dan bertubuh besar dengan tinggi yang mencapai 2 meter lebih ini. Dia menghentikan langkahnya di depan pintu ruang presiden, menempelkan sebuah kotak kecil di tengah- tengah pintu. Saat itu semua tenang tak ada yang bersuara maupun bergerak. Kotak yang ditempelkan Jeremy di pintu menyala, seketika pintu terbuka dan seluruh pasukan yang sudah bersiap di depan pintu langsung berlarian masuk keruangan seperti sekumpulan wanita sosialita yang memburu barang- barang diskon. Luar biasa, alat apa itu ? sebuah pengamanan tingkat tinggi kelas dunia bisa dibobol oleh alat kecil itu dan tanpa adanya ledakan. Hanya sekitar 1 menit pasukan FMC kembali keluar dan salah satu diantara mereka mendorong sebuah kursi roda dengan presiden Abdul yang terikat diatasnya. Astaga, Aku pun langsung berteriak “Jeremy !, apa yang akan anda lakukan ? dia pemimpin kami mau anda apakan dia ?”. Jeremy pun berbalik dan berjalan pelan menuju kearah ku dengan kedua tangan di belakang badan dan wajah yang begitu santai Jeremy mengatakan “Tenang Baljeet, semua akan selesai” disaat yang sama dia mengatakan itu jantungku berdetak dengan begitu cepat hingga hampir- hampir keseimbangan tubuh ku hilang karena adrenalin yang mengalir begitu deras ditubuh ku. Mereka pun pergi membawa Presiden Abdul, seluruh orang di kantor pemerintahan hanya bisa diam dan tak melakukan apa- apa saat itu. Keadaan kantor pusat kacau, pihakkeamanan kelimpungan menghadapi ini berberapa pasukan di tunjuk untuk mengejar helikopter FMC namun, tak satu pun pilot yang berani mengejar.
Dua hari kemudian setelah peristiwa, helikopter FMC kembali mendarat di halaman kantor pemerintahan Republik rerumputan hijau kembali tersapu kesana kemari tertiup kencangnya hembusan angin yang dihasilkan oleh baling- baling turbin helikopter, setelah menyentuh tanah beberapa pasukan FMC turun dengan menggandeng presiden Abdul. Dari kejauhan Aku melihat dia dalam keadaan sehat berjalan dengan normal dan wajah yang biasa saja. Setelah langkah kaki mencapai pintu utama kantor, pasukan FMC langsung kembali ke helikopter dan pergi dengan cepat.
Tanpa pikir panjang kami semua langsung berlarian ke pintu utama untuk menemui dan melindungi presiden Abdul. Ketika Aku sudah mendekat dengan wajah panik kata- kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Semua akan selesai hari ini”. Dengan tergesah- gesah presiden Abdul langsung pergi menuju ruang rapat dan meminta kami semua untuk ikut bersamanya. Dengan wajah yang terlihat lelah dan baju yang lusuh, presiden Abdul mengatakan beberapa hal mengenai penyanderaan dirinya oleh pasukan FMC. Gencatan sejata, itulah hal terpenting yang akan dia perintahkan kepada pasukan keamanan Republik begitu pun juga serikat. Ternyata presiden Abdul disandera untuk di pertemukan oleh presiden Serikat Anthony McFHan dan diancam untuk segera melakukan gencatan senjata satu sama lain.
Perang pun usai, Tapi satu bulan setelah gencatan kerusuhan antar warga perbatasan yang memicu terjadinya perang kembali terjadi di tempat berbeda. Perang kembali di mulai. Seluruh pejabat pemerintahan Republik melakukan rapat untuk membahas peperangan yang diluar kontrol pemerintah ini. “Sepertinya kami memang sangat membutuhkan bantuan FMC untuk menyelesaikan peperangan, semua strategi yang sudah kami lakukan sia- sia. Apakah diantara saudara- saudara sekalian setuju dengan keputusan ini ?” kata presiden Abdul di atas sebuah podium besar berlambangkan 2 buah kepakan sayap merpati. “Kita meminta bantuan berupa apa kepada FMC ? hanya meminta tolong hentikan peperangan ? kita semua akan rugi pasti mereka akan menyerang pasukan dan warga yang terlibat peperangan dari kedua belah pihak. Kita harus meminta pertolongan yang spesifik kepada FMC agar dia sedikit lebih condong ke pihak kita” Kata ku didepan seluruh pejabat tinggi pemerintahan Republik. Tak ku sangka mereka semua pun setuju dengan pemikiran ku. “Lalu pertolongan spesifik, apa maksudnya itu ?  bisa anda jelaskan ?” tanya presiden Abdul kepada Ku. “ Jadi begini saja kita akan membantu menyediakan mereka senjata, senajata apa pun yang mereka inginkan dan selanjutnya biar mereka yang urus. Secara tidak langsung kita semua akan membuat FMC lebih menghargai pihak Republik karena telah membantu peralatan mereka. Untuk masalah strategi ini jangan sampai pihak serikat mengetahuinya”.
Semua rencana mulai di persiapkan, 3 hari setelah rapat, presiden Abdul menghubungi panglima FMC melalui video call. Perundingan pun berjalan alot dan akhirnya pihak FMC akan meminta sebuah senjata. Senjata apa ? itulah yang Aku pikirkan sepanjang perundingan sembari dalam hati terus berharap, semoga senjata yang dia minta adalah sebuah senjata yang sederhana. Diruangan yang bersuhu 23o C keringat ku terus bercucuran mulai dari kepala, wajah, badan hingga kaki, kemeja putih yang Aku kenakan basah kuyup. Hanya berdiam 5 menit sang pang lima akhirnya memutuskan akan meminta sebuah senjata perdamaian, yaitu sebuah robot yang dikendalikan secara jarak jauh dengan bertenagakan dual reaktor nuklir.
Aku pun langsung menyetujui permintaan pang lima FMC itu. Ketika video call di putus, Aku berdiri dan berkata “Aku butuh semua ilmuan yang tinggal di wilayah Republik untuk melakukan riset senjata perdamaian ini !”. Seluruh isi ruangan mulai sibuk, Aku kembali duduk dan bersandar di kursi coklat besar sembari mengelap keringat yang keluar dari tubuhku dengan sapu tangan kecil di saku kanan jas ku.
Perang terus berlanjut, pengamanan pusat pemerintahan terus diperketat, semua orang sibuk terutama kementrian pengetahuan dan teknologi. Kami semua sedang meracik dengan memeras keringat dan pikiran untuk membuat senjata perdamaian. Semua ilmuwan telah berkumpul di sebuah hanggar pesawat yang telah dialihkan fungsi sebagai ruang riset raksasa. Aku lah pemimpin riset senjata perdamaian ini, Aku harus fokus demi dunia yang kembali damai.

LAKSAMANA WANITA
2131-, Kini yang Aku lakukan hanyalah duduk dan terus berpikir. Melihat sekeliling yang begitu ceria dan tenang membuat hati yang dulu sangat kelam seperti kepulan asap polusi berubah menjadi cerah bercahaya. Senyuman selalu ada di wajah ku yang penuh keriput ini. Tapi, dibalik senyum dan keceriaan ini masih terdapat sebuah noda yang tidak bisa terhapus, sebuah kenangan hitam yang terkadang mencoreng canda dan tawa. Dunia, dialah noda yang tak bisa hilang dihatiku.
 2065-, Sebuah isu yang tersebar begitu cepat keseluruh dunia merubah pandangan berpikir. Dimana dunia tidak lagi terbagi menjadi banyak negera tetapi hanya ada dua pemerintahan dan dua wilayah. Serikat di bagian utara bumi dan Republik dibagian selatan bumi.
Aku tinggal disebuah pulau besar, sebuah pulau yang terkenal dengan batu bara dan kandungan bahan tambang yang begitu kaya, sebuah pulau yang paling jarang terkena bencana, sebuah pulau yang begitu kaya. Kalimantan itulah nama pulau yang termasuk kedalam negara Republik Indonesia. Disitulah tempat kelahiran ku, tumbuh besar di kelilingi oleh orang- orang yang begitu menyangi ku hingga kini Aku telah berkeluarga dengan kebahagiaan yang selalu menyelimuti.
Lalu setelah sebuah keputusan PBB mengenai pembagian kembali wilayah dunia seseorang datang dan meminta seluruh pribumi Kalimantan berkumpul. Dengan terburu- buru dan berpakaian seadanya Aku bersama suami ku pergi ke sebuah lapangan besar dengan mengendarai Yamaha Trax Froce sebuah sepeda motor yang berjalan tanpa menyentuh tanah. Ketika sampai disana telah berdiri sebuah podium anti gravitasi yang melayang dengan seorang pria besar berdiri diatasnya. Lapangan yang begitu besar telah penuh sesak dengan pribumi Kalimantan dan robot- robot kamera yang melayang- layang mengambil gambar di sekitar lapangan, dengan begitu lantang dia berpidato dan menyebutkan namanya Jeremy Rawhen, dia berpidato dibantu dengan translater mic sehingga kami semua bisa mengerti apa yang dia katakan. Isi pidatonya begitu membakar semangat kami. Mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat, yang berani menantang penjajah hingga merdeka, kalian bersusah payah mempertahankan negara ini termasuk pulau ini, maka janganlah kalian biarkan diperintah oleh kekuasaan lain, pertahankan Kalimantan, pertahankan Borneo, tolaklah pembagian kekuasaan baru dunia ini, jadikanlah kalian sebagai pribumi pulau Kalimantan yang bebas. Seluruh orang di lapangan pun bersorak tiada henti dan mengagungkan Jeremy.
Pemerintahan yang telah dibentuk oleh Republik Indonesia dibubarkan, pulau Kalimantan berdiri tanpa pemerintahan dan Jeremy pun muncul sebagai penyeimbang keadaan maka dialah yang memimpin namun tidak menguasai tanah kelahiran ku. Semua berjalan dengan baik, pulau Kalimantan bebas kekuasaan dunia dan dunia menyebutnya sebagai Freedom Island. Dunia mengisolir Kalimantan, namun kami semua masih tetap hidup dengan memenuhi kebutuhan secara domestik, Jeremy sebagai pemimpin sangat sering melakukan pidato dan melakukan pendekatan ke pribumi, dia belajar bahasa Indonesia, membaur dan sangat- sangat menghargai kebudayaan yang masih bertahan di zaman yang penuh dengan teknologi tinggi. Melihat dunia tanpa PBB lagi, Jeremy membuat sebuah kerjasama militer sebagai kepala hukum dunia yang akan menggantikan PBB. Freedom Mililtary Coorperation, itulah nama yang dia beri kesebuah badan kerjasama militer yang merekrut anggotanya dari seluruh dunia. Alutsista berdatangan terus menerus ke tanah kelahiran ku, bandara komersil dirubah menjadi sebuah markas besar FMC. Pesawat tempur, pesawat transportasi militer, helikopter,  mobil- mobil baja khusus perang, hingga kapal induk terus berdatangan mengisi markas besar FMC.
“Fin, kamu dapet surat dari FMC nih” kata suami ku di pagi hari “Apa isi suratnya ?” jawab ku dengan mengerutkan dahi. Suami ku pun memberikan suratnya kepada ku dengan tangan kanan dan wajah yang menunduk. Surat itu mengatakan bahwa “Sharfina Masayu, 22 tahun direkrut sebagai operator pengendali perairan FMC” dengan terus membaca isi surat Aku duduk disebelah  suami ku dan mulai banyak pertanyaan muncul di kepala yang baru saja kembali bekerja setelah beristirahat. “Aku direkrut FMC” kata ku dengan isi hati yang bercampur- campur diantara sedih, senang, cemas, dan bingung semuanya menyatu.”Ya sudah datanglah kesana, nggak banyak orang berkesempatan kaya kamu Fin” kata suami ku dengan merangkul badan ku. Sebagai wanita yang masih mengenyam pendidikan jurusan transportasi laut dan perkapalan Aku langsung terima tawaran ini. Semua Aku siapkan untuk pergi ke markas besar FMC yang berjarak sekitar 80 km dari tempat kediaman ku. Suami ku menyiapkan mobil untuk mengantarkan ku kesana, Tas yang berisi pakaian, peralatan diri dan dokumen- dokumen yang diminta dalam surat perekrutan sudah siap di tangan kanan ku. Aku pun berangkat menuju masa depan yang akan ku tempuh dengan penuh harapan.
2072-, “Lapor, Laksamana Sharfina, kami mendeteksi sebuah perseteruan bersenjata terjadi di sektor perbatasan 719,09-8 daerah perairan. Apakah ada perintah dari Laksamana ?” Lapor seorang operator kapal monitor kepada ku “Baik teruslah pantau, jika perseteruan meluas kirim unit kita dan lakukan kontak senjata hingga mereka menyerah” “Siap Laksamana !”.  Disini Aku baru mengetahui kenapa di dunia baru yang di desain sedemikian rupa agar damai tetap membutuhkan sebuah kepala hukum dunia. Karena prestasi ku yang begitu gemilang, karir ku berjalan sangat baik hingga selama 7 tahun berkarir, Aku menduduki sebuah jabatan yang begitu tinggi sebagai Laksamana perairan FMC. Dengan pakaian seragam FMC berwarna biru tua dengan berbagai pangkat yang terbordir di dada dan lengan, Aku terus memantau pergerakan situasi perseteruan itu hingga ini bisa dikatakan sebuah perang bukan lagi perseteruan. “Kirimkan 10 unit Wave Shadow R511 dan 5 unit Ocean Fire T700 bersenjatakan lengkap menuju sektor perbatasan 719,09-8 seru mereka untuk gencatan senjata bila tidak bisa hajar mereka semua tanpa pandang buluh !” Seru ku memberi perintah kepada seluruh anggota di sebuah mic yang tersalurkan ke seluruh speaker di markas perairan FMC. Dari tower utama Aku melihat 15 unit kapal FMC pergi menuju tempat peperangan dengan kecepatan tinggi.
2105-, Peperangan masih terjadi walaupun FMC terus- menerus turun dan berusaha menghentikanya tiada lelah. Aku yang sudah berusia lanjut terus memimpin unit perairan FMC, dan kini FMC kembali mengirimkan pasukan untuk menghentikan perang di perbatasan. Serum yang telah di suntikan kedalam tubuh ku untuk memperpanjang usia benar- benar berfungsi secara maksimal, di usiaku yang telah menginjak 62 tahun Aku tetap bisa melakukan aktifitas- aktifitas berat tanpa terasa kelelahan dan tanpa terserang penyakit yang menghambat.
Aku berlayar dengan kapal perang Wave Shadow R511 full armored ditemani  30 awak kapal dan 60 pasukan perang perairan FMC untuk menuju perbatasan sektor 8892,0988-5 ekuator 9. Perlayaran ini akan memakan waktu 1 minggu lamanya. Ini pertama kalinya Aku terjun langsung ke medan perang dan siap melihat penderitaan dan sakitnya sebuah peperangan. Semua itu harus berhenti, perang hanyalah sebuah cara akhir yang penuh kesedihan dan kepedihan. Ditengah perjalanan, Kapal yang Aku pimpin disalip oleh sebuah pesawat besar Jumbo jet Traveller 145 DX milik FMC yang juga akan menuju tempat yang sama. Namun, dari arah utara datang sebuah rudal yang tidak terdeteksi oleh radar kami, tiba- tiba pesawat raksasa yang begitu gagah mengudara hancur berkeping- keping dihantam rudal tersebut. Semua awak kapal panik dan cemas menunggu konfirmasi pusat mengenai kejadian ini. Aku benar- benar tidak percaya, siapa yang berani menembak pasukan FMC dan mengapa ? kami membawa kebebasan kepada kalian tetapi kenapa kalian tolak ?
Terdiam dan terus memandang kearah kepulan asap dari pesawat itu, Aku menunggu kontak dari awak pesawat. “Coba ukur jaraknya dari kapal kita” perintah ku kepada salah satu operator kapal “Siap, Laksamana !, jarak 72,9 km” “Tak ada kontak dari pesawat, Arahkan kapal kesana segera, kecepatan penuh” Aku memberikan perintah untuk menuju tempat jatuhnya pesawat FMC dan mencoba mengevakuasi korban yang selamat. Sekitar 40 menit kapal sudah mendekat ke puing- puing pesawat dan radar mendeteksi ada 1 orang yang masih bernafas. Aku mengirimkan 1 robot untuk mengevakuasi korban selamat itu.
Dengan berlari Aku menuju buritan kapal tempat klinik perawatan berada dan disana ada seorang anggota FMC berpakaian khusus Komandan yang masih sangat muda. Terlihat begitu lusuh dengan pakaian basah dan pandangan mata yang penuh keputus asaan.

CATATAN TERAKHIR
Usia ku tinggal 4 jam lagi sebelum eksekusi hukuman mati, ini terakhir kalinya Aku melihat dunia di balik tembok laser biru yang menghalangi, semua telah ku lakukan sesuai rencana, mulut ku kini tidak lagi dapat kalian percaya. Aku mohon maaf kepada semua orang, siapapun itu yang telah Aku korbankan demi jalanya rancana ini. Semoga Tuhan memberikan tempat yang pantas bagi kalian dan sesuai dengan apa yang telah kalian lakukan di dunia ini. Terima kasih sebesar- besarnya juga kepada seluruh orang yang telah percaya dengan ku semoga Tuhan mengabulkan segala doa kalian. Selamat tinggal dunia semua apa yang Aku janjikan telah terwujud, silahkan nikmati secara bijaksana.”

KEMARAHAN YANG MENGUNTUNGKAN
2131-, Bisingnya dunia sudah tidak lagi mengganggu telinga ini, tumbuhan kembali menghijau diiringi kicauan burung yang membuat hari- hari semakin ceria. Dunia telah terbangun dari mimpi buruk yang menyelimutinya selama ini, dunia telah terbangun di dalam suasana yang nyaman dan penuh kebahagiaan. Kini setengah dari tubuh ku adalah mesin. Mesin- mesin yang menggantikan kerja beberapa organ tubuh yang hilang dalam mimpi buruk dunia. Sebenarnya Aku sudah mati tetapi mesin- mesin yang melekat pada tubuh ku tetap membuat hidup dan menuntun untuk terus menatap dunia yang kembali indah dan damai. Tetapi, tiap kali Aku melihat tubuh ku, mimpi buruk itu kembali teringat.
2081,- Aku hanya bisa menangis disudut bunker dan mendengar teriakan ayah ku yang selalu menyuruh ku untuk diam dan tenang. Kedua hal itu sangat sulit dilakukan pada kondisi seperti ini. Tanah bergetar dan suara ledakan, teriakan, tangisan kesakitan pecah dimana- mana yang menyumbat otak untuk berpikir secara rasional. Sudah satu minggu lamanya Aku dan Ayah ku berlindung didalam bunker ini.
Tepatnya pada 12 April 2081 Aku yang masih berusia 9 tahun berpelukan erat pada punggung Ayah ku yang terus berlari menjauh dari kejaran para tentara United Mountain Force atau tentara pegunungan serikat yang berkarakteristik bengis dan tak kenal ampun. Kami dikejar karena Ayah ku menolak untuk mengikuti wajib militer. Ayah ku menolaknya karena tidak mau meninggalkan Aku, satu- satunya keluarga yang tersisa. Ibu ku telah meninggal karena rudal fosfor putih yang diledakan di langit perkampungan ku, kedua kakak ku pun ikut menjadi korban serangan brutal pihak Republik saat itu. Sambil mengangis dan berteriak, Aku berpegangan erat ke punggung Ayah ku yang terus berlari dan melompat menjauh terus berusaha mencari tempat persembunyian yang terbaik. Rumah kami telah rata dengan tanah. Rudal plasma lah yang menjadi pelaku utama. Ditengah pelarian kami sebuah benda raksasa berwujud robot manusia berwarna biru tua terjun dari langit, ketika mencapai ditanah dengan dentuman dan getaran yang begitu keras, dia langsung menghajar semua tank, panser, dan segalanya yang ada disekitarnya. Kami berhasil lolos, Ayah ku terus berlari, Aku berhenti menangis dan terperangah dengan kekuatan mesin penghancur bertuliskan FMC di lengan kananya. Kami pun berhenti dan berteduh dibawah kerangka pesawat yang telah gosong “Han kamu tetap tenang ya, Ayah akan carikan tempat yang aman untuk kita, sekarang kita istirahat sejenak disini” kata Ayah ku dengan terengah- engah dan wajah yang hitam dipenuhi debu. Tidak sampai lima menit, kami mendengar teriakan tentara pegungungan “Keluar dari situ !” seketika Ayah langsung mengangkat ku dan kembali berlari tanpa arah dan Aku mulai menangis kembali. Aku tidak kuat mendengar gemuruh suara mesin- mesin perang dan suara ledakan yang tak henti- hentinya menikam telinga, Aku masih terlalu muda saat itu untuk menghadapi ini. Seharusnya aku masih bermain dan menikmati masa kecil ku dengan kegembiraan bukan seperti ini.
Setelah sekian lama kami terus berlari Ayah ku menemukan sebuah bunker bawah tanah, dengan tergesah- gesah Ayah berlari masuk kedalamnya. “Han, sudah berhenti menangis, semua sudah aman, kita sudah aman disini, tenang ini kita punya banyak makanan dan minuman disini” seru Ayah untuk menenangkan sambil menunjuk kearah stok makanan di bunker. Tetapi itu tidak dapat menghentikan tangis ku dan tidak membuat hati ku tenang, aku dalam posisi ketakutan yang luar biasa saat itu. “Ini kamu minum ini, Ayo minum” Ayah memberikan sebuah botol air minum mineral besar kepada ku yang berada di sudut lantai bunker dan perlahan aku mengambil botol itu serta langsung meminum air yang terlihat begitu segar.
Didalam bunker berukuran 5m x 4m berwarna putih ini kami sama sekali tidak terusik namun suara gemuruh dan ledakan masih saru-saru terdengar. “Han, nanti kalau kamu dewasa jangan seperti Ayah ya, kamu harus berani, jangan seperti Ayah ini yang hanya bisa menjauh dari masalah, kamu harus bisa menghadapi masalah dengan tangan mu sendiri” Setelah berkata itu Ayah memberikan sebuah kalung yang bertuliskan Lee Han-Sang “Ini kalung nama mu pakai ini jangan pernah dilepas”. Kalung itu sudah berada di leher ku saat aku menggenggamnya. Perlahan diriku mulai tenang, begitu juga Ayah ku, didalam bunker ini begitu nyaman, tersedia banyak makanan dan minuman, tempat tidur serta sebuah toilet juga tersedia disudut bunker. Selama 1 minggu kami tidak terusik disana saling bercanda dan bermain bersama membuat hati ku kembali pulih. Tetapi seketika semua itu hilang, suara ledakan muncul dari pintu bunker, Sebuah tangan besi raksasa telah mendobrak pintu bunker, Aku pun berteriak sekeras- kerasnya Ayah memeluk ku dengan begitu erat seketika kepulan asap putih pekat memenuhi bunker dan Aku tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya.
2105,- Aku terbangun di atas ranjang almunium yang berada di dalam sebuah laboratorium canggih, terang dan tenang, tubuh ku kini telah bertumbuh besar, Didalam pikiran sebuah pertanyaan muncul “Kenapa Aku selama ini ?”. Satu- persatu Aku turunkan kaki ke lantai putih yang terasa dingin dan mencoba untuk berdiri. Sekitar ku ada sebuah hologram yang menampilkan tubuh manusia bertuliskan Subject 1056-LHS. Kalung, tiba- tiba Aku teringat kalung pemberian Ayah dan ternyata masih tergantung di leher, tapi dimana Ayah ? Aku harus mencarinya, tetapi dimana dan bagaimana ? ruangan ini tidak ada pintu. Berbagai macam cara telah Aku coba untuk dapat keluar dari ruangan ini. Ditengah- tengah kesibukan ku untuk mencari jalan keluar ada seseorang yang mengenakan baju serba putih dengan masker hijau masuk dari dinding yang dapat terbuka, Kesempatan ! Aku langsung berlari keluar, menuju sebuah lorong yang sangat sepi dan orang tadi mengejarku, alarm pun berbunyi keras dinding lorong menyempit dan sekat- sekat dinding menghalangi ku. Aku kembali terjebak, dengan amarah yang mengalir ditubuh, Aku mencoba meniju dinding itu dan ternyata berhasil, dinding sekat yang terbuat dari baja dapat Aku hancurkan dengan tangan kosong. Aku kembali berlari sambil berteriak “Ayah, Ayah dimana ? ini Han Ayah !” semua dinding yang menghalangi Aku hancurkan begitu juga beberapa orang yang mencoba menghalangi. Tubuh ku terasa begitu kuat dan tidak merasa lelah sedikit pun. Langkah ku terhenti di ujung lorong disana terdapat sebuah ruangan yang penuh komputer dan orang- orang yang tengah sibuk, disaat Aku masuk semua mata yang berada di ruangan itu tertuju kepada ku dan Aku berkata “Dimana Ayah ku ?” salah seorang disana mengatakan “Dia telah mati bung !” dengan teriakan Aku berlari kearah orang itu dan menghajar semua yang berada disekitar, semua orang Aku habisi disana dan peluru- peluru yang mereka tembakan ke badan tidak membuat Aku berhenti untuk terus mengamuk dengan gelap mata.
Ruangan itu pun hancur, namun ada satu komputer yang masih menyala disana tanpa pikiran yang sehat Aku menghancurkanya dengan cara menendang, meninju, membanting secara brutal layaknya seekor gorilla yang tengah mengamuk. Seketika terlihat dari jendela ruangan itu ada sebuah rudal raksasa berwarna putih meluncur dari dasar bangunan besar ini. Aku tidak tahu apa tujuan rudal itu meluncur dan tidak tahu kemana itu pergi. Aku kembali duduk disudut ruangan dan menangis. Seseorang pun datang, pria tua berbadan tinggi, gemuk, berkulit hitam dengan janggut putih dan kaca mata besar berdiri didepan pintu ruangan bersama 6 buah robot penjaga yang melayang- layang disisinya.
“Han, tenang Han, Ayo kesini, tenang” Kata pria itu sambil menjulurkan tanganya dan perlahan mendekati. Dengan mata yang lebam karena terus menangis Aku menatap pria itu, dia tidak terlihat berbahaya. Aku berdiri, berjalan perlahan mendekatinya, tanganya yang besar merangkul tubuh ku, kami berjalan perlahan menjauhi kekacauan yang Aku perbuat. Kami berjalan melewati lorong yang dipenuhi orang- orang berpakaian militer lengkap dan semuanya menatap kearah ku, 6 buah robot penjaga  kini melayang- layang disisiku. Dari yang Aku perhatikan, pria tua ini seperti seseorang yang memiliki jabatan tinggi, karena setiap kami lewat para tentara langsung hormat dan dalam posisi siap. Sekitar 3 menit kami jalan perlahan dan sampai di depan sebuah ruangan dengan pintu yang besar dan diatasnya bertuliskan ruang kementerian riset dan pengembangan teknologi Republik. Aku berada di Republik, kenapa bisa ? Aku mulai merasa takut ketika membaca tulisan Republik karena Aku adalah warga negara Serikat, musuh dari Republik.
Lalu, pria tua itu mempersilahkan Aku duduk disebuah sofa besar berwarna abu- abu. Dia menatapku dengan tatapan yang hangat.
“Han, kamu sadar, sekarang kamu ini apa ?” tanya pria tua itu dengan nada yang meninggi
“Uh, tidak pak” jawab ku dengan terbata- bata
“Kamu adalah manusia cyborg pertama yang berhasil hidup dan bertumbuh setelah kematian” mendengar perkataan pria tua ini Aku kebingungan sebenarnya apa yang terjadi dan mengapa “Cyborg ?, maksud bapak setengah mesin ? lalu dimana Ayah ku ?” tanya ku dengan wajah penuh keheranan “Jadi, kamu ini sebenarnya sudah mati Han begitu juga dengan Ayah mu. Tapi kami berusaha membangkitkan kalian dengan memasang berbagai perangkat kehidupan di tubuh mu dan Ayahmu, tapi fisik Ayahmu terlalu lemah maka dia tidak dapat bertahan hidup dan kamu, fisik kamu kuat. Perangkat kehidupan bernama Human Bot After Live bekerja secara optimal di tubuh kamu membuat kamu bertumbuh dan terus hidup sampai sekarang”
“Kenapa Aku mati ?” Tanya ku sambil berdiri dari sofa “Destroyer Han, kamu terbunuh oleh destroyer yang kehilangan kendali. Aku yakin kamu pasti ingat bagaimana bentuk Destroyer itu      kan ?” “Iya Aku ingat robot raksasa berwarna biru tua” jawab ku sambil kembali duduk di sofa “Dan kamu tau Han apa yang baru saja kamu perbuat ?..... Kamu sudah meluncurkan rudal siluman ke arah samudera sektor batas 11-127 tanpa target, jadi rudal itu akan baru berhenti jika menabrak sebuah benda, kami tidak punya kontrol akan rudal proto type itu, dia siluman” kata pria tua itu sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah ku, setelah mengatakan itu pria tersebut berdiri dan pergi dari ruangan besar ini sambil berkata “Kamu bertanggung jawab atas ini”.
Aku hanya  bisa terdiam diruangan itu ditemani 6 buah robot. Banyak hal yang Aku pikirkan saat itu disaat Aku ingin meninggalkan ruangan itu, Pria tua itu kembali masuk dan mengatakan “Han, sekarang kamu ikut Aku dan bersiap untuk terjun langsung ke peperangan, karena kamu adalah bodyguard yang telah kami rancang” Aku terpaksa mengikuti pria itu karena Aku mengakui kesalahan yang telah ku perbuat dan Aku ingat pesan Ayah yang mengatakan jangan lari dari masalah dan harus bisa menyelesaikan masalah dengan tangan sendiri. Ditengah langkah ku menuju pintu, sekali Aku menoleh kebelakang terdapat sebuah jam digital besar menunjukan tanggal 29 september 2105 pukul 16:44.

INTI CERITA
2131-, “Selamat pagi pak” sapa seorang loper koran sambil memberikan sebuah koran yang terbungkus plastik transparan ke tangan ku “Pagi, ayo semangatlah anak muda” sahut ku sambil menebar senyum. Kini aku bisa bersantai dengan nyaman di plataran depan rumah, duduk dibawah pohon yang tumbuh diatas tanah subur tertutupi rerumputan hijau.
“Selamat pagi pak !” teriak seorang pemuda yang sedang jogging melewati rumah ku “Pagi nak ! semangat !” kata ku sambil mengangkat tangan. Dunia, aku sering lupa diri ketika memikirkanya. Dunia yang dulu sangat berbeda dengan yang sekarang. Sembari kembali memikirkan dunia, aku berjalan perlahan menuju rumah ku yang terbuat dari kayu oak. Tepat di ruang tamu terdapat banyak piala, pelakat, piagam dan beberapa penghargaan yang sengaja aku pamerkan. Terus berjalan kedalam foto-foto tergantung memenuhi dinding dan beberapa kamera dari berbagai zaman aku letakan diruang tengah. Dengan tangan kanan yang masih menggenggam koran yang masih terbungkus plastik, aku terdiam dan melihat satu persatu foto- foto yang tergantung. Setiap foto yang aku lihat mereka membawa ku kembali disaat momen itu di tangkap dan membawa ku kembali kesaat dimana dunia begitu kacau, liar dan bahaya.
“Permisi tuan aku punya banyak urusan dengan anda bolehkah aku masuk ?”
“Ya silahkan”
  2056-, Dengan mengalungkan name tag yang bertuliskan pers dengan sebuah pas foto yang memuat wajah ku disana aku terus berjalan, berpetualang mencari peristiwa penting yang terjadi disana- sini. Kamera Canon EOS triple pixel 5D selalu berada di tangan ku. Dialah teman setiaku yang selalu membantu mengabadikan semua momen penting yang aku perhatikan selama bekerja. Kantor –kantor puast pemerintahan adalah tempat favorit untuk mencari berita. Ketertarikan akan dunia jurnalistik dan politik membuat ku menjadi salah satu wartawan kelas dunia yang sudah diakui federasi wartawan internasional. Berbagai isu politik, skandal politik semua aku abadikan dan diolah untuk menjadi sebuah berita yang ditampilkan di media cetak, media hologram dan di sebuah website yang aku kelola sendiri. Selama bertahun- tahun ratusan bahkan ribuan berita telah aku buat dan aku bagi kedunia. Nama ku sangat terkenal di tanah kelahiran sebagai wartawan yang berani dan lugas dalam setiap membuat berita. Hingga hampir seluruh politisi Russia mengenal ku dan membuat mereka benci kepada ku bila mereka tersandung sebuah kasus, karena tak segan- segan aku mengejar mereka demi mendapatkan sebuah informasi yang berharga.
2059,- Tak ada berita yang menarik di negara ku, keadaan politik sangat stabil dan aman. Bukanya senang aku malahan tidak menyukai hal ini karena tidak ada berita yang menantang untuk ku gali dan aku buat. Akhirnya, berbekalkan hologram tab aku mencari berita- berita politik terhangat yang terjadi di dunia dan salah satu kawan ku mengatakan terjadi isu politik di Turtle Bay, Manhattan, New York City, Amerika Serikat tepatnya di gedung sekertariat PBB. Disana sedang hangat- hangatnya membahas persatuan dunia. Mendengar informasi itu aku sangat tertarik dan bersegera terbang ke negara bagian Amerika Serikat itu. Di atas pesawat aku terus mencari informasi tentang masalah yang akan ku bahas dan di olah menjadi berita. Banyak sekali informasi yang aku dapatkan di atas ketinggian 32.000 kaki.
New York City, akhirnya kaki ku bisa berpijak di tanah kota besar ini. Hal pertama yang aku lakukan disana adalah menghubungi kawan ku untuk menjemput di airport.
“Hai Boris, bagaimana kabar mu ?” tanya kawan ku sembari menjulurkan tangan untuk menjabat.
“Luar biasa, Aku baik- baik saja Raph. Kau sendiri bagaimana kabar mu ?” “Aku juga luar biasa tidak pernah buruk” percakapan ku terus berlanjut diwarnai canda dan tawa. Dia adalah Raphael Hamstag kawan ku dari Amerika, kami saling kenal saat pertemuan wartawan dunia di Al Wahda Mall, Abu Dabhi 2 tahun yang lalu. Tempat pertama yang kami singgahi adalah sebuah restaurant kecil di pinggir jalan, disana kami berdua sarapan dan terus berbincang mengenai masalah politik dunia.
“Boris, kamu pasti tidak akan percaya dengan wacana yang dikeluarkan oleh PBB” kata Raphael dengan mulut yang penuh dengan pancake. “Ya sungguh mengejutkan, kalau benar- benar terjadi butuh puluhan tahun untuk menyetabilkan kondisi baru ini” “Ini baru wacana tapi semuanya tidak ada yang tidak mungkin” “Iya, ok setelah kita selesai dengan ini antar aku langsung ke gedung PBB”.
Perjalanan menuju gedung PBB cukup memakan waktu dikarenakan lalu lintas begitu padat tapi, aku sudah terbiasa dengan hal ini karena di tanah kelahiran ku kemacetan adalah hal yang terjadi setiap hari. Begitu sampai di gedung berbentuk kotak berwarna biru itu aku langsung mengambil sahabat sejati ku dan mengabadikan pemandangan di sekitar gedung yang penuh wibawa ini. Masuk kedalam berbekal kartu tanda pengenal sebagai pers kami berdua bebas kesana kemari menjelajahi gedung itu.
Mengenai wacana pembagian wilayah dunia, aku mewawancarai beberapa politisi disana untuk mendapatkan keterangan dan informasi. Hasil yang aku dapatkan cukup memuaskan banyak informasi baru dan begitu terang membuat isu ini sangat menarik untuk dibuat menjadi sebuah berita. Informasi telah ada hal selanjutnya adalah merangkainya menjadi sebuah berita yang aku tulis dengan hologram pad keluaran Microsoft. Sekitar 15 menit aku menulis berita hangat tersebut dan berniat untuk menuju ke apartemen tempat tinggal ku selama di New York. Saat keluar gedung dari kejauhan aku melihat sebuah mobil yang begitu memukau, Rolls Royce Apparition mobil mewah  berkelir hitam dan emas tersebut di kawal oleh 2 buah sepeda motor Honda STX1300 yang dikendarai anggota NYPD.
“Sepertinya ada orang penting yang datang” kata ku sambil mengangkat kamera untuk mengabadikan gambar. Mobil mewah tersebut masuk kehalaman parkir dan berhenti di lobby tempat aku berdiri. Dari mobil tersebut keluar seseorang yang memiliki tinggi badan lebih dari 2 meter dengan rambut pirang dan wajah tampan. “Siapa dia ?” tanya ku kepada Raphael “Jujur saja aku baru melihat orang ini disini” “Sepertinya menarik, bagaimana kalau kita masuk lagi ?” “Itu keputusan mu, jadi terserah saja” jawab Raphael dengan wajah datar. Aku kembali masuk ke gedung itu dan mulai bertanya –tanya siapa orang tadi. Aneh, dari 12 orang yang aku tanya mereka tidak mengetahui siapa orang itu hingga 2 polisi yang mengawal tidak mau menyebutkan nama pria tampan itu.
Dengan kecewa kami pulang menuju apartemen bersama ratusan pertanyaan yang masih menggantung di pikiran. Berminggu- minggu lamanya Aku berada di Amerika, setiap hari keluar masuk gedung PBB dan hampir setiap hari aku melihat mobil Rolls Royce Apparition terparkir tanpa supir di lobby. Waktu memaksa ku untuk kembali ke Moscow. Selama di New York aku dapat menulis 8 berita mengenai wacana PBB.
2063,- Aku dipanggil kembali oleh Raphael ke New York city untuk membahas wacana PBB tersebut dia mengatakan bahwa PBB telah menyebar surat informasi tentang wacana tersebut keseluruh dunia. Di Russia surat itu di tujukan kepada Presiden dan aku telah mendapatkan komentar dari beliau dan beberapa politisi mengenai hal ini. Satu minggu setelah undangan Raphael aku terbang ke Amerika. Ketika sampai di airport Raphael telah ada disana “Ini ada yang aneh, orang itu kamu masih ingat ?” kata- kata sambutan yang buruk dari Raphael kepada ku “Iya yang pakai mobil Rolls Royce itu ?” “Benar !, dia mengikuti rapat PBB. Tapi politisi- politisi tidak mau memberi tahu peran dia bahkan namanya” “Loh ? ada apa ini ? itu sangat menarik Raph kita harus gali informasi mengenai orang itu. Dia satu- satunya politisi yang tidak aku kenal di gedung PBB”
Dengan cepat dan berlagak seperti detektif kami berdua menuju gedung PBB. Sampai disana mobil tersebut sudah ada di depan lobby. Ketika kaki kami masuk kedalam lobby telah dipenuhi dengan wartawan lain dan tanpa disangka pria itu keluar sendirian tanpa penjagaan. Dengan sigap aku langsung memanggilnya “Tuan, permisi tuan !” tapi pria itu acuh saja tanpa menoleh sedikit pun untuk mencari siapa yang memanggilnya dan langsung masuk ke dalam mobil mewah miliknya.”Buruk, kita cari tahu kedalam saja Raph” “Ayo jangan sampai kita ketinggalan dengan yang lain”. Kekecewaan kembali kami dapat, tetap tidak satu pun politisi maupun staf yang mau menjawab pertanyaan kami mengenai pria pengendara Rolls Royce itu. “Mobilnya Rolls Royce, bisa jadi dia orang Inggris” Kata Raphael ditengah-tengah perjalanan menuju apartemen “Semuanya tidak ada yang tidak mungkin” jawab ku. Perjalanan menuju apartemen itu sangatlah sunyi tanpa percakapan dari kami berdua. Keesokan harinya kami pergi ke kantor pusat pemerintahan Amerika Serikat yaitu Gedung Putih. Aku sangat senang berada disana banyak sekali informasi yang bisa di gali dan dibagi menjadi sebuah berita. Terhitung selama 2 bulan aku di Amerika sebanyak 47 berita sudah aku bagikan ke website pribadi ku. Tapi yang masih mengganjal adalah siapa sebenarnya pria tinggi berambut pirang itu.
Berbagai macam cara telah aku perbuat untuk mencari tahu siapa pria itu tapi hasilnya nihil. Identitas pria itu benar- benar di tutupi dan disembunyikan dari publik. Beberapa kali aku panggil dia saat dia keluar tetapi dia tidak ada jawaban dan hanya sekali saja dia menoleh ke arah ku dan menatap ku beberapa detik saja sebelum masuk kedalam mobilnya yang memiliki kaca film hitam pekat.
Masih ditahun yang sama aku mendapatkan sebuah kabar tentang isu politik yang terjadi di Inggris dan membuat ku untuk terbang kenegara kerajaan itu. Disana aku mencari informasi sendirian tidak seperti saat di Amerika Serikat. Selama disana aku tinggal di sebuah hotel kecil yang lumayan nyaman untuk menjadi tempat tinggal. Berada di tengah kota yang ramai dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk sebuah hotel kecil. Kamarnya hanya berukuran 3 x 5 meter dengan 1 buah jendela besar yang menghadap kearah jalan raya. Di balkon jendela itulah aku terus menulis berita –berita dengan hologram tab dan langsung membaginya ke website.
Pagi hari menjelang, matahari mulai tinggi, suara kendaraan dan kesibukan orang mulai terdengar di jalan raya. Ada yang berbeda di pagi itu, di depan pintu terdapat secarik surat dengan amplop putih besar dengan tulisan London Medical Technology Center berwarna biru. “Surat apa ini ?” kata ku sambil membuka lem yang mengeratkan amplop tersebut. Isinya ada beberapa buah kertas dan salah satunya sebuah undangan untuk menerima suntikan serum perpanjang usia. Luar biasa harga serum ini sangat mahal yaitu $ 278.000.000.000. Hanya orang- orang kaya kelas dunia saja yang dapat mendapatkan suntikan serum itu dan aku sangat beruntung mendapat undangan secara gratis. Tapi dari siapa undangan ini ? kenapa di tujukan kepada ku ? dilembar kertas berikutnya bertuliskan sebuah keterangan pengirim undangan yang bernama Jeremy H. Rawhen.
Namanya asing aku tidak pernah tahu ataupun kenal dengan orang yang memiliki nama ini tapi kenapa dia mengirimkan undangan serum ini kepada ku ? dan undangan ini tidak mungkin salah karena menyebutkan nama ku dengan tepat dan alamat tempat tinggal ku di Moscow. Berbekal nama pengirim yang aku jadikan sebagai keyword aku mencari dan terus mencari bagaimana wajah si pengirim dan apa pekerjaanya. Sekitar 3 jam aku mencari di internet dan tidak mendapatkan apa yang aku inginkan nama tersebut sangat langka hingga page google terakhir pun tidak menyebutkan secara jelas siapa pemilik nama tersebut.
Malam hari, pukul 19:00 sesuai dengan undangan aku menuju ke London Medical Technology Center. Letaknya lumayan jauh dari hotel tempat tinggal ku. Dengan monorail saja memakan waktu 45 menit untuk menuju gedung besar dengan warna putih mengkilap itu. Sesampainya disana aku dipandu oleh seorang suster untuk menuju sebuah ruangan yang besar, mewah namun sangat sepi hanya ada 2 orang saja yang duduk disana. “Selamat malam pak, luar biasa bisa mendapatkan suntikan serum ini, saya sudah daftar 2 tahun lalu dan baru dapat giliran sekarang” Kata salah seorang pria yang mengenakan jas merah marun disana “2 tahun ? kenapa lama sekali ?” tanya ku kebingungan “Loh ? memangnya anda tidak tahu serum ini baru bisa dibuat selama 2 tahun sekali dan sekarang hanya untuk 2 orang saja. Dan pasti itu untuk saya dan anda” “Aku tidak mengerti. ternyata begitu cara mendapatkan serum ini” “Mohon maaf sebelumnya, pekerjaan anda apa ?” tanya pria itu dengan wajah yang begitu kebingungan dan kedua alis yang dikerutkan “Aku seorang wartawan pak, yang kebetulan pemilik website PoliticanGo” jawab ku dengan lugunya, maklum saja informasi mengenai serum ini sangat sedikit dibagikan ke umum yang membuat seorang wartawan seperti diriku ini tidak mengetahui tata cara mendapatkanya, yang aku ketahui hanyalah harga dari serum ini yang selangit. “Luar biasa, berapa lama anda menabung untuk mendapatkan ini. Atau anda punya bisnis sampingan ?” “Tidak, aku mendapat undangan untuk mendapatkan ini pak” “Oh, anda orang yang begitu beruntung rupanya, selamat kalau begitu”. Setelah percakapan yang kurang nyambung itu nama pria disebelah ku ini dipanggil kedalam ruangan kecil dengan lampu berwarna biru muda. Sekitar 3 menit pria itu sudah keluar dengan wajah segar dan melambaikan tangan kepada ku dan meninggalkan bersama asistenya.
“Tuan Boris Zafranor” nama ku disebut, aku langsung masuk keruangan itu. Didalamnya ada 2 orang pria mengenakan pakaian laboratorium lengkap dan mempersilahkan aku untuk tiduran diatas ranjang almunium. Suntikan berbentuk pistol dikeluarkan dari dalam lemari pendingin dan langsung di injeksikan kelengan kanan ku. Hidup ku akan panjang, hingga 100 tahun kedepan dapat dipastikan aku masih bisa melihat matahari setiap pagi dan bulan dimalam hari.
2065,- Aku berada di Dubai, untuk menghadiri acara pengesahan pembagian ulang wilayah dunia. Hanya menjadi utara dan selatan, Serikat dan Republik. Dari banyaknya rapat yang membahas hal ini aku mengabadikan 5 diantaranya dan ini adalah final dari rapat- rapat tersebut. “Boris !” aku menoleh kearah panggilan itu dan ternyata itu adalah Raphael “Wah, kamu kesini juga ternyata ?” “Itu pasti, ini adalah peristiwa yang begitu bersejarah, aku juga harus mengabadikanya”.
Rapat pengasahan dimulai pada pukul 09:41 waktu setempat. Seluruh perwakilan dunia ada disini membuat penjagaan sangat- sangat ketat dan mengerikan. Ditengah- tengah jalanya rapat ada seorang pria yang tiba- tiba mengusulkan penolakan. Astaga, pria yang mengajukan keberatan itu adalah pria berambut pirang aku cari- cari identitasnya selama ini dan dari sana aku mengetahui namanya adalah Jeremy Rawhen. Dialah orang yang berbaik hati memberiku serum itu, bagaimana bisa dia menolak selama ini dia selalu keluar masuk gedung PBB dan terlihat begitu akrab dengan politisi- politisi lain. Dari gerak- gerik yang terdahulu dia bukanlah oposisi untuk hal ini.
“Itu dia Raph, dia orang kita cari tahu selama ini” kata ku kepada Raphael dengan tercengang tangan ku langsung reflek mengambil puluhan gambar wajah Jeremy. Dia melakukan walk out dari ruang rapat. Namun, tak ada satu pun yang menghalanginya. Aku kembali mencari tahu siapa dia sebenarnya dan dihari yang sama aku mendapatkan informasi bahwa dia adalah staff kerajaan Inggris. Benar rupanya, dia adalah orang inggris persis seperti yang pernah dikatakan Raphael beberapa tahun lalu kepada ku. Di akhir rapat secara resmi dunia telah terbagi ulang wilayahnya dan PBB resmi juga membubarkan diri.
“Boris, besok PBB akan membuang berkas- berkasnya sebanyak enam kontainer. Dari situ kita bisa cari tahu siapa Jeremy sebenarnya” kata Raphael di video call “Maksud mu apa ?” “Jadi begini, kita beli semua berkas –berkas itu sebagai sampah dan kita harus cari berkas yang terdapat nama Jeremy disana. Aku kenal banyak staff PBB disana pasti akan memudahkan kita untuk mendapatkanya” kata dia dengan semangat “Setahu aku berkas sisa akan dibakar Raph” “Aku sudah pesan kepada para staff untuk memalsukan berkas yang akan dibakar” Dalam hati ku berkata wartawan ini benar- benar berlagak seperti detektif jagoan, tapi untuk mendapatkan informasi penting memang haru begini.”Ide mu bagus Raph aku dukung”.
Seminggu setelah peresmian pembagian wilayah aku dan Raphael baru selesai melihat- lihat satu kontainer berkas sisa PBB dengan hasil nama Jeremy Rawhen tidak ada disana. Disaat beristirahat kami terkaget mendengar berita mengenai tindakan Jeremy yang menyendera 1 pulau di Republik Indonesia yaitu pulau Kalimantan atau Borneo. Disana dia berpidato dan memutuskan untuk membuat Kalimantan menjadi pulau yang bebas tanpa kekuasaan Republik atau serikat. Kami berdua hanya bisa menggeleng- gelengkan kepala mendengar berita tersebut.
Pencarian berkas terus berlanjut dan akhirnya kami mendapatkanya satu buah dokumen perjanjian dengan cap Top Secret yang mengatakan konspirasi dunia, propaganda kekuasaan. Dokumen itu berisi tentang skenario milik Jeremy H. Rawhen yang akan menguasai dunia dengan cara berpura- pura sebagai orang yang benar dan baik. Semua di sebutkan dengan jelas disana membuat bulu kuduk  berdiri begitu membaca kata perkata yang disusun dengan sangat terintegrasi, detail dan rapih. Pada halaman terakhir dokumen tersebut ditanda tangani oleh sekjen PBB, gubernur bank dunia, dan beberapa pemimpin negara- negara adi daya.
Tindakan pertama yang terpikir adalah memperbanyak dokumen ini. Mulai dari di photo copy, scaning, sampai di foto tiap halamanya dengan kamera. Pada akhirnya semua selesai aku dan Raphael masih terdiam dengan sel- sel otak yang terus berjalan memikirkan konspirasi dunia ini. Apakah mungkin sebuah konspirasi besar- besaran ini dapat terbongkar ditangan dua orang wartawan ? Apa ini hanya sebagai pengecoh dari konspirasi politik besar yang ada ? Semua itu mungkin terjadi sama halnya dengan dunia ini, manusia sudah ada dari ratusan ribuan tahun lalu dan dunia ini belumlah selesai untuk di jelajahi. Ditengah keheningan itu telepon genggam Raph berdering dia mengangkatnya dan berjalan keluar kamar. Kira –kira hanya satu menit Raphael berlari kembali ke kamar dengan wajah pucat dan berkata “Boris ! kita harus pergi sekarang ! polisi tengah mencari keberadaan dokumen ini dan mengetahui kalau kitalah yang memilikinya !” “Astaga ! tapi kita harus kubur salah satu hasil kopian dokumen ini ! kita lakukan segera sekarang di halaman parkir belakang apartemen ini” dengan sangat cepat kami berdua berlarian menuruni tangga darurat dengan membawa skop kebun dan satu tas berisi kopian dokumen itu. Dengan cepatnya dan setengah sadar aku menggali tanah berpasir di halaman belakang apartemen. “kedalamanya sudah cukup ayo masukan tas itu !” Seru aku kepada Raphael yang berwajah pucat pasi dan celingukan menenteng tas berisi kopian dokumen rahasia milik Jeremy. Dia langsung melemparnya kedalam lubang dan aku menutup lubang tersebut dengan sangat rapih berharap tidak seorang pun yang menyadari ada sesuatu yang dikubur didalam sini. “Memangnya yang menghubungi kamu tadi siapa ?” “Johnatan, pegawai kantor PBB yang mengurus pembakaran dokumen, dia mengatakan hal ini karena sangat terpaksa. Nyawanya terancam bila dia tidak jujur maka akan di bunuh bersama seluruh keluarganya. Kita pun juga begitu Boris”
Kami meninggalkan apartemen tersebut dan mengendarai mobil entah kemana tujuanya. Raphael mengendarai mobil sambil terus menerus menoleh kebelakang dan kesamping kanan- kiri. Perjalanan tanpa arah berlangsung sangat lama hingga mancapai jalanan gurun yang entah dimana letaknya. Raphael memacu Ford Taurusnya dengan sangat cepat. Namun, di tengah perjalanan sebuah helikopter berwarna biru tua dengan tatto bertuliskan FMC di sisi kanan kirinya menghalangi laju mobil kami. Dengan refleks Raphael menginjak rem hingga mobil kami yang tengah melaju dengan kecepatan 167 km/jam hilang kendali dan berguling beberapa kali di tengah jalan gurun pasir. Air bag aktif didalam kabin, tetapi semua kaca pecah berkeping- keping, atap bengkok dan menekan kepala ku. Ketika berhenti berguling samar- samar aku melihat ke arah Raphael yang tidak bergerak sama sekali. Pintu kanan mobil terbuka, lalu beberapa orang menarik ku keluar mobil menyeret ku dengan sangat kasar hal terakhir yang aku rasakan adalah sebuah pukulan kencang mendarat tepat di wajahku.
Mata ku mulai dapat terbuka lagi dengan perasaan yang tidak karuan. Sekitar ku begitu tenang. Aku tengah berbaring di atas sebuah kasur yang ditopang ranjang kayu besar. Aku hanya terdiam, tidak melakukan apa- apa disana. Aku tidak tahu berada dimana, tetapi ada yang aneh tubuh ku tidak merasakan sakit sama sekali setelah mengalami sebuah kecelakaan mobil yang mengerikan. Mencoba duduk dan ternyata bisa, ternyata aku berada disebuah kamar tidur berukuran kecil dengan nuansa kayu yang begitu alami dan asri. “Anda sudah sadar rupanya ?” suara itu berasal dari pintu yang telah tebuka, itu adalah suara dari mulut seorang pria yang aku cari- cari selama ini dia adalah Jeremy Rawhen. “Saya baru mau memulai hal ini dan ada dua tikus kecil yang mencoba membawa lari rahasia, terpaksa aku melakukan ini. Boris ! anda sekarang adalah tawanan FMC. Freedom Military Cooperation sebuah kerjasama militer kebebasan yang aku bentuk. Dan pasti anda mengetahui kenapa anda menjadi tawanan kan ?” “...........Kau benar- benar penjahat sesungguhnya Jeremy, apa yang kau inginkan ? membunuh ku ? silahkan saja tapi rahasia yang kau simpan akan tercium...”ditengah- tengah aku berbicara Jeremy memotong “Anda tidak tahu apa- apa mengenai ini tuan Boris, anda tidak tahu apa yang ada dibalik semua ini. Saya tidak akan membunuh anda itu hal yang sulit. Anda ingatkan mengenai serum itu ? Saya memberikanya kepada anda agar anda dapat melihat semua ini. Karena anda adalah satu- satunya orang selain pejabat yang memperhatikan keberadaan saya, maka saya biarkan anda hidup dan melihat semuanya kalau bisa silahkan rubah segalanya. Tetapi ingat ! anda tidak tahu apa- apa” kata jeremy dengan sangat lantang dan mengintimidasi. Aku kehabisan kata- kata untuk menjawab perkataan pria berambut pirang itu “Lalu dimana ini ? kau menawan ku dimana ? dan dimana Raphael ?” “Anda ada disebuah rumah tawanan dengan lokasi yang sangat rahasia, kebutuhan hidup anda akan dipenuhi terus disini tetapi dengan penjagaan yang sangat ketat, mengenai teman anda, dia telah mati karena kecelakaan itu” setelah berkata itu Jeremy keluar kamar dan terdengar beberapa langkah kaki orang lain menjauh bersama Jeremy disertai suara mesin helikopter yang menyala.
Aku kembali duduk di kasur dan memikirkan tentang Raphael, sayang sekali dia adalah sahabat yang sangat baik tapi dia telah meninggal didalam melaksanakan tugasnya. Mata ku mulai penuh air, dengan kedua tangan menutup wajah aku menangis. Dalam hati berkata memang tidak seharusnya seorang wartawan melakukan hal gila ini, mencuri dokumen rahasia memata- matai seseorang dan berlagak seperti detektif itu bukanlah tugas kami, maka inilah akibat yang aku terima. Tetapi kejahatan ini tidak akan bisa dibiarkan. Memang ada milyaran orang lain diluar sana namun, apakah mereka semua tahu mengenai konspirasi dibalik perdamaian ini ? Aku hanya bisa pasrah menjalani hidup disebuah rumah tawanan yang berdiri ditengah hutan yang lokasinya entah dimana. Didalam rumah ini fasilitas lumayan lengkap, terdapat televisi, komputer tanpa jaringan internet, dan sebuah kulkas. Setiap seminggu sekali sebuah helikopter FMC menurunkan bahan pangan dan sesekali memberikan ku pakaian. Hidup ku disini memang damai tetapi sangatlah datar.
2072,- Hidup ku masih begini- begini saja seperti beberapa tahun lalu menonton televisi tiada habisnya seharian penuh ditemani cemilan yang melimpah membuat berat bada ku naik kira- kira 20 kg. Di tahun ini berita televisi mulai memanas, peperangan terjadi sama persis dengan yang disebutkan dalam dokumen Jeremy. Dalam tekad aku harus tetap hidup sampai aku dapat membeberkan rahasia ini dan menghentikan Jeremy menjadi penguasa tunggal dunia yang otoriter. Tapi, aku tidak tahu kapan, beberapa kali mencoba kabur dari tempat ini. Namun, sebuah pagar barikade yang tidak kasat mata menghalangi langkah ku. Hingga semua berubah ketika hari itu tiba.
2105,- Sudah 40 tahun lamanya aku disini dan aku tidak tahu akan berapa lama lagi aku tinggal disini. Lalu, hal aneh tiba- tiba terjadi, pintu belakang rumah tawanan ku di ketuk dan terdengar suara laki- laki “Permisi, apa ada orang didalam ?” awalnya aku mengira itu adalah Jeremy tapi tidaklah mungkin dia menanyakan apakah ada orang didalam. Pintu pun aku buka diluar terlihat ada empat orang, yang mengetuk pintu adalah anak muda dengan berpakaian anggota FMC disebelahnya seorang wanita cantik dengan mengenakan pakaian FMC juga dan dibelakan mereka ada Baljeet Hamdad yang dirangkul anak muda bertubuh besar yang bertelanjang dada dengan wajah oriental. Tunggu apa itu Baljeet Hamdad presiden India. “Maaf, apakah anda tuan Baljeet ?” sekian lama akhirnya aku dapat kembali berkomunikasi dengan orang lain “Iya benar” “Silahkan masuk, ayo masuk” pakaian yang mereka kenakan basah membuat lantai kayu rumah tawanan ku ikut menjadi basah semua. “Maaf tuan kami membasahi lantai rumah mu dan merepotkan mu, kami hanya mencari tempat singgah setelah pesawat ku jatuh, kapal ku karam, dan helikopter tuan Baljeet juga jatuh kelaut” Kata anak muda anggota FMC itu “Malang sekali memangnya bagaimana ?” kata ku sambil menyiapkan teh hangat untuk mereka.”Sebelumnya perkenalan kami, nama saya Egasta Lucas Salani dan ini adalah Laksamana Sharfina Masayu, Tuan Baljeet Hamdad menteri Teknologi Republik beserta bodyguardnya Han” “Silahkan cerita bagaimana kalian bisa menemukan ku disini, ini teh hangat dan handuk untuk mengeringkan badan kalian” kata ku sambil meletakan 4 buah cangkir teh dan menyodorkan handuk “Awalnya aku ditugaskan oleh Jenderal untuk menjadi komandan regu penyerang yang akan turun kemedan perang, namun, ditengah perjalanan pesawat yang aku tumpangi bersama regu ku di hajar oleh rudal yang entah dari mana asalnya, lalu aku diselamatkan oleh kapal perang dengan tujuan sama yang dipimpin oleh Laksamana Sharfina, ketika aku sedang berbincang –bincang di buritan kapal besama Laksamana rudal itu kembali aktif muncul dari laut dan menghantam kapal yang kami tumpangi hingga hancur beruntung pakaian Laksamana dapat mengeluarkan perahu karet yang menyelamatkan kami berdua, sekitar 1 jam kami mengelilingi puing- puing kapal yang karam tetapi tidak ada ada kehidupan lain selain kami. Alat komunikasi semuanya rusak dan karena kapal milik Laksamana keluar dari jalur maka tidak ada kapal lain yang melewati kami. Tak lama sebuah helikopter melintas dan dari dalam laut rudal putih itu kembali aktif dan juga menghajar helikopter yang melintas sehingga terjatuh kedalam laut. Lalu dari puing- puing helikopter muncul Han yang merangkul tuan Baljeet dan hanya mereka yang selamat dari helikopter. Sudah 4 jam lamanya Han dan aku mendayung perahu karet, Alhamdulillah kami menemukan pulau ini dan rumah Bapak” “Anda seorang muslim ?” “Iya pak ada apa memangnya ?” Aku heran ternyata masih ada juga orang yang memeluk agama di dunia ini “Tidak apa- apa itu luar biasa, lalu apakah kalian tahu rudal itu dari mana ?” “Rudal itu milik Republik, sebuah rudal proto type yang tidak sengaja diluncurkan Han saat dia mengamuk dikantor pusat kementrian riset dan pengembangan teknologi. Rudal itu dirancang merusak segalanya dan bersifat siluman. Radar secanggih apapun tidak akan dapat mendeteksi kedatanganya dan juga dirancang sebagai rudal tanpa ampun seperti yang sudah Ega jelaskan, setiap kendaraan bermotor yang terdeteksi berada disekitar, maka rudal itu akan menghancurkanya. Hingga 10 kali serangan rudal itu barulah berhenti berfungsi. Oh ya semua alat komunikasi juga akan rusak bila rudal itu melintas dan beruntung kami bisa lari dengan perahu karet tanpa mesin” Jelas tuan Baljeet sebagai menteri teknologi Republik “Sungguh rudal yang mematikan, Lalu kenapa anda melintas di laut itu tuan Baljeet ?” “Aku harus melihat kinerja Destroyer baru yang aku rancang secara langsung dan tidak sengaja melewati tempat rudal itu jatuh” “Perkenalkan nama ku Boris Zafranor dulu aku adalah seorang wartawan dan juga pemilik website PoliticanGo” Kata ku dengan bangga memperkenalkan diri kepada empat orang tamu ku ini “Lalu kenapa anda bisa disini tuan Boris ?” tanya Laksamana kepada ku “Ceritanya panjang, aku disini karena memiliki ini” kata ku sambil menunjukan sebuah micro chip, ini adalah barang yang aku miliki selain pakaian ku setelah masuk rumah tawanan ini. Micro chip yang telah berusia uzur ini masih menyimpan dengan jelas data kopian dokumen itu. Aku memang sangat mendambakan saat –saat seperti ini, disaat aku bisa memberi tahu kepada orang lain tentang konspirasi. Ini adalah kesempatan emas bagi ku untuk membuka rahasia dan mengadili Jeremy .
“Apa itu ?” tanya Ega kepada ku “Mungkin kalian tidak akan percaya mengenai apa yang ada didalam micro chip ini, ayo ikut aku” kata ku sambil mengajak mereka menuju kamar tempat keberadaan komputer. Komputer telah menyala, dan micro chip sudah dibaca file dokumen rahasia aku buka dan dengan bangga aku tunjukan kepada merak berempat. “Silahkan kalian baca” kata ku sambil berdiri menjauh dari komputer. Sekitar tiga puluh menit membaca lalu Laksamana Sharfina berkata “Apa buktinya kalau ini asli ?” “Ini asli Fina, struktur penulisan, cover depan, hingga tanda tangan – tanda tangan yang ada disini semuanya asli dan aku masih ingat ini benar- benar PBB yang mengeluarkan dan mengesahkanya, Aku benar- benar tidak percaya dengan hal ini” Kata tuan Baljeet dengan muka terheran- heran. Sekitar dua menit lamanya kamar ku hening padalah ada lima orang disana.
“Maaf memotong, bagaimana mereka bisa masuk kepulau anda ?”
“Aku belum selesai bercerita nak, tolong didengarkan lagi”
Aku sangat yakin dengan empat orang ini kejahatan dan konspirasi dunia akan terbongkar. “Jadi FMC sangat kaya raya karena bank dunia, pertanyaan ku sudah terjawab” kata Ega yang membuka kembali percakapan “Iya apa yang kamu rasakan setelah mengetahui hal ini ?” “Marah, kesal, kenapa aku bisa percaya dengan orang yang akan menguasai dunia dengan menyulut perang terlebih dahulu” kata Ega dengan nada yang tinggi. “Mmmm, mengapa kalian bisa menembus pagar barikade transparan yang ada ?” tanya ku tiba- tiba kepada mereka “Pagar apa ? tidak ada apa- apa saat kami masuk kesini” Kata Han dengan wajah bingung “Aku tidak mengerti dulu aku sering sekali mencoba melarikan diri tapi pulau ini di kelilingi pagar barikade itu” “Mungkin itu hanya dulu dipasangnya tuan Boris, setelah anda sudah tidak ada keinginan untuk kabur maka pagar itu di nonaktifkan” kata Ega. Mungkin seperti itu FMC memperhatikan kebiasaan ku dan disaat aku tidak lagi mencoba melarikan diri mereka sengaja mematikan pagar barikade transparan itu.
 Kini mereka semua percaya dengan kebenaran yang ada dan saatnya untuk menyiapkan strategi pembongkaran konspirasi ini. Aku memimpin mereka untuk membuat sebuah rencana, diawali dengan melarikan diri dari pulau dengan menggunakan helikopter logsitik yang semiggu sekali menyuplai kebutuhan ku. Kedatangan helikopter itu sekitar 3 hari lagi, pemberian logistik tidak pernah telat selama puluhan tahun. Dengan adanya dua orang anggota FMC itu akan memudahkan dalam pelarian. Tempat- tempat tujuan dan markas kelompok ini sudah ditentukan. Segala kondisi dan rintangan yang akan dihadapi sudah di prediksi dan membuat cara penyelesaian serta pencegahanya. 3 hari lamanya kami tidak tidur selalu membicarakan rencana besar ini.
Hari itu pun datang. Dari kejauhan samar- samar suara helikopter terdengar mendekat, Ega dan Laksamana Sharfina berjalan keluar rumah dan menunggu di heli pad. Berbagai kode tangan Ega berikan ke Helikopter tersebut dan helikopter tersebut membalasnya dengan kedipan lampu sorotnya. Sekitar 30 detik lamanya saling balas kode, helikopter besar berwarna biru tua itu turun. Dua orang keluar dari kendaraan terbang dan memberikan hormat kepada Ega dan Laksamana Sharfina. “Terima kasih atas pengertian anda, sekarang tolong bawa kami ini pergi dari sini” teriak Ega kepada salah satu orang dari helikopter lalu dia melambaikan tangan ke arah rumah sebagai kode untuk keluar. Aku, tuan Baljeet, dan Han keluar dengan berlari. Entah kode apa yang diberikan Ega kepada pilot helikopter tersebut yang membuat mereka mau membawa kami dan menuruti setiap printah kami. “Sesuai dengan printah komandan, Kami akan menuju Bumi bagian utara pemerintahan serikat, Sektor 434,-08” kata pilot helikopter dengan menggunakan micro phone “Laksanakan !” teriak Ega. Pemuda ini memiliki karisma yang sangat tinggi dan terlihat sangat berilmu, wajahnya tampan tetapi keras serta tegas. Dia selalu menenteng buku yang terbuat dari mika di tangan kananya. “Ega, buku apa yang selalu kau bawa itu ?” tanya ku dengan penasaran “Ini ? Buku sejarah dari tahun 1939 sampai 2079” jawabnya sambil mengangkat buku itu “Buku inilah yang membuat ku mengetahui banyak hal yang telah terjadi di dunia yang sudah tua ini”.
Belasan jam kami mengudara dan sampailah di tempat aku dan Raphael mengubur kopian dokumen rahasia itu. Tempatnya masih sama seperti beberapa puluh tahun yang lalu yang berbeda adalah tidak ada lagi penghuni yang mau tinggal di tempat bekas konflik besar ini. Aku memberi tahu bahwa disinilah tempat aku menguburnya dan Han dengan tangan kosong kembali menggali tanah keras berpasir itu. Sebuah tas abu- abu besar pun dia angkat dari tanah. Itulah tempat terkumpulnya semua dokumen yang aku simpan, inilah  awalnya dari dunia baru, tidak akan ada lagi perang. Dengan begitu semangat dan tertawa- tawa aku membuka tas itu, menunjukan semua isinya kesetiap orang yang ada disana. Selanjutnya kami semua kembali mengudara untuk menuju gedung kementerian riset dan pengembangan teknologi Republik yang jaraknya sangat jauh dari sini. Kembali lagi berjam- jam kami harus mengudara. Gedung itu sudah kami sepakati sebagai markas tempat kita berunding.
Mulai dari pakar hukum, peneliti, psikolog sampai peramal kami kumpulkan dan kami jadikan sebuah organisasi bawah tanah yang bergerak untuk menghentikan konspirasi Jeremy. Waktu yang kami butuhkan untuk ini tidak lah sebentar, aku perkirakan sekitar 3 tahun tetapi ini terus mundur, mundur dan terus mundur hingga 25 tahun pada akhirnya kami semua siap untuk menangkap Jeremy sebagai penjahat kelas dunia.
2130,- Hari ini, merupakan hari yang tidak akan pernah aku lupakan. Sebuah hari bersejarah yang pasti akan dikenang oleh dunia. Pengungkapan konspirasi dunia, propaganda kepemimpinan dan hal lainya akan habis pada hari ini. 29 Desember 2130, kami berlima dikawal oleh pasukan FMC yang telah sadar akan kejahatan Jeremy datang kemarkas besar FMC di Freedom Island. “Lewat sini tuan silahkan” Kata salah satu anggota FMC sambil mempersilahkan kami untuk mendekat depan pintu besar. “Disini tempatnya” Ega berkata dengan menggenggam kedua tanganya. Pintu pun dibuka di ujung ruangan ada sebuah meja besar dengan hologram yang sedang menyala dan dibalik hologram tersebut ada sebuah kursi yang sedang diduduki oleh seorang pria, dialah Jeremy H. Rawhen. Wajahnya terlihat kaget ketika melihat aku berada di ruangnya bersama empat orang lainya.
“Apa kabar tuan Jeremy ?” Jeremy hanya terdiam dan sesekali menganggukan kepalanya melihat keberadaan kami disana. Aku langsung melempar kopian dokumen rahasia itu dan beberapa dokumen lain yang menguatkan kalau dia adalah seorang penjahat besar. “Sekarang kau lihat orang tua ! kami semua sudah menyadari akan kejahatan anda, sok –sokan sebagai pahlawan perdamaian mengambil alih pulau tempat kelahiran ku hanya untuk menguasai dunia !? dasar manusia terkutuk ! bajingan kau ini !” dengan begitu marahnya Laksamana Sharfina mengatakan itu dan sesekali memukul meja kerja Jeremy. Kami para laki- laki hanya bisa diam melihat seorang wanita yang sedang marah besar. Jeremy tidak berbicara dia terlihat pucat dengan wajah yang ling- lung. “Kau ditahan Jeremy dan sudah terbukti bersalah. Aku akan biarkan dunia menghukum mu !” setelah mengatakan itu anggota FMC yang berada diruangan besar itu langsung memborgol kedua tangan Jeremy dengan laser dan membawanya ketempat tahanan.
Berita ini langsung menyebar keseluruh dunia dengan sangat cepat. Berangsur –angsur peperangan yang masih terjadi mulai meredup dan pada akhirnya selesai. Kami berlima sangat disanjung oleh masyarakat dunia sedangkan Jeremy dia mendapat cacian dan makian dari seluruh dunia. Kini dunia telah menyatu kami semua berdamai dalam kebahagiaan. Api yang membakar dunia sudahlah padam berganti dengan sebuah cahaya terang yang menyejukan.
2131,- Ini adalah hari pengadilan Jeremy H. Rawhen yang akan di suntik mati sesuai dengan permintaan masyarakat dunia. Kami berlima untuk terakhir kalinya akan berbincang dengan beliau. Disebuah ruangan putih yang terhalang laser berwarna biru disitulah Jeremy berdiam menunggu kematianya.
“Bagaimana perasaan anda Jeremy” Tanya ku kepadanya
“Baik, saya senang tuan Boris” jawab Jeremy yang menbuat kami semua bingung
“Apa maksud anda ? masih mau bermain- main ?” kata Ku dengan nanda meninggi
“Tidak, inilah rencana ku, membuat dunia damai. Semua telah terlaksana, saya sangat berterima kasih kepada anda tuan Boris”
“Kata- kata mu sangat ngelantur Jeremy. Kami tidak mengerti”
“Anda ingat tuan Boris, Ketika terjadi tsunami di Asia tenggara dulu sekali sekitar tahun 2004 yang tertulis dalam buku sejarah ? Disana, di Aceh tempatnya ada sebuah organisasi kemerdekaan yang beranama GAM. Anda pasti ingat, GAM akhirnya berdamai dengan Indonesia setelah kejadian tsunami besar itu karena Indonesia senan tiasa membatu memulihkan keadaan disana. Lalu, seluruh dunia entah suku bangsa apa dan tanpa memikirkan perseteruan yang pernah terjadi mereka senantiasa membantu. Kesimpulanya dunia butuh bencana untuk menjadi damai tidak bisa hanya dengan kata- kata peace dengan mengacungkan dua jari. Kalian lihat dunia yang dulu sebelum ada pembagian ulang wilayah, timur tengah khususnya konflik terus ada bukan hanya itu dimana- mana seluruh dunia ada konflik. Saya menginginkan perdamaian, damai yang sesungguhnya D-A-M-A-I. Lalu tidak mungkin bagi saya untuk membuat sebuah bencana alam agar dunia damai. Maka saya membuat sebuah bencana, mengobarkan api yang membakar permata yang  telah dibungkus dengan kain sutera agar indah terlihat dari luar. Lama kelamaan api akan membakar habis kain dan kalian akan berusaha memadamkanya. Didalamnya terdapat sebuah permata indah yang bisa kalian nikmati. Itu tujuan ku disini, dan anda tuan Boris adalah orang yang saya tunjuk untuk menjadi mesin pompa airnya. Ternyata berhasil, dunia damai. Semua yang aku perhitungkan sesuai dengan rencana, aku sengaja mematikan pagar barikade di pulau tempat anda ditawan agar anda dapat melarikan diri dan anda beruntung tuan Boris ada empat orang yang mengunjungi anda maka anda dapat kerja sama dengan mereka. Lalu mirco chip itu kau ingatkan ? aku sengaja meninggalkanya di tubuh anda tuan Boris” Jeremy menangis setelah panjang lebar mengatakan itu. Kami semua pun ikut menangis mengagumi keindahan cara bermain Jeremy dalam membuat dunia ini menjadi damai. Kami semua salah sangka dengan beliau. Jeremy adalah pahlawan yang sesungguhnya. Setiap pahlawan meiliki cara sendiri untuk mencari kebenaran, namun ini adalah cara terindah yang pernah aku ketahui.
“Tuan Jeremy, maafkan aku tuan, aku telah salah menilai mu” Kata ku dengan tangisan
“Aku akan membatalkan eksekusi ini” Ega berkata dan disaat dia ingin pergi untuk melapor Jeremy berkata
“Tidak usah lah, tujuan hidup ku sudah selesai biarkan saya mati. Biarkan orang diluar sana mengira saya orang jahat, toh Tuhan pasti mengetahui siapa aku sebenarnya”
“Baiklah, lalu apa permintaan terakhir anda tuan Jeremy ?” Kata tuan Baljeet
“Mati” satu kata yang membuat suasana ruangan itu sangat hening dan penuh emosi. Sharfina tidak bisa menghentikan tangisnya dan memeluk Jeremy erat- erat sambil terus memohon maaf. Begitu juga Ega dia hanya terdiam dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Aku terduduk di sudut ruangan merasakan emosi yang meledak- ledak. Tuan Baljeet sebagai yang tertua di kelompok kami juga hanya bisa terdiam. Sangat berbeda dengan sebelumnya yang selalu memberikan nasehat kepada kami semua. Lalu si manusia cyborg Han, dia juga diam memandang ke arah Jeremy.
“Kalian tak perlu memberi tahu orang banyak mengenai rancana aku yang sesungguhnya ya, biarkan ini menjadi hal yang langka. Lalu tuan Boris, saya minta maaf karena telah mengasingkan anda di pulau terpencil itu, tujuan saya adalah untuk membuat anda tetap hidup aman” Itu lah kata- kata terakhir sang pahlawan yang sesungguhnya kepada ku.
2 jam setelahnya Jeremy disuntik mati, dunia bersorak mengira bahwa penjahat besar telah tiada. Padahal mereka tidak tahu bahwa dunia baru saja kehilangan seorang pria kelahiran London, 14 Maret 2021 yang telah menjadi pahlawan rahasia. 110 tahun dia hidup didunia ini dan meninggal dengan warisan yang begitu indah, yaitu perdamaian. Didalam sel penjara yang terdahulu terdapat sebuah kertas yang ditulis dengan tinta pulpen berwarna biru. Ini adalah catatan terakhir dari Jeremy H. Rawhen dan dia meminta aku untuk menyimpanya.

SEBUAH WAWANCARA
2131,-
“Ya jadi seperti itulah cerita yang panjang sekali bukan ?”
“Cerita yang sangat luar biasa tuan Boris, tetapi ada satu pertanyaan lagi. Apa peranan Lee Han- Sang di organisasi anda ?”
“Dia yang telah menyatukan kami, jika dia tidak mengamuk dan meluncurkan rudal maka Aku, Ega, Sharfina, tuan Baljeet dan Han sendiri tidak bisa bertemu. Lalu kasus ini tidak bisa terungkap”
“Baiklah tuan aku mengerti”
“Kamu ini sebenarnya siapa ? tiba- tiba datang kerumah ku dan banyak tanya begini ?”
“Aduh, mohon maaf sekali sebelumnya tuan perkenalkan aku Noar Lucas Salani, aku agen dari tahun 2245”
“Kau bercanda ? tunggu Lucas Salani, itu nama panjang Ega sahabat ku, kamu ini siapanya ?”
“Aku tidak bercanda tuan, aku memang dari tahun tersebut kembali ke tahun 2131 untuk mencari sejarah yang hilang. Berbagai bukti telah aku selidiki dan dengan petunjuk kakek buyut ku Egasta Lucas Salani yang aku temui setelah hilang dari dunia selama 80 tahun nama anda Boris Zafranor merupakan nama yang sangat penting di tahun ini.”
“Hmmm, seperti itu rupanya. Jadi Ega masih hidup di tahun 2254 ? luar biasa pasti dia juga menggunakan serum perpanjangan umur itu. Lalu kau kesini pasti pakai mesin waktu kan ? tahun berapa itu dibuat ?”
“Iya benar sekali kakek buyut ku masih hidup tp kondisinya sudah sangat payah. Dan mengenai mesin waktu benda itu dibuat tahun ini tuan, tunggu saja dan tuan pasti tidak heran siapa pembuatnya”
“Baiklah, Lalu aku akan bergantian bertanya. Apa itu sejarah yang hilang ?”
“2131 merupakan tahun awal perubahan dan tahun awal kehancuran, sebuah konspirasi besar akan terjadi lagi”
“Konspirasi apa lagi itu ?”
“Aku tidak dapat menceritakanya kepada anda, karena aku tidak mau merubah sejarah, maka anda harus cari tahu sendiri dan menjalani hidup ini”
“Oke tapi mohon beri aku petunjuk anak muda”
“..........Konspirasi itu akan dibuat oleh seseorang penting dan terkenal didunia ini yang membenci keadaan 2131. Hanya itu yang bisa aku beri tahu mudah- mudahan saat aku kembali ke 2245 dunia tidak berubah. Oh ya sebagai infomasi saja tuan Boris, cerita anda ini sangatlah menarik dan luar biasa akan aku jadikan sebuah buku yang ku beri judul “12 eyes on 2131” terima kasih atas waktunya aku harus pulang sekarang”