Friday, January 17, 2014

Kecil Menjadi Teman Besar Menjadi Musuh

Greetings...

Halo para pembaca entah dimana kalian berada bagaimana kabarnya ? kebanjiran kah ? kalau kalian tinggal di Jakarta pasti merasakan banjir di rumah sendiri, sekitar rumah, ataupun di akses jalan raya. Kalau penulis sendiri merasakan banjir sampe kekamar tidur alias air coklat nan berkuman itu masuk kedalam tempat tinggal. Biarpun tidak melebihi mata kaki tapi itu sudah cukup mengganggu aktifitas. Berjalan di dalam rumah jadi berisik karena langkah kaki di temani suara gemercik air dan 2 sofa milik penulis menjadi korban keganasan si air banjir itu.

Lalu lingkungan sekitar tempat tinggal penulis terendam air banjir lebih dalam karena ketinggian jalan yang lebih rendah dari permukaan tanah rumah penulis maka dari itu jalan akses masuk gang terdapat air yang menggenang hingga setinggi lutut penulis yang memiliki tinggi badan 180 cm. Semakin masuk kedalam gang terdapat pemukiman padat yang permukaan tanahnya jauh lebih rendah maka dari itu ketinggian air banjir mencapai leher orang dewasa.

Kembali lagi ketempat kediaman penulis, meskipun dibagian depan pagar rumah sebelum masuk halaman sudah di tahan oleh belasan karung pasir air tetap saja menerjang masuk kehalaman dan rumah nenek penulis yang ketinggianya jauh lebih rendah dari halaman mengalami kondisi banjir yang parah. Rendaman air banjir mencapai pangkal paha penulis. Banyak barang- barang milik nenek penulis tidak dapat diselamatkan dan mengapung diatas genangan air banjir.

Ditengah- tengah terjangan bencana banjir penulis masih dapat bersyukur karena rumah tempat tinggal penulis hanya digenangi air banjir tidak lebih dari 12 jam dan ketinggian air banjir hanya berkisaran 5 cm saja.

Selanjutnya muncul lah pertanyaan, kenapa air banjir masih dapat masuk kedalam rumah penulis dengan permukaan tanah yang tinggi ? usut punya usut berbekal koneksi internet handphone penulis terus browsing dan mendapatkan kabar bahwa bendungan kali laya yang terletak di daerah Depok jebol sepanjang 10m yang menyebabkan air tumpah dan mengalir secara berlebihan ke kali Ciliwung. Dan dari kali Ciliwung, aliran air bervolume besar tersebut mengalir menuju anak kali Ciliwung yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal penulis dan membuat tembok pembatas antara kali dengan rumah tetangga penulis jebol juga menyebabkan aliran air begitu deras tak tertampung masuk kepemukiman tempat tinggal penulis. Jadi salah siapa ? menurut penulis bencana banjir ini dikarenakan kesalahan kita bersama yang tidak mau merawat lingkungan dan menutup resapan air yang ada di permukaan tanah. Semoga bencana banjir ini dapat teratasi dengan segera di tanah Ibu Kota tercinta DKI Jakarta. Ok sampai disini saja awalnya dan Hapusajakhirnya...

2 comments:

  1. Yg sabar ya masbroh ;D setidaknya kita bisa tengok kbwh dan brsyukur alau kita tdk lbh parah..

    ReplyDelete