Tuesday, January 7, 2014

Yang Mulia Telah Beristirahat


Bodynya besar dengan lekuk tubuh yang halus dan indah di pandang mata. Modelnya dapat dikatakan timeless meskipun usianya sudah 10 tahun lebih. Menggendong mesin mungil satu silinder berkapasitas 125cc dengan sistem pendingin cairan. Itulah Yamaha Majesty YP125 lansiran tahun 2003. Melaju, melibas kepadatan lalu lintas ibu kota begitu nyaman dengan ukuran jok yang besar dan sandaran bagi pengemudi dan penumpang. Mesinya begitu halus dan nyaris tak terdengar ketika melaju membuat orang- orang terperangah dengan keagungan "Yang Mulia".

Dibeli dalam kondisi second atau bekas pada tahun 2008. Berbekal keinginan memiliki sebuah motor besar Ayah saya nekat membeli motor yang populasinya begitu langka di Indonesia ini dari salah satu kawanya dengan harga yang termasuk miring. Secara kasat mata keadaan motor terlihat terawat dengan warna bodi abu- abu gelap dengan tebeng depan berwarna hitam pekat yang begitu berkilau terkena paparan sinar matahari di daerah Cilandak. Di sebuah rumah yang dipenuhi dengan patung- patung hasil karya sang pemilik pertama, Ayah saya dan  kawanya bertransaksi menukar sejumlah uang dengan motor berukuran besar besar itu. Saya dan kakak pertmana saya hanya diam dan kagum melihat keindahan Yamaha Majesty YP125 yang terparkir di teras depan rumah besar itu. Transaksi selesai, Saya dan kakak mengendarai motor itu untuk diboyong pulang kerumah dengan jarak yang lumayan jauh dari tempat tinggal kawan Ayah saya itu. Impresi pertama menjadi penumpang dari moge(motor gede) itu sangatlah terasa nyaman dan bangga.



Sampai dirumah "Yang Mulia" harus berbenah sedikit karena lampu turing sing sebelah kiri belakang mati, kondisi alur ban yang telah tipis dan indicator oli yang berwarna merah menandakan oli harus segera diganti. Tak sabar saya pun mencoba berjalan- jalan keliling lingkungan sekitar merasakan kenyamanan dan kebanggaan mengendarai motor besar ini.

Setelah pembelian hari- hari dihabiskan dengan memandangi keindahan tubuh Yamaha Majesty ini. Dengan bangganya saya membawanya ke sekolah sebagai alat transportasi. Tahun- tahun terus berlalu bersama Majesty hingga pada tahun 2010 saya mendaftarkan diri untuk menjadi anggota sebuah komunitas pemilik Yamaha Majesty yang bernama Majesty Indonesia.


Selama 2 tahun status keanggotaan saya hanyalah sebagai anggota pasif alias tidak pernah kopdar (kopi darat). Hingga pada April 2012 dengan nekat saya membawa Majesty yang dalam kondisi kurang sehat untuk kopdar didaerah Truno Joyo. Pemilik Majesty yang saya temui sebelum tempat kopdar adalah seorang pria bernama Munajat Adit yang memiliki Majesty dengan warna yang sama persis dengan milik saya.

(Motor saya yang didepan)

Meeting point sebelum ketempat kopdar yaitu di SPBU Shell yang letaknya di daerah MT. Haryono. Saya dan beberapa teman yang telah janjian sebelumnya akan bertemu disana terlebih dahulu. Perjalanan dengan rasa bangga bersama Majesty lebih terasa lagi bersama dengan teman -teman. Setelah kopdar pertama saya menjadi anggota aktif komunitas ini dengan selalu menghadiri kopdar yang diadakan.









Majesty terus saya kendarai hingga kondisinya benar- benar menurun dan drop. Mesin tidak mau hidup sama sekali dan memerlukan perawatan dan pembongkaran besar hingga seperti ini.




Setelah kerusakan karena usia itu kondisi mesin "Yang Mulia" menjadi sakit- sakitan dan terus menurun hingga saya menjadi enggan mengendarainya karena sering sekali bermasalah dijalanan. Beberapa kali "Yang Mulia" ditarik dan di step on untuk membawanya kebengkel. Tetapi tidak membuat kondisinya membaik dan kini "Yang Mulia" telah beristirahat di garasi rumah saya.




"Yang Mulia" Yamaha Majesty YP125 kini hanya berdiam diri digarasi dengan sisa- sisa kejayaanya di jalanan selama 10 tahun. Ok sampai disini saja awalnya dan Hapusajakhirnya...

No comments:

Post a Comment