Friday, November 15, 2013

Jakarta

Disinilah aku lahir, disinilah aku tumbuh, disinilah aku berkembang, disinilah aku bergaul, disinilah aku mancari ilmu. Jakarta sebuah kota yang telah berusia 4 abad lebih. Aku hanyalah sepersekian individu yang lahir dan besar disini tak ada rencana untuk meninggalkan ibu kota Republik Indonesia. Puluhan, ratusan ras, budaya, bahasa membaur, menyatu di bentangan daratan Jakarta membuat ibu kota ini telah tersulap menjadi sebuah megapolitan.

Kami hidup berdesakan, saling membagi petakan tanah disini untuk membangun tempat berlindung. Tanah lapang menjadi barang yang sangat langka untuk dilihat mata kini. Semua telah terisi, tergali dan tertanam sebuah struktur dengan berat ribuan ton tinggi menjulang mencakar langit Jakarta. Gedung- gedung, itulah yang kini menjadi pemandangan yang sangat mudah dinikmati di Jakarta.

Semua berjalan dengan begitu cepat disini. Kalian lambat kalian kalah, kalian lemah kalian kalah itulah prinsip hidup di Jakarta dengan persaingan hidup yang begitu keras, lebih keras dari sebuah baja. Semua terburu- buru memacu kendaraan secepat- cepatnya demi mencapai sebuah tempat, sekolahan, kampus, kantor atau hanya sekedar berpindah tempat. Seharusnya itu semua cepat terselesaikan, namun di Jakarta perjalanan menjadi lebih lama dikarenakan sebuah masalah yang sangat ramah dipandang mata, kemacetan. Di Jakarta kalian hidup di Jakarta kalian harus ramah dengan kemacetan yang telah menjadi teman setia yang selalu menemani perjalanan anda di hutan beton Jakarta. Macet sebuah masalah yang telah menjadi ciri khas ibu kota tercinta ini telah merubah emosi pengendara menjadi memanas dan sangat mudah tersulut, berhati- hatilah.

Air, di Jakarta kita punya air yang sangat melimpah, hingga disaat musim hujan ibu kota sengaja menyediakan limpahan air yang luar biasa debitnya hingga memenuhi jalanan yang seharusnya tidak tergenang air, itulah banjir. Kembali lagi menjadi masalah kedua yang telah terukir sejak lama sebagai ciri khas ibu kota. Lagi- lagi kesabaran di uji untuk hidup bersaing di Jakarta.

Tetapi, di balik semua itu Jakarta adalah kota yang telah membuat ku tumbuh menjadi seperti sekarang tak peduli begitu buruknya, kacaunya dan kisruhnya masalah yang melekat di tanah ini, aku tetap ingin bersama mu. Jakarta tercinta aku tak ingin meninggalkan mu dan kamu tidak membiarkan aku pergi. Sejauh- jauhnya aku pergi dan tak peduli berapa lamanya aku pergi ke Jakarta lah aku akan kembali, kota kelahiran ku.

No comments:

Post a Comment