Wednesday, March 18, 2015

Shogun di Lawan !? Siapa yang Berani ?

Greetings...

Masih ingat jargon salah satu sepeda motor legendaris itu ? ya, sebuah bebek keluaran pabrikan berlogo huruf S ini memiliki kiprah yang baik pada masa lalu. Di awali pada tahun 1995 Shogun adalah nama yang di sematkan oleh Suzuki untuk motor versi 4 tak dari Suzuki Tornado ini wujudnya pun sangat mirip.


Di balik body yang besar Shogun generasi pertama terbenam sebuah mesin 110cc dengan CDi yang terkenal tanpa limiter wuiih. Karir Shogun terus terbang dan sayapnya begitu lebar mengepak hingga penjualanya pun termasuk dalam kategori laris manis. Shogun model ini mendapat julukan sebagai Shogun kebo, kenapa ? ya jelas karena body yang bongsor untuk sebuah motor bebek. Dulu gue pernah punya motor satu ini yang di dapatkan dari hasil lungsuran kakak gue, kala itu Shogun tahun 1999 atau generasi terakhir Shogun kebo, mesinya memang terbukti ganas dan tahan banting suara pun halus bukan main, bagaimana dengan tenaganya  ? di putaran bawah memang tidak nendang tapi kalau sudah menyentuh rpm tinggi Shogun kebo ini liar banget seruduk sana sini. Konsumsi BBM (bukan black berry massanger ya) pun sangat irit hingga dapat julukan goceng selamanya, maksudnya isi bensin goceng (jama dulu Rp. 5000 dapat 1 liter bensin)  bisa muter- muter kota terhitung 1 liter bensin yang terisi di tangki Shogun dapat membawa gue sejauh 68 km - 7 km. Shogun generasi pertama ini memang terkenal dengan kehandalan mesin yang luar biasa.


Di tahun milenium atau tahun 2000, Suzuki merombak total motor bebek andalanya ini, dari mesin, rangka, body semuanya baru yang membuat tubuh Shogun tidak lagi semok dan jauh menjadi ramping serta penyematan rem cakram di roda depanya. Huruf R pun muncul di ujung nama Shogun menjadi Shogun R. Kapasitas mesin masih sama seperti sebelumnya tapi Suzuki telah melakukan banyak penyempurnaan termasuk CDi yang memiliki limiter. Disinilah masa kejayaan Shogun semakin luar biasa. Shogun menjadi motor idaman karena bentuknya yang keren pada masanya. Dan pada tahun 2002 keluarga gue membeli Shogun R dengan warna hitam dan pada tahun 2008 gue kebagian untuk meminang si hitam ini. Bagaimana impresinya ? kenyamanan jauh lebih nyaman generasi sebelumnya sih karen jok yang berubah menjadi kecil tapi nah powernya di rpm rendah pun sudah sangat terasa galak. Dorongan kebelakang sangat terasa saat menyetak selongsong gas Shogun generasi kedua ini.

Zaman terus berkembang hingga pada tahun 2004 Suzuki kembali melakukan rombakan besar untuk bebek ujung pedangnya ini. Kapasitas mesin membengkak menjadi 125cc wujudnya pun berubah total lampu yang dulu hanya ada 1 buah bohlam berubah menjadi 2 buah.


Menyesuaikan dengan mesin membersar body dari Shogun generasi ketiga ini ikut- ikutan menjadi besar (lagi). Fitur pun menambah dari sebelumnya tidak ada bagasi sama sekali, jadi di bagian bawah jok hanya ada tangki dan kotak kecil untuk tool box, berubah menjadi tersedianya sebuah ruang bagasi yang cukup besar. Suzuki kembali memberikan kejutan dengan merilis varian paling tinggi dari Shogun dengan label Sport Production.

Shogun SP benar- benar menjadi favorit anak muda kala itu dengan velg racing model Satria FU, sistem pengereman cakram ganda, kopling manual dengan pengoperan layaknya motor sport (1 kebawah, 2 - 4 keatas), bagian under cowlnya pun juga mendapat sentuhan yang terlihat makin sporty, namun tipe SP ini nihil electric starter bro. Pengembangan terus berlanjut hingga Suzuki semakin hebat mengembangkan desainya, pada tahun 2008 Suzuki merilis generasi ke empat dari Shogun.

   
Shogun mengalami lompatan desain yang jauh dengan pindahnya lampu sein ke tebeng depan dan lampu belakang di belaki terknologi LED. Generasi ke empat ini memiliki postur body yang kekar, lekukan yang menyudut tajam dan meruncing tampilanya sangat mewah dan sporty. Mesin di lengkapi dengan teknologi TPS dan combution chamber membuat tenaga Shogun ini semakin berisi. Namun, apa daya penjualanya justru jatuh pada generasi ini. Entah mengapa Shogun yang bagi gue paling keren ini justru melorto penjualanya. Isu spare parts yang mahal dan sebagai macam pernah masuk ketelinga gue. Suzuki tidak berhenti sampai disitu mengikuti perkembangan zaman Shogun dengan teknologi injeksi pun muncul dengan nama Shogun Fi dengan Hyper Injection.


Apakah Shogun Fi menjadi penyelamat dikala penjualan Shogun series yang sedang menurun ? ternyata tidak bahkan penjualan Shogun Fi ini melempem bagaikan sebuah kerupuk yang masuk kedalam sayur sop. Gaung nama Shogun lama- kelamaan meluntur hilang di telan zaman. Sampailah satu titik dimana Suzuki menggeser sedikit nama Shogun dan menambah dengan nama belakang Axelo pada tahun 2010. 

Sungguh di sayangkan, pada generasi kelima ini Suzuki Shogun Axelo mengalami kemunduran pada desain dan teknologi yang dirasa cukup drastis. Lampu rem yang dahulu menggunakan LED diganti menjadi bohlam konvensional kembali. Sensor speed yang dulu berada di mesin kini berubah menjadi kabel konvensional kembali, meteran bensin yang dulu digital kembali ke analog, desain body yang dulu kelihatan mewah dan sporty kini malah terlihat cheap coba deh perhatikan cakram depan yang dulu lebar pakai punya Satria FU pada Axelo malahan kecil kaya bebek biasa. Gue bener- bener nggak habis pikir disaat penjualan yang sedang drop, Suzuki malahan melakukan down grade pada line up nya ini. Tidak sampai di situ saja nama SP pun hilang di generasi kelima ini gantikan dengan R, ya hanya R saja. Prestige, mengendarai klan SP hilang pada generasi ini.

Nama Shogun yang dulu berkibar dengan hebatnya di kancah penjualan roda dua nusantara kini sudah tenggelam termakan zaman. Tapi gaung namanya masih melegenda di Indonesia, masih banyak para biker yang mengakui ke digdayaan Shogun dahulu kala biarpun kini tinggal cerita.

Semoga berguna dan dapat menjadi referensi bagi pembaca. Ok sampai disini saja awalnya dan Hapusajakhirnya...

Baca Juga :

3 comments:

  1. betul itu gan, pernah punya yang versi 110 kebo tahun 1997. Di jamannya, terasa lebih mantap dan nyaman dari honda grand. Meskipun lebih boros. ( punya keduanya ) Honda supra 125 generasi pertama baru terasa setara. Baik shogun 110 dan supra 125, kecepatan di speedometer bisa lebih dari 100 km kalau berani.
    Kedua motor itu termasuk sering saya pakai keluar kota, tanjakan dan turing. Tapi bandel.
    Tapi, rada heran untuk shogun 1997 saya. Handle jok belakang yang warna hitam cepat sekali luntur warnanya. Dalam setahun udah jadi warna chrom. Lah gimana coba? motornya bagus dan bandel kok cat kualitasnya bisa kaya gitu? heran nih Suzuki wkwkwk..

    ReplyDelete
  2. Sampai sekarang saya masih pakai suzuki shogun kebo untuk sekedar keliling kota. Bensin memang boros banget. Tapi untuk akselerasi masih lumayan. Rencana mau di restorasi klo ada dana lebih.

    ReplyDelete
  3. Kebo 1997 ane masih simpan, kalau boros enggak juga yah, karena top speed nya gila no limiter

    ReplyDelete