MELUPAKAN TEMPAT ASAL
2131-,
Dunia yang kalian rasakan kini begitu nyaman, damai, tanpa jeritan kesakitan
dan penderitaan.
Semua sudahlah usai. Tak lebih
hanya sebuah kenangan didalam benak beberapa orang lanjut usia kini. Dahulu, Keluar
rumah menjadi sebuah ancaman berbahaya dan begitu menakutkan, berbagai senjata
pasti akan menghentikan laju kendaraan begitu juga hembusan nafas. Bagi warga
sipil biasa tak banyak yang bisa dilakukan, duduk diam di dalam bunker bawah
tanah bukan pilihan yang tepat, melarikan diri sama saja bunuh diri. Melihat
langit biru merupakan momen yang begitu di dambakan. Tetapi, langit biru hampir
tidak pernah terlihat dimasa itu, hanyalah kepulan asap kelabu yang membumbung
tinggi menghalangi indahnya pesona langit. Bersandar dibawah pohon, ya, pohon
bentuknya pun kami hampir lupa. Makhluk penghasil oksigen itu sudah nyaris
punah, mereka terbakar, terpotong, hancur dan sisa- sisa tubuh mereka dijadikan
alat membunuh. Bukti kekejaman makhluk hidup bernama Manusia. Warna hijau
sebagai ciri khas mereka sudah tiada
dinikmati lagi.
Dimana dunia tidak lagi terbagi
menjadi negara- negara. Hanya ada dua wilayah dengan dua kekuasaan, Republik
dan Serikat, utara dan selatan. Republik menguasai bagian selatan dunia
sebaliknya Serikat, kekuasaan mereka meliputi bagian utara. Mereka memiliki
negara- negara bagian tapi tetap menjadi satu sebagai serikat. Di bagian tengah
bumi, garis khatulistiwa membentang melewati sebuah pulau. Borneo atau
Kalimantan, itu nama yang sering kami sebut zaman dahulu kala disaat pulau
besar itu termasuk dalam kedaulatan negara kepulauan besar bernama Republik
Indonesia. Pulau ini menjadi tempat yang
sangat disegani seantero dunia setelah sebuah momen besar terjadi. Disitulah
tanah kelahiran sebuah pasukan paling elit perdamaian dunia. FMC, bila tulisan
ini tertera di bagian dada kiri baju seseorang maka tak satu pun yang berani
mengusik ketenangan dan kewibawaanya. Freedom Island, itulah nama yang
diberikan kepada sebuah pulau yang sebelumnya bernama Borneo atau Kalimantan. Tidak
termasuk Republik atau Serikat membuat kepemimpinan di pulau besar ini bebas.
Ditinggali oleh berbagai macam suku bangsa dari seluruh dunia. Semua itu tak
membuat pulau ini kacau, melainkan perdamaian dan kebersamaan yang terjalin
disini.
Aku bukanlah pribumi asli pulau
tersebut, Aku lahir di pulau sektor 34 tenggara Republik. 19 tahun setelah lahir, Aku tidak sengaja
terbawa oleh truk logistik yang kebetulan dapat melarikan diri dari perang
antar saudara ke Freedom Island. Semua itu karena kecerobohan ku, melarikan
diri dari bunker, terus berlari menjauh dari pertiakaian bersenjata yang terus
mengejar. Nafas hampirlah habis, seharian penuh Aku terus berlari. Terus
berusaha menjauh hingga tak terlihat. Tubuh ku mulai kelelahan, mata berkunang-
kunang, tanah tak terlihat datar lagi, langit berputar. Keadaan itu memaksa untuk
berhenti berlari dan di sebuah jalan yang sempit diantara dua buah gedung
tinggi menjulang terdapat sepasang lampu berwarna merah menyala dengan ditemani
kepulan asap putih berbau solar, itu adalah sebuah truk berukuran besar yang
sedang berhenti. Di sela- sela keadaan tubuh ku yang semakin melemah Aku
memutuskan untuk bersembunyi di bak truk tersebut. Aku langsung merebahkan
tubuh didalam bak yang luas. Beruntung, itulah yang kini Aku rasakan. Bila
tidak, mungkin Aku akan mati sia- sia di pulau tempat kelahiranku.
Sidang kelas dunia yang memutuskan dunia
hanya terbagi menjadi dua wilayah tidak membuat perdamaian. Malahan perang,
perseteruan dan perselisihan yang terjadi di antara saudara sekali pun. Aku tak
habis pikir mengapa badan perdamaian dunia PBB (Perserikatan Bangsa- Bangsa) membuat keputusan seperti ini.
Setelah surat perjanjian di tanda tangani dan di setujui, dengan begitu PBB
resmi membubarkan diri. Lalu Freedom Island, mengapa bisa bebas ?
2065-, Perjanjian pembagian dunia
resmi ditanda tangani petinggi- petinggi negara dari seluruh dunia namun ada
seorang penting yang tidak setuju. Dengan pemikiran yang tinggi beliau
memutuskan protes dengan menyandera satu buah pulau untuk menolak kekuasaan
Republik maupun Serikat. Kalimantan, pulau itulah yang beliau pilih untuk bebas
dari ikatan kekuasaan yang akan terjadi. Dengan begitu lantang beliau berpidato
di depan pribumi dan dapat membentuk pendirian untuk menjadi pulau yang mandiri.
Beliau jugalah yang membentuk FMC. Dunia pun tunduk dan sepakat untuk tidak
mengusik pulau ini.
2072-, Perang perbatasan pertama
dimulai, dipicu karena idealogi yang berbeda antara kedua belah pihak. Korban
pun semakin banyak berjatuhan. Pancaran gelombang suara yang dihasilkan senjata
serikat paling banyak memakan korban. Tak berhenti sampai disitu, perang terus
berkecamuk dan meluas. FMC pun turun untuk menenangkan kedua belah pihak dengan
cara yang sangat keras. Menyandera pimpinan Republik dan pimpinan Serikat
mempertemukan mereka serta mengancam untuk segera melakukan gencatan senjata
satu sama lain. Efektif dan selesai. Perang tidak lagi terjadi, selama 1 bulan.
Setelah itu perang kembali terjadi tanpa instruksi Presiden. “Kami butuh
bantuan pasukan anda, senjata apa yang kalian inginkan ?” Pinta Presiden
Republik kepada panglima FMC, Jeremy Rawhen, itulah nama seseorang yang
berhasil membuat Kalimantan bebas dan membentuk pasukan elit perdamaian FMC.
Nama FMC sendiri memiliki arti Freedom Military Cooperation atau Kerjasama
militer kebebasan. Mendengarkan permintaan Presiden Republik Panglima Jeremy pun
meminta sebuah senjata yang dulu kala hanya ada di film sci-fi, kartun dan
khayalan belaka. Destroyer, itulah nama yang diberikan untuk mesin penghancur
berbentuk manusia raksasa dengan berbagai keahlian dan senjata yang dibangun
oleh pemerintahan Republik selama 5 tahun untuk FMC dalam rangka perdamaian.
2099-, Setelah terbawa oleh truk ke
Freedom Island Aku sempat menjadi gelandangan disana, tak punya uang, tanpa alat
komunikasi, dan pakaian yang kumiliki saat itu hanyalah sebuah kemeja lengan
panjang putih, celana panjang jeans dan sepatu basket abu- abu. Selama 3 bulan
tertatih-tatih mencari makanan sisa dan tidur di tempat parkir truk. Lama kelamaan
wajahku semakin kumal dan penampilanku begitu lusuh, kesehatan ku pun semakin
menurun. Beberapa kali Aku diusir dari parkiran truk itu kesana kemari terus
mencari tempat singgah. Hingga suatu saat dengan sisa tenaga yang ada Aku
berusaha berjalan menuju sebuah tempat, yaitu markas besar FMC yang sudah
begitu tersohor dan menjadi pikiran pertama ku begitu sampai di Freedom Island.
Dengan mengikuti arah perginya setiap kendaraan perang berwarna biru tua
bertuliskan FMC, selama 1 minggu Aku sampai di komplek markas FMC. Kompleks
markas yang begitu besar megah dan canggih. Darimana semua ini mereka dapatkan,
bukanya Freedom Island adalah pulau bebas tanpa pemerintahan ? Tapi, kenapa
alutsista FMC begitu lengkap ? Pertanyaan itu muncul ketika mata dimanjakan
dengan bangunan dan senjata- senjata perang yang begitu memukau.
Orang pertama yang Aku temui disana
adalah Pak Yono, Seorang pribumi asli Freedom Island yang bertugas sebagai
penjaga pintu utama kompleks. Dengan murah hati, Pak Yono mengajak ku untuk tinggal
di Mes bersama dengan dia. “Apa yang kau cari anak muda ? kau terlihat sakit”
katanya “Aku cuma mau kesini Pak, Cuma mau lihat markas FMC” jawab ku dengan
terbata- bata karena lemas “Hanya itu ? Saya yakin, kamu pasti membutuhkan
tempat tinggal, makanan dan pakaian. Ayo masuk kesini”.
Disana Aku diberikan makan yang terjamin,
pakaian dan tempat beristirahat yang layak. Tak lama disana Aku dilatih dan
diberikan pendidikan untuk menjadi anggota FMC. Selama 1 tahun lamanya akal,
pikiran, mental dan fisik semuanya dilatih disini. Dengan kegigihan, kesabaran
dan doa akhirnya Aku dapat menjadi seorang anggota FMC pasukan penyerang utama
bagian strategi. Aku terus berlatih disana untuk siap perang, karir ku
cemerlang pangkat ku terus naik dan menjadi salah satu anggota FMC terbaik.
2105-, “Ega, anda akan menjadi
komandan dalam operasi perdamaian 08 di Pulau Sektor 175 Republik dan anda akan
membawa 40 orang pasukan” Perintah Jenderal Harris kepada ku.
“Siap !, Jenderal”
Egasta Lucas Salani, nama pemberian
orang tua ku yang kini entah dimana keberadaan mereka, Aku meninggalkanya
begitu saja didalam bunker bersama adik perempuan ku, salah, Aku mengakui
kesalahan Ku, Namun ini kehidupan yang Aku pilih. Identitas telah ku temukan di
Freedom Island sebagai anggota FMC. Komandan Pasukan penyerang utama, kini Aku
menyandang pangkat itu. Pangkat yang paling didambakan oleh banyak anggota
satuan.
Strategi demi strategi Aku pikirkan
untuk mendinginkan peperangan yang tak kunjung usai di berbagai belahan dunia.
Hari besar itu pun tiba, Strategi telah matang, fisik, mental, serta semua alat
pendukung telah bersiap untuk mendapat cobaan yang begitu berat. Satu persatu Aku
langkahkan kaki menuju pesawat Jumbo jet Traveller 145 DX dengan kode terbang FMC08FreeTT.
Sesampainya dikabin Aku memberikan beberapa kata untuk membakar semangat perdamaian
kepada 40 orang pasukan.
Take off, kami pun langsung menuju
koordinat tempat berlangsungnya peperangan, jantung ku berdetak dengan begitu
cepat, udara didalam kabin pesawat yang seharusnya sejuk berubah menjadi panas
dibakar oleh semangat. Pakaian yang kami kenakan adalah sebuah pakaian perang
yang sudah didesain tahan api, tahan air, tahan peluru dan tahan senjata Kimia.
Tabung gas oksigen tersedia di setiap punggung kami, kacamata infra merah, helm
half face yang dapat menahan peluru hingga kecepatan 450 km/jam, sepatu yang
sudah dilengkapi dengan sensor keadaan permukaan jalan dan secara otomatis akan
menyesuaikan daya cengkraman yang dibutuhkan pada permukaan jalan yang dipijak.
Senjata yang kami bawa adalah sebuah sub machine gun berwarna hitam dengan kode
133TP-F0 berisi 85 peluru dalam satu buah magazinenya kami semua di belaki 10
buah magazine bukan hanya 133TP-F0 yang kami bawa sebagai alat pembantu
perdamaian, yaitu sebuah pistol dengan kode LZ50. Pistol berwana titanium silver
dengan 3 buah mode, manual, automatic dan semi automatic. Pistol ini berisi 15
peluru di setiap magazinenya dan kami semua membawa 5 buah magazine. Dan
beberapa buah granat yang tergantung di rompi depan pakaian kami.
Sudah 1,5 jam kami berada pada
ketinggian 48.000 kaki di atas permukaan
laut. Apa yang Aku pikirkan, semua bercampur- campur, bingung, cemas, gembira,
sedih, marah semuanya menyatu dalam pikiran dan hati ini. Tak lama kemudian
sebuah kilatan cahaya putih yang begitu terang tiba- tiba muncul di dalam
kabin, kilatan cahaya tersebut memaksa kedua mata untuk terpejam karena begitu
terangnya. Aku tak dapat melihat, mendengar dan merasakan apapun setelah cahaya
putih tersebut muncul. Ketika mata ini sudah dapat terbuka yang pertmana aku
lihat adalah kobaran api yang berjatuhan membakar puing- puing pesawat. Aku
bingung apa yang terjadi begitu melihat keatas ternyata Aku bergantung di
sebuah parasut yang sudah terbuka lebar menahan gravitasi yang menarik tubuh ku
kepermukaan Bumi.
Pesawat kami tertembak rudal, butuh
beberapa menit untuk menyadari hal itu. Aku masih belum sadar sepenuhnya,
terdiam menatap kedepan dengan kedua tangan memegang kendali parasut, Kenapa ?
Apa semua ini benar- benar terjadi ? itulah pertanyaan yang muncul di pikiran
ku. Jumbo Jet Traveller 145 DX dengan kode terbang FMC08FreeTT kini hancur
berkeping- kiping diatas laut. Aku terombang ambing bersama puing- puing besar
pesawat yang terbakar dan sedikit demi sedikit tenggelam ke dasar laut. Aku
tidak melakukan apa- apa saat itu, hanya menatap kedepan dan mengikuti terpaan ombak
laut. 29 September 2105, 16:45 itulah yang tertera di jam tangan ku ketika Aku
melihatnya. Pakaian yang Aku kenakan memang sudah di desain untuk dapat
mengapung di air, Aku selamat, tapi kemana pasukan ku ? tersadar sepenuhnya Aku
langsung berenang ke arah puing- puing sisa pesawat dan yang pertama ku temukan
adalah Ronald T. Fremos, dia adalah sniper handal tetapi yang ditemukan itu
hanyalah jasadnya saja tanpa nyawa didalamnya, dia meninggal. Kembali Aku pun
mencari yang lain, hasilnya tak ada tanda- tanda kehidupan semua meninggal.
Radio yang terintergrasi dengan helm tidak berfungsi. Segala alat komunikasi
menjadi malfunction, Aku sendiri dan menangis di tengah- tengah samudera
bersama dengan puing- puing pesawat dan 48 jasad tanpa nyawa.
YANG
PALING TUA
2131-, Dunia yang Aku
rasakan kini adalah sebuah mimpi, Aku bilang mimpi bukan impian. Kalian pasti
tahu kalau impian itu selalu baik dan selalu diinginkan untuk terjadi,
sedangkan mimpi ? ada yang indah dan ada yang buruk. Buruk, bagi ku dunia kini
sebuah mimpi buruk yang tak pernah terpikirkan oleh ku sebelumnya. Semua memang
bebas, bebas segalanya sampai Aku katakan ini dunia yang sembarangan. Memang
perang sudah tidak ada tapi semua kini tidak ada yang mengatur.
Aku tak lagi pernah mengenakan
pakaian formal dengan jas, dasi, dan sepatu mengkilap. Duduk di belakang meja
dengan beberapa kertas didalam map yang sifatnya penting. Ruangan nyaman,
dengan penjagaan ketat. Tetapi itu semua tinggalah kenangan di dalam otak dan
hati ku. Aku rindu saat- saat itu.
2063-, Sebuah wacana yang begitu
mengagetkan tiba di ruangan ku yang diantarkan oleh seorang wanita berkemeja
putih dan rok span hitam selutut. Dia adalah sekertaris ku, membawakan sebuah surat
yang di dikirimkan oleh perserikatan bangsa- bangsa atau PBB. Wacana yang
membuatku menggelengkan kepala. “Dunia lebih baik hanya terbagi menjadi 2
wilayah saja yaitu utara dan selatan”. Apa ini ? Aku pun mulai membaca kata
demi kata dari surat tersbut. Sedikit demi sedikit keragu- raguan hilang
bersamaan dengan kata- perkata yang Aku baca dalam hati. Ini semua benar, dunia
akan jauh lebih baik bila seperti ini. Pajak import dan eksport barang akan
jauh berkurang ekonomi akan jauh lebih stabil, dan brirokrasi akan jauh lebih
mudah. Pada lembar terakhir dari surat yang di ketik diatas kertas putih
berukuran A4 itu berisi sebuah undangan pertemuan konferensi dunia untuk
membahas wacana ini.
Konferensi pertama diadakan di
Sektor 411 barat yang dulu daerah itu adalah sebuah negara yang tergabung dalam
United Arab Emirad bernama Dubai. Setiap presiden, perdana menteri, raja dan ratu
yang memimpin negara masing- masing hadir pada ruang rapat yang sangat besar
dan megah. Aku duduk di sebuah kursi yang diletakan di belakang meja
bertuliskan India. Atas nama kebaikan dan masa depan yang indah dengan senang
hati aku selalu hadir dalam konferensi yang membahas tentang pembagian ulang
wilayah dunia ini sebanyak 9 kali.
2065-, Pada konferensi ke 10 yang
merupakan akhir dengan hasil keputusan penanda tanganan pembagian wilayah dunia.
Aku menjadi orang ke 61 yang menandatangani perjanjian tersebut. Setelah
konferensi berakhir negera yang aku pimpin mulai berbenah menyesuaikan diri
dengan perubahan sistem kepemimpinan yang kini berada di wilayah selatan dengan
sistem pemerintahan Republik. Wilayah kami mengadakan sebuah pemilihan yang
menetukan siapa yang akan menjadi Presiden Republik Selatan Bumi ini. Pemilihan
yang berlangsung selama 3 bulan tersebut pun usai. Presiden yang terpilih
adalah Abdul Murazik Al- jihad, beliau sebelumnya adalah Sultan yang memimpin
negara Brunei Darussalam. Kini tanggung jawab dan keputusan pemerintah Republik
berada di tanganya.
Sebagai orang yang pernah
menyandang status sebagai presiden sebuah negara, Aku tidak di pandang sebelah
mata oleh dunia. Baljeet Hamdad kini nama itu lah yang tertera pada bagan
pemerintahan Republik sebagai menteri ilmu pengetahuan, riset dan pengembangan
teknologi.
2072-, Perang pertama dimulai dan
itu berlangsung di wilayah kelahiran ku. Kenapa ?, Kami semua sebagai pimpinan
pun bingung sebuah dunia yang sudah dirancang sedemikian rupa agar stabil dan
adil bisa terjadi peperangan lagi. Perang yang dimaksud disini bukanlah sebuah
perang biasa namun sudah menyangkut masalah idealogi dan wilayah. Diawali
dengan perdaganan antar wilayah utara dan selatan, kedua pedagan ini berselisih
masalah sistem pembayaran. Dan masalah sepele ini meluas dari perbatasan menuju
desa, kota, sektor dan kembali ke perbatasan. Kami sebagai pihak Republik pun
menurunkan beberapa batalion untuk mempertahankan wilayah kami. Perang terus
berlangsung pasukan dari pihak Republik banyak sekali yang gugur dikarenakan
senjata gelombang suara yang digunakan oleh pihak serikat untuk merusak saraf
otak.
Sampai sebuah hal yang kita tidak
inginkan pun terjadi. Helikopter besar berwarna biru tua bertuliskan FMC
mendarat tanpa izin di halaman kantor pemerintahan Republik. Turunlah sekitar
30 orang menggunakan pakaian perang lengkap dan bersenjatakan sub machine gun
masuk mendobrak pintu utama kantor. Aku yang melihat mereka masuk melalui
jendela langsung memanggil keamanan untuk mengamankan keadaan ini, tapi
keamanan tidak bisa berkutik oleh pasukan FMC. Mereka pun masuk dan langsung
menuju ruang presiden, Kami semua hanya bisa menyaksikan dengan tubuh kaku,
mulut bungkam, dan wajah yang mulai memucat. Tak ada yang bisa kami lakukan,
dengan mengacungkan senjata kedepan mereka berjalan cepat melalui tangga dan
berhenti di depan pintu utama ruang presiden yang dilapis baja dengan
dilengkapi kunci pengaman pemindai sidik jari, retina mata serta scan wajah.
Dari ujung lorong Aku hanya melihat dengan jantung yang berdetak begitu cepat.
Dan seseorang pun datang menuju ruang presiden, mengenakan baju perang khas FMC
berwarna biru tua tanpa helm, dengan
santainya dia berjalan melewati kami semua. Jeremy Rawhen, Panglima FMC dia
datang ke kantor Republik. Ada apa ini ? itulah pertanyaan yang muncul di benak
ku ketika melihat pria berambut pirang dan bertubuh besar dengan tinggi yang
mencapai 2 meter lebih ini. Dia menghentikan langkahnya di depan pintu ruang
presiden, menempelkan sebuah kotak kecil di tengah- tengah pintu. Saat itu
semua tenang tak ada yang bersuara maupun bergerak. Kotak yang ditempelkan
Jeremy di pintu menyala, seketika pintu terbuka dan seluruh pasukan yang sudah
bersiap di depan pintu langsung berlarian masuk keruangan seperti sekumpulan
wanita sosialita yang memburu barang- barang diskon. Luar biasa, alat apa itu ?
sebuah pengamanan tingkat tinggi kelas dunia bisa dibobol oleh alat kecil itu
dan tanpa adanya ledakan. Hanya sekitar 1 menit pasukan FMC kembali keluar dan salah
satu diantara mereka mendorong sebuah kursi roda dengan presiden Abdul yang
terikat diatasnya. Astaga, Aku pun langsung berteriak “Jeremy !, apa yang akan
anda lakukan ? dia pemimpin kami mau anda apakan dia ?”. Jeremy pun berbalik
dan berjalan pelan menuju kearah ku dengan kedua tangan di belakang badan dan
wajah yang begitu santai Jeremy mengatakan “Tenang Baljeet, semua akan selesai”
disaat yang sama dia mengatakan itu jantungku berdetak dengan begitu cepat hingga
hampir- hampir keseimbangan tubuh ku hilang karena adrenalin yang mengalir
begitu deras ditubuh ku. Mereka pun pergi membawa Presiden Abdul, seluruh orang
di kantor pemerintahan hanya bisa diam dan tak melakukan apa- apa saat itu.
Keadaan kantor pusat kacau, pihakkeamanan kelimpungan menghadapi ini berberapa
pasukan di tunjuk untuk mengejar helikopter FMC namun, tak satu pun pilot yang
berani mengejar.
Dua hari kemudian setelah
peristiwa, helikopter FMC kembali mendarat di halaman kantor pemerintahan Republik
rerumputan hijau kembali tersapu kesana kemari tertiup kencangnya hembusan
angin yang dihasilkan oleh baling- baling turbin helikopter, setelah menyentuh
tanah beberapa pasukan FMC turun dengan menggandeng presiden Abdul. Dari
kejauhan Aku melihat dia dalam keadaan sehat berjalan dengan normal dan wajah
yang biasa saja. Setelah langkah kaki mencapai pintu utama kantor, pasukan FMC
langsung kembali ke helikopter dan pergi dengan cepat.
Tanpa pikir panjang kami semua
langsung berlarian ke pintu utama untuk menemui dan melindungi presiden Abdul.
Ketika Aku sudah mendekat dengan wajah panik kata- kata pertama yang keluar
dari mulutnya adalah “Semua akan selesai hari ini”. Dengan tergesah- gesah
presiden Abdul langsung pergi menuju ruang rapat dan meminta kami semua untuk
ikut bersamanya. Dengan wajah yang terlihat lelah dan baju yang lusuh, presiden
Abdul mengatakan beberapa hal mengenai penyanderaan dirinya oleh pasukan FMC.
Gencatan sejata, itulah hal terpenting yang akan dia perintahkan kepada pasukan
keamanan Republik begitu pun juga serikat. Ternyata presiden Abdul disandera
untuk di pertemukan oleh presiden Serikat Anthony McFHan dan diancam untuk
segera melakukan gencatan senjata satu sama lain.
Perang pun usai, Tapi satu bulan
setelah gencatan kerusuhan antar warga perbatasan yang memicu terjadinya perang
kembali terjadi di tempat berbeda. Perang kembali di mulai. Seluruh pejabat
pemerintahan Republik melakukan rapat untuk membahas peperangan yang diluar
kontrol pemerintah ini. “Sepertinya kami memang sangat membutuhkan bantuan FMC
untuk menyelesaikan peperangan, semua strategi yang sudah kami lakukan sia-
sia. Apakah diantara saudara- saudara sekalian setuju dengan keputusan ini ?”
kata presiden Abdul di atas sebuah podium besar berlambangkan 2 buah kepakan
sayap merpati. “Kita meminta bantuan berupa apa kepada FMC ? hanya meminta
tolong hentikan peperangan ? kita semua akan rugi pasti mereka akan menyerang
pasukan dan warga yang terlibat peperangan dari kedua belah pihak. Kita harus
meminta pertolongan yang spesifik kepada FMC agar dia sedikit lebih condong ke
pihak kita” Kata ku didepan seluruh pejabat tinggi pemerintahan Republik. Tak
ku sangka mereka semua pun setuju dengan pemikiran ku. “Lalu pertolongan
spesifik, apa maksudnya itu ? bisa anda jelaskan
?” tanya presiden Abdul kepada Ku. “ Jadi begini saja kita akan membantu menyediakan
mereka senjata, senajata apa pun yang mereka inginkan dan selanjutnya biar
mereka yang urus. Secara tidak langsung kita semua akan membuat FMC lebih
menghargai pihak Republik karena telah membantu peralatan mereka. Untuk masalah
strategi ini jangan sampai pihak serikat mengetahuinya”.
Semua rencana mulai di persiapkan,
3 hari setelah rapat, presiden Abdul menghubungi panglima FMC melalui video
call. Perundingan pun berjalan alot dan akhirnya pihak FMC akan meminta sebuah
senjata. Senjata apa ? itulah yang Aku pikirkan sepanjang perundingan sembari
dalam hati terus berharap, semoga senjata yang dia minta adalah sebuah senjata
yang sederhana. Diruangan yang bersuhu 23o C keringat ku terus bercucuran
mulai dari kepala, wajah, badan hingga kaki, kemeja putih yang Aku kenakan
basah kuyup. Hanya berdiam 5 menit sang pang lima akhirnya memutuskan akan
meminta sebuah senjata perdamaian, yaitu sebuah robot yang dikendalikan secara
jarak jauh dengan bertenagakan dual reaktor nuklir.
Aku pun langsung menyetujui
permintaan pang lima FMC itu. Ketika video call di putus, Aku berdiri dan
berkata “Aku butuh semua ilmuan yang tinggal di wilayah Republik untuk melakukan
riset senjata perdamaian ini !”. Seluruh isi ruangan mulai sibuk, Aku kembali
duduk dan bersandar di kursi coklat besar sembari mengelap keringat yang keluar
dari tubuhku dengan sapu tangan kecil di saku kanan jas ku.
Perang terus berlanjut, pengamanan
pusat pemerintahan terus diperketat, semua orang sibuk terutama kementrian
pengetahuan dan teknologi. Kami semua sedang meracik dengan memeras keringat
dan pikiran untuk membuat senjata perdamaian. Semua ilmuwan telah berkumpul di
sebuah hanggar pesawat yang telah dialihkan fungsi sebagai ruang riset raksasa.
Aku lah pemimpin riset senjata perdamaian ini, Aku harus fokus demi dunia yang
kembali damai.
LAKSAMANA
WANITA
2131-, Kini yang Aku lakukan hanyalah duduk
dan terus berpikir. Melihat sekeliling yang begitu ceria dan tenang membuat
hati yang dulu sangat kelam seperti kepulan asap polusi berubah menjadi cerah
bercahaya. Senyuman selalu ada di wajah ku yang penuh keriput ini. Tapi,
dibalik senyum dan keceriaan ini masih terdapat sebuah noda yang tidak bisa
terhapus, sebuah kenangan hitam yang terkadang mencoreng canda dan tawa. Dunia,
dialah noda yang tak bisa hilang dihatiku.
2065-, Sebuah isu yang
tersebar begitu cepat keseluruh dunia merubah pandangan berpikir. Dimana dunia
tidak lagi terbagi menjadi banyak negera tetapi hanya ada dua pemerintahan dan
dua wilayah. Serikat di bagian utara bumi dan Republik dibagian selatan bumi.
Aku tinggal disebuah pulau besar,
sebuah pulau yang terkenal dengan batu bara dan kandungan bahan tambang yang begitu
kaya, sebuah pulau yang paling jarang terkena bencana, sebuah pulau yang begitu
kaya. Kalimantan itulah nama pulau yang termasuk kedalam negara Republik
Indonesia. Disitulah tempat kelahiran ku, tumbuh besar di kelilingi oleh orang-
orang yang begitu menyangi ku hingga kini Aku telah berkeluarga dengan
kebahagiaan yang selalu menyelimuti.
Lalu setelah sebuah keputusan PBB
mengenai pembagian kembali wilayah dunia seseorang datang dan meminta seluruh
pribumi Kalimantan berkumpul. Dengan terburu- buru dan berpakaian seadanya Aku
bersama suami ku pergi ke sebuah lapangan besar dengan mengendarai Yamaha Trax
Froce sebuah sepeda motor yang berjalan tanpa menyentuh tanah. Ketika sampai
disana telah berdiri sebuah podium anti gravitasi yang melayang dengan seorang
pria besar berdiri diatasnya. Lapangan yang begitu besar telah penuh sesak
dengan pribumi Kalimantan dan robot- robot kamera yang melayang- layang
mengambil gambar di sekitar lapangan, dengan begitu lantang dia berpidato dan menyebutkan
namanya Jeremy Rawhen, dia berpidato dibantu dengan translater mic sehingga
kami semua bisa mengerti apa yang dia katakan. Isi pidatonya begitu membakar
semangat kami. Mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat, yang
berani menantang penjajah hingga merdeka, kalian bersusah payah mempertahankan
negara ini termasuk pulau ini, maka janganlah kalian biarkan diperintah oleh
kekuasaan lain, pertahankan Kalimantan, pertahankan Borneo, tolaklah pembagian
kekuasaan baru dunia ini, jadikanlah kalian sebagai pribumi pulau Kalimantan
yang bebas. Seluruh orang di lapangan pun bersorak tiada henti dan mengagungkan
Jeremy.
Pemerintahan yang telah dibentuk
oleh Republik Indonesia dibubarkan, pulau Kalimantan berdiri tanpa pemerintahan
dan Jeremy pun muncul sebagai penyeimbang keadaan maka dialah yang memimpin
namun tidak menguasai tanah kelahiran ku. Semua berjalan dengan baik, pulau
Kalimantan bebas kekuasaan dunia dan dunia menyebutnya sebagai Freedom Island.
Dunia mengisolir Kalimantan, namun kami semua masih tetap hidup dengan memenuhi
kebutuhan secara domestik, Jeremy sebagai pemimpin sangat sering melakukan
pidato dan melakukan pendekatan ke pribumi, dia belajar bahasa Indonesia,
membaur dan sangat- sangat menghargai kebudayaan yang masih bertahan di zaman
yang penuh dengan teknologi tinggi. Melihat dunia tanpa PBB lagi, Jeremy
membuat sebuah kerjasama militer sebagai kepala hukum dunia yang akan
menggantikan PBB. Freedom Mililtary Coorperation, itulah nama yang dia beri
kesebuah badan kerjasama militer yang merekrut anggotanya dari seluruh dunia.
Alutsista berdatangan terus menerus ke tanah kelahiran ku, bandara komersil
dirubah menjadi sebuah markas besar FMC. Pesawat tempur, pesawat transportasi
militer, helikopter, mobil- mobil baja
khusus perang, hingga kapal induk terus berdatangan mengisi markas besar FMC.
“Fin, kamu dapet surat dari FMC
nih” kata suami ku di pagi hari “Apa isi suratnya ?” jawab ku dengan
mengerutkan dahi. Suami ku pun memberikan suratnya kepada ku dengan tangan
kanan dan wajah yang menunduk. Surat itu mengatakan bahwa “Sharfina Masayu, 22
tahun direkrut sebagai operator pengendali perairan FMC” dengan terus membaca
isi surat Aku duduk disebelah suami ku
dan mulai banyak pertanyaan muncul di kepala yang baru saja kembali bekerja
setelah beristirahat. “Aku direkrut FMC” kata ku dengan isi hati yang
bercampur- campur diantara sedih, senang, cemas, dan bingung semuanya
menyatu.”Ya sudah datanglah kesana, nggak banyak orang berkesempatan kaya kamu
Fin” kata suami ku dengan merangkul badan ku. Sebagai wanita yang masih
mengenyam pendidikan jurusan transportasi laut dan perkapalan Aku langsung
terima tawaran ini. Semua Aku siapkan untuk pergi ke markas besar FMC yang
berjarak sekitar 80 km dari tempat kediaman ku. Suami ku menyiapkan mobil untuk
mengantarkan ku kesana, Tas yang berisi pakaian, peralatan diri dan dokumen-
dokumen yang diminta dalam surat perekrutan sudah siap di tangan kanan ku. Aku
pun berangkat menuju masa depan yang akan ku tempuh dengan penuh harapan.
2072-, “Lapor, Laksamana Sharfina,
kami mendeteksi sebuah perseteruan bersenjata terjadi di sektor perbatasan
719,09-8 daerah perairan. Apakah ada perintah dari Laksamana ?” Lapor seorang operator
kapal monitor kepada ku “Baik teruslah pantau, jika perseteruan meluas kirim
unit kita dan lakukan kontak senjata hingga mereka menyerah” “Siap Laksamana !”.
Disini Aku baru mengetahui kenapa di
dunia baru yang di desain sedemikian rupa agar damai tetap membutuhkan sebuah
kepala hukum dunia. Karena prestasi ku yang begitu gemilang, karir ku berjalan
sangat baik hingga selama 7 tahun berkarir, Aku menduduki sebuah jabatan yang
begitu tinggi sebagai Laksamana perairan FMC. Dengan pakaian seragam FMC
berwarna biru tua dengan berbagai pangkat yang terbordir di dada dan lengan, Aku
terus memantau pergerakan situasi perseteruan itu hingga ini bisa dikatakan
sebuah perang bukan lagi perseteruan. “Kirimkan 10 unit Wave Shadow R511 dan 5 unit
Ocean Fire T700 bersenjatakan lengkap menuju sektor perbatasan 719,09-8 seru
mereka untuk gencatan senjata bila tidak bisa hajar mereka semua tanpa pandang
buluh !” Seru ku memberi perintah kepada seluruh anggota di sebuah mic yang
tersalurkan ke seluruh speaker di markas perairan FMC. Dari tower utama Aku
melihat 15 unit kapal FMC pergi menuju tempat peperangan dengan kecepatan
tinggi.
2105-, Peperangan masih terjadi
walaupun FMC terus- menerus turun dan berusaha menghentikanya tiada lelah. Aku
yang sudah berusia lanjut terus memimpin unit perairan FMC, dan kini FMC
kembali mengirimkan pasukan untuk menghentikan perang di perbatasan. Serum yang
telah di suntikan kedalam tubuh ku untuk memperpanjang usia benar- benar
berfungsi secara maksimal, di usiaku yang telah menginjak 62 tahun Aku tetap
bisa melakukan aktifitas- aktifitas berat tanpa terasa kelelahan dan tanpa
terserang penyakit yang menghambat.
Aku berlayar dengan kapal perang
Wave Shadow R511 full armored ditemani
30 awak kapal dan 60 pasukan perang perairan FMC untuk menuju perbatasan
sektor 8892,0988-5 ekuator 9. Perlayaran ini akan memakan waktu 1 minggu lamanya.
Ini pertama kalinya Aku terjun langsung ke medan perang dan siap melihat
penderitaan dan sakitnya sebuah peperangan. Semua itu harus berhenti, perang
hanyalah sebuah cara akhir yang penuh kesedihan dan kepedihan. Ditengah
perjalanan, Kapal yang Aku pimpin disalip oleh sebuah pesawat besar Jumbo jet
Traveller 145 DX milik FMC yang juga akan menuju tempat yang sama. Namun, dari
arah utara datang sebuah rudal yang tidak terdeteksi oleh radar kami, tiba-
tiba pesawat raksasa yang begitu gagah mengudara hancur berkeping- keping
dihantam rudal tersebut. Semua awak kapal panik dan cemas menunggu konfirmasi
pusat mengenai kejadian ini. Aku benar- benar tidak percaya, siapa yang berani
menembak pasukan FMC dan mengapa ? kami membawa kebebasan kepada kalian tetapi
kenapa kalian tolak ?
Terdiam dan terus memandang kearah
kepulan asap dari pesawat itu, Aku menunggu kontak dari awak pesawat. “Coba
ukur jaraknya dari kapal kita” perintah ku kepada salah satu operator kapal
“Siap, Laksamana !, jarak 72,9 km” “Tak ada kontak dari pesawat, Arahkan kapal
kesana segera, kecepatan penuh” Aku memberikan perintah untuk menuju tempat
jatuhnya pesawat FMC dan mencoba mengevakuasi korban yang selamat. Sekitar 40
menit kapal sudah mendekat ke puing- puing pesawat dan radar mendeteksi ada 1
orang yang masih bernafas. Aku mengirimkan 1 robot untuk mengevakuasi korban
selamat itu.
Dengan berlari Aku menuju buritan
kapal tempat klinik perawatan berada dan disana ada seorang anggota FMC
berpakaian khusus Komandan yang masih sangat muda. Terlihat begitu lusuh dengan
pakaian basah dan pandangan mata yang penuh keputus asaan.
CATATAN TERAKHIR
“Usia ku
tinggal 4 jam lagi sebelum eksekusi hukuman mati, ini terakhir kalinya Aku
melihat dunia di balik tembok laser biru yang menghalangi, semua telah ku
lakukan sesuai rencana, mulut ku kini tidak lagi dapat kalian percaya. Aku
mohon maaf kepada semua orang, siapapun itu yang telah Aku korbankan demi
jalanya rancana ini. Semoga Tuhan memberikan tempat yang pantas bagi kalian dan
sesuai dengan apa yang telah kalian lakukan di dunia ini. Terima kasih sebesar-
besarnya juga kepada seluruh orang yang telah percaya dengan ku semoga Tuhan
mengabulkan segala doa kalian. Selamat tinggal dunia semua apa yang Aku
janjikan telah terwujud, silahkan nikmati secara bijaksana.”
KEMARAHAN YANG MENGUNTUNGKAN
2131-, Bisingnya dunia sudah tidak lagi
mengganggu telinga ini, tumbuhan kembali menghijau diiringi kicauan burung yang
membuat hari- hari semakin ceria. Dunia telah terbangun dari mimpi buruk yang
menyelimutinya selama ini, dunia telah terbangun di dalam suasana yang nyaman
dan penuh kebahagiaan. Kini setengah dari tubuh ku adalah mesin. Mesin- mesin
yang menggantikan kerja beberapa organ tubuh yang hilang dalam mimpi buruk
dunia. Sebenarnya Aku sudah mati tetapi mesin- mesin yang melekat pada tubuh ku
tetap membuat hidup dan menuntun untuk terus menatap dunia yang kembali indah
dan damai. Tetapi, tiap kali Aku melihat tubuh ku, mimpi buruk itu kembali
teringat.
2081,- Aku hanya bisa menangis disudut
bunker dan mendengar teriakan ayah ku yang selalu menyuruh ku untuk diam dan
tenang. Kedua hal itu sangat sulit dilakukan pada kondisi seperti ini. Tanah
bergetar dan suara ledakan, teriakan, tangisan kesakitan pecah dimana- mana
yang menyumbat otak untuk berpikir secara rasional. Sudah satu minggu lamanya Aku
dan Ayah ku berlindung didalam bunker ini.
Tepatnya pada 12 April 2081 Aku yang
masih berusia 9 tahun berpelukan erat pada punggung Ayah ku yang terus berlari
menjauh dari kejaran para tentara United Mountain Force atau tentara pegunungan
serikat yang berkarakteristik bengis dan tak kenal ampun. Kami dikejar karena
Ayah ku menolak untuk mengikuti wajib militer. Ayah ku menolaknya karena tidak
mau meninggalkan Aku, satu- satunya keluarga yang tersisa. Ibu ku telah
meninggal karena rudal fosfor putih yang diledakan di langit perkampungan ku,
kedua kakak ku pun ikut menjadi korban serangan brutal pihak Republik saat itu.
Sambil mengangis dan berteriak, Aku berpegangan erat ke punggung Ayah ku yang
terus berlari dan melompat menjauh terus berusaha mencari tempat persembunyian
yang terbaik. Rumah kami telah rata dengan tanah. Rudal plasma lah yang menjadi
pelaku utama. Ditengah pelarian kami sebuah benda raksasa berwujud robot
manusia berwarna biru tua terjun dari langit, ketika mencapai ditanah dengan
dentuman dan getaran yang begitu keras, dia langsung menghajar semua tank,
panser, dan segalanya yang ada disekitarnya. Kami berhasil lolos, Ayah ku terus
berlari, Aku berhenti menangis dan terperangah dengan kekuatan mesin penghancur
bertuliskan FMC di lengan kananya. Kami pun berhenti dan berteduh dibawah
kerangka pesawat yang telah gosong “Han kamu tetap tenang ya, Ayah akan carikan
tempat yang aman untuk kita, sekarang kita istirahat sejenak disini” kata Ayah
ku dengan terengah- engah dan wajah yang hitam dipenuhi debu. Tidak sampai lima
menit, kami mendengar teriakan tentara pegungungan “Keluar dari situ !”
seketika Ayah langsung mengangkat ku dan kembali berlari tanpa arah dan Aku
mulai menangis kembali. Aku tidak kuat mendengar gemuruh suara mesin- mesin
perang dan suara ledakan yang tak henti- hentinya menikam telinga, Aku masih
terlalu muda saat itu untuk menghadapi ini. Seharusnya aku masih bermain dan
menikmati masa kecil ku dengan kegembiraan bukan seperti ini.
Setelah sekian lama kami terus berlari
Ayah ku menemukan sebuah bunker bawah tanah, dengan tergesah- gesah Ayah
berlari masuk kedalamnya. “Han, sudah berhenti menangis, semua sudah aman, kita
sudah aman disini, tenang ini kita punya banyak makanan dan minuman disini” seru
Ayah untuk menenangkan sambil menunjuk kearah stok makanan di bunker. Tetapi
itu tidak dapat menghentikan tangis ku dan tidak membuat hati ku tenang, aku
dalam posisi ketakutan yang luar biasa saat itu. “Ini kamu minum ini, Ayo
minum” Ayah memberikan sebuah botol air minum mineral besar kepada ku yang
berada di sudut lantai bunker dan perlahan aku mengambil botol itu serta
langsung meminum air yang terlihat begitu segar.
Didalam bunker berukuran 5m x 4m
berwarna putih ini kami sama sekali tidak terusik namun suara gemuruh dan
ledakan masih saru-saru terdengar. “Han, nanti kalau kamu dewasa jangan seperti
Ayah ya, kamu harus berani, jangan seperti Ayah ini yang hanya bisa menjauh
dari masalah, kamu harus bisa menghadapi masalah dengan tangan mu sendiri”
Setelah berkata itu Ayah memberikan sebuah kalung yang bertuliskan Lee Han-Sang
“Ini kalung nama mu pakai ini jangan pernah dilepas”. Kalung itu sudah berada
di leher ku saat aku menggenggamnya. Perlahan diriku mulai tenang, begitu juga
Ayah ku, didalam bunker ini begitu nyaman, tersedia banyak makanan dan minuman,
tempat tidur serta sebuah toilet juga tersedia disudut bunker. Selama 1 minggu
kami tidak terusik disana saling bercanda dan bermain bersama membuat hati ku
kembali pulih. Tetapi seketika semua itu hilang, suara ledakan muncul dari
pintu bunker, Sebuah tangan besi raksasa telah mendobrak pintu bunker, Aku pun
berteriak sekeras- kerasnya Ayah memeluk ku dengan begitu erat seketika kepulan
asap putih pekat memenuhi bunker dan Aku tidak ingat apa yang terjadi
selanjutnya.
2105,- Aku terbangun di atas ranjang
almunium yang berada di dalam sebuah laboratorium canggih, terang dan tenang,
tubuh ku kini telah bertumbuh besar, Didalam pikiran sebuah pertanyaan muncul
“Kenapa Aku selama ini ?”. Satu- persatu Aku turunkan kaki ke lantai putih yang
terasa dingin dan mencoba untuk berdiri. Sekitar ku ada sebuah hologram yang
menampilkan tubuh manusia bertuliskan Subject 1056-LHS. Kalung, tiba- tiba Aku
teringat kalung pemberian Ayah dan ternyata masih tergantung di leher, tapi
dimana Ayah ? Aku harus mencarinya, tetapi dimana dan bagaimana ? ruangan ini
tidak ada pintu. Berbagai macam cara telah Aku coba untuk dapat keluar dari
ruangan ini. Ditengah- tengah kesibukan ku untuk mencari jalan keluar ada
seseorang yang mengenakan baju serba putih dengan masker hijau masuk dari
dinding yang dapat terbuka, Kesempatan ! Aku langsung berlari keluar, menuju sebuah
lorong yang sangat sepi dan orang tadi mengejarku, alarm pun berbunyi keras
dinding lorong menyempit dan sekat- sekat dinding menghalangi ku. Aku kembali
terjebak, dengan amarah yang mengalir ditubuh, Aku mencoba meniju dinding itu
dan ternyata berhasil, dinding sekat yang terbuat dari baja dapat Aku hancurkan
dengan tangan kosong. Aku kembali berlari sambil berteriak “Ayah, Ayah dimana ?
ini Han Ayah !” semua dinding yang menghalangi Aku hancurkan begitu juga
beberapa orang yang mencoba menghalangi. Tubuh ku terasa begitu kuat dan tidak
merasa lelah sedikit pun. Langkah ku terhenti di ujung lorong disana terdapat sebuah
ruangan yang penuh komputer dan orang- orang yang tengah sibuk, disaat Aku
masuk semua mata yang berada di ruangan itu tertuju kepada ku dan Aku berkata “Dimana Ayah ku ?” salah
seorang disana mengatakan “Dia telah mati bung !” dengan teriakan Aku berlari
kearah orang itu dan menghajar semua yang berada disekitar, semua orang Aku
habisi disana dan peluru- peluru yang mereka tembakan ke badan tidak membuat Aku
berhenti untuk terus mengamuk dengan gelap mata.
Ruangan itu pun hancur, namun ada satu
komputer yang masih menyala disana tanpa pikiran yang sehat Aku menghancurkanya
dengan cara menendang, meninju, membanting secara brutal layaknya seekor
gorilla yang tengah mengamuk. Seketika terlihat dari jendela ruangan itu ada sebuah
rudal raksasa berwarna putih meluncur dari dasar bangunan besar ini. Aku tidak
tahu apa tujuan rudal itu meluncur dan tidak tahu kemana itu pergi. Aku kembali
duduk disudut ruangan dan menangis. Seseorang pun datang, pria tua berbadan
tinggi, gemuk, berkulit hitam dengan janggut putih dan kaca mata besar berdiri
didepan pintu ruangan bersama 6 buah robot penjaga yang melayang- layang
disisinya.
“Han, tenang Han, Ayo kesini, tenang”
Kata pria itu sambil menjulurkan tanganya dan perlahan mendekati. Dengan mata
yang lebam karena terus menangis Aku menatap pria itu, dia tidak terlihat
berbahaya. Aku berdiri, berjalan perlahan mendekatinya, tanganya yang besar
merangkul tubuh ku, kami berjalan perlahan menjauhi kekacauan yang Aku perbuat.
Kami berjalan melewati lorong yang dipenuhi orang- orang berpakaian militer
lengkap dan semuanya menatap kearah ku, 6 buah robot penjaga kini melayang- layang disisiku. Dari yang Aku
perhatikan, pria tua ini seperti seseorang yang memiliki jabatan tinggi, karena
setiap kami lewat para tentara langsung hormat dan dalam posisi siap. Sekitar 3
menit kami jalan perlahan dan sampai di depan sebuah ruangan dengan pintu yang
besar dan diatasnya bertuliskan ruang kementerian riset dan pengembangan
teknologi Republik. Aku berada di Republik, kenapa bisa ? Aku mulai merasa takut
ketika membaca tulisan Republik karena Aku adalah warga negara Serikat, musuh
dari Republik.
Lalu, pria tua itu mempersilahkan Aku
duduk disebuah sofa besar berwarna abu- abu. Dia menatapku dengan tatapan yang
hangat.
“Han, kamu sadar, sekarang kamu ini
apa ?” tanya pria tua itu dengan nada yang meninggi
“Uh, tidak pak” jawab ku dengan
terbata- bata
“Kamu adalah manusia cyborg pertama
yang berhasil hidup dan bertumbuh setelah kematian” mendengar perkataan pria
tua ini Aku kebingungan sebenarnya apa yang terjadi dan mengapa “Cyborg ?,
maksud bapak setengah mesin ? lalu dimana Ayah ku ?” tanya ku dengan wajah
penuh keheranan “Jadi, kamu ini sebenarnya sudah mati Han begitu juga dengan
Ayah mu. Tapi kami berusaha membangkitkan kalian dengan memasang berbagai
perangkat kehidupan di tubuh mu dan Ayahmu, tapi fisik Ayahmu terlalu lemah
maka dia tidak dapat bertahan hidup dan kamu, fisik kamu kuat. Perangkat
kehidupan bernama Human Bot After Live bekerja secara optimal di tubuh kamu
membuat kamu bertumbuh dan terus hidup sampai sekarang”
“Kenapa Aku mati ?” Tanya ku sambil
berdiri dari sofa “Destroyer Han, kamu terbunuh oleh destroyer yang kehilangan
kendali. Aku yakin kamu pasti ingat bagaimana bentuk Destroyer itu kan ?” “Iya Aku ingat robot raksasa
berwarna biru tua” jawab ku sambil kembali duduk di sofa “Dan kamu tau Han apa
yang baru saja kamu perbuat ?..... Kamu sudah meluncurkan rudal siluman ke arah
samudera sektor batas 11-127 tanpa target, jadi rudal itu akan baru berhenti
jika menabrak sebuah benda, kami tidak punya kontrol akan rudal proto type itu,
dia siluman” kata pria tua itu sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah ku,
setelah mengatakan itu pria tersebut berdiri dan pergi dari ruangan besar ini
sambil berkata “Kamu bertanggung jawab atas ini”.
Aku hanya bisa terdiam diruangan itu ditemani 6 buah
robot. Banyak hal yang Aku pikirkan saat itu disaat Aku ingin meninggalkan
ruangan itu, Pria tua itu kembali masuk dan mengatakan “Han, sekarang kamu ikut
Aku dan bersiap untuk terjun langsung ke peperangan, karena kamu adalah
bodyguard yang telah kami rancang” Aku terpaksa mengikuti pria itu karena Aku
mengakui kesalahan yang telah ku perbuat dan Aku ingat pesan Ayah yang
mengatakan jangan lari dari masalah dan harus bisa menyelesaikan masalah dengan
tangan sendiri. Ditengah langkah ku menuju pintu, sekali Aku menoleh kebelakang
terdapat sebuah jam digital besar menunjukan tanggal 29 september 2105 pukul
16:44.
INTI
CERITA
2131-, “Selamat pagi pak” sapa seorang loper
koran sambil memberikan sebuah koran yang terbungkus plastik transparan ke
tangan ku “Pagi, ayo semangatlah anak muda” sahut ku sambil menebar senyum.
Kini aku bisa bersantai dengan nyaman di plataran depan rumah, duduk dibawah
pohon yang tumbuh diatas tanah subur tertutupi rerumputan hijau.
“Selamat pagi pak !” teriak seorang
pemuda yang sedang jogging melewati rumah ku “Pagi nak ! semangat !” kata ku
sambil mengangkat tangan. Dunia, aku sering lupa diri ketika memikirkanya.
Dunia yang dulu sangat berbeda dengan yang sekarang. Sembari kembali memikirkan
dunia, aku berjalan perlahan menuju rumah ku yang terbuat dari kayu oak. Tepat
di ruang tamu terdapat banyak piala, pelakat, piagam dan beberapa penghargaan
yang sengaja aku pamerkan. Terus berjalan kedalam foto-foto tergantung memenuhi
dinding dan beberapa kamera dari berbagai zaman aku letakan diruang tengah.
Dengan tangan kanan yang masih menggenggam koran yang masih terbungkus plastik,
aku terdiam dan melihat satu persatu foto- foto yang tergantung. Setiap foto
yang aku lihat mereka membawa ku kembali disaat momen itu di tangkap dan
membawa ku kembali kesaat dimana dunia begitu kacau, liar dan bahaya.
“Permisi tuan aku punya banyak urusan
dengan anda bolehkah aku masuk ?”
“Ya silahkan”
2056-, Dengan mengalungkan name tag yang bertuliskan pers dengan sebuah
pas foto yang memuat wajah ku disana aku terus berjalan, berpetualang mencari
peristiwa penting yang terjadi disana- sini. Kamera Canon EOS triple pixel 5D
selalu berada di tangan ku. Dialah teman setiaku yang selalu membantu
mengabadikan semua momen penting yang aku perhatikan selama bekerja. Kantor
–kantor puast pemerintahan adalah tempat favorit untuk mencari berita.
Ketertarikan akan dunia jurnalistik dan politik membuat ku menjadi salah satu
wartawan kelas dunia yang sudah diakui federasi wartawan internasional. Berbagai
isu politik, skandal politik semua aku abadikan dan diolah untuk menjadi sebuah
berita yang ditampilkan di media cetak, media hologram dan di sebuah website
yang aku kelola sendiri. Selama bertahun- tahun ratusan bahkan ribuan berita
telah aku buat dan aku bagi kedunia. Nama ku sangat terkenal di tanah kelahiran
sebagai wartawan yang berani dan lugas dalam setiap membuat berita. Hingga
hampir seluruh politisi Russia mengenal ku dan membuat mereka benci kepada ku
bila mereka tersandung sebuah kasus, karena tak segan- segan aku mengejar
mereka demi mendapatkan sebuah informasi yang berharga.
2059,- Tak ada berita yang menarik di
negara ku, keadaan politik sangat stabil dan aman. Bukanya senang aku malahan
tidak menyukai hal ini karena tidak ada berita yang menantang untuk ku gali dan
aku buat. Akhirnya, berbekalkan hologram tab aku mencari berita- berita politik
terhangat yang terjadi di dunia dan salah satu kawan ku mengatakan terjadi isu
politik di Turtle Bay, Manhattan, New York City, Amerika Serikat tepatnya di
gedung sekertariat PBB. Disana sedang hangat- hangatnya membahas persatuan
dunia. Mendengar informasi itu aku sangat tertarik dan bersegera terbang ke
negara bagian Amerika Serikat itu. Di atas pesawat aku terus mencari informasi
tentang masalah yang akan ku bahas dan di olah menjadi berita. Banyak sekali
informasi yang aku dapatkan di atas ketinggian 32.000 kaki.
New York City, akhirnya kaki ku bisa
berpijak di tanah kota besar ini. Hal pertama yang aku lakukan disana adalah
menghubungi kawan ku untuk menjemput di airport.
“Hai Boris, bagaimana kabar mu ?”
tanya kawan ku sembari menjulurkan tangan untuk menjabat.
“Luar biasa, Aku baik- baik saja Raph.
Kau sendiri bagaimana kabar mu ?” “Aku juga luar biasa tidak pernah buruk”
percakapan ku terus berlanjut diwarnai canda dan tawa. Dia adalah Raphael
Hamstag kawan ku dari Amerika, kami saling kenal saat pertemuan wartawan dunia
di Al Wahda Mall, Abu Dabhi 2 tahun yang lalu. Tempat pertama yang kami
singgahi adalah sebuah restaurant kecil di pinggir jalan, disana kami berdua
sarapan dan terus berbincang mengenai masalah politik dunia.
“Boris, kamu pasti tidak akan percaya
dengan wacana yang dikeluarkan oleh PBB” kata Raphael dengan mulut yang penuh
dengan pancake. “Ya sungguh mengejutkan, kalau benar- benar terjadi butuh
puluhan tahun untuk menyetabilkan kondisi baru ini” “Ini baru wacana tapi
semuanya tidak ada yang tidak mungkin” “Iya, ok setelah kita selesai dengan ini
antar aku langsung ke gedung PBB”.
Perjalanan menuju gedung PBB cukup
memakan waktu dikarenakan lalu lintas begitu padat tapi, aku sudah terbiasa
dengan hal ini karena di tanah kelahiran ku kemacetan adalah hal yang terjadi
setiap hari. Begitu sampai di gedung berbentuk kotak berwarna biru itu aku
langsung mengambil sahabat sejati ku dan mengabadikan pemandangan di sekitar
gedung yang penuh wibawa ini. Masuk kedalam berbekal kartu tanda pengenal
sebagai pers kami berdua bebas kesana kemari menjelajahi gedung itu.
Mengenai wacana pembagian wilayah
dunia, aku mewawancarai beberapa politisi disana untuk mendapatkan keterangan
dan informasi. Hasil yang aku dapatkan cukup memuaskan banyak informasi baru
dan begitu terang membuat isu ini sangat menarik untuk dibuat menjadi sebuah
berita. Informasi telah ada hal selanjutnya adalah merangkainya menjadi sebuah
berita yang aku tulis dengan hologram pad keluaran Microsoft. Sekitar 15 menit aku
menulis berita hangat tersebut dan berniat untuk menuju ke apartemen tempat
tinggal ku selama di New York. Saat keluar gedung dari kejauhan aku melihat
sebuah mobil yang begitu memukau, Rolls Royce Apparition mobil mewah berkelir hitam dan emas tersebut di kawal
oleh 2 buah sepeda motor Honda STX1300 yang dikendarai anggota NYPD.
“Sepertinya ada orang penting yang
datang” kata ku sambil mengangkat kamera untuk mengabadikan gambar. Mobil mewah
tersebut masuk kehalaman parkir dan berhenti di lobby tempat aku berdiri. Dari
mobil tersebut keluar seseorang yang memiliki tinggi badan lebih dari 2 meter
dengan rambut pirang dan wajah tampan. “Siapa dia ?” tanya ku kepada Raphael
“Jujur saja aku baru melihat orang ini disini” “Sepertinya menarik, bagaimana
kalau kita masuk lagi ?” “Itu keputusan mu, jadi terserah saja” jawab Raphael
dengan wajah datar. Aku kembali masuk ke gedung itu dan mulai bertanya –tanya
siapa orang tadi. Aneh, dari 12 orang yang aku tanya mereka tidak mengetahui
siapa orang itu hingga 2 polisi yang mengawal tidak mau menyebutkan nama pria
tampan itu.
Dengan kecewa kami pulang menuju
apartemen bersama ratusan pertanyaan yang masih menggantung di pikiran.
Berminggu- minggu lamanya Aku berada di Amerika, setiap hari keluar masuk
gedung PBB dan hampir setiap hari aku melihat mobil Rolls Royce Apparition
terparkir tanpa supir di lobby. Waktu memaksa ku untuk kembali ke Moscow.
Selama di New York aku dapat menulis 8 berita mengenai wacana PBB.
2063,- Aku dipanggil kembali oleh
Raphael ke New York city untuk membahas wacana PBB tersebut dia mengatakan
bahwa PBB telah menyebar surat informasi tentang wacana tersebut keseluruh
dunia. Di Russia surat itu di tujukan kepada Presiden dan aku telah mendapatkan
komentar dari beliau dan beberapa politisi mengenai hal ini. Satu minggu
setelah undangan Raphael aku terbang ke Amerika. Ketika sampai di airport
Raphael telah ada disana “Ini ada yang aneh, orang itu kamu masih ingat ?”
kata- kata sambutan yang buruk dari Raphael kepada ku “Iya yang pakai mobil
Rolls Royce itu ?” “Benar !, dia mengikuti rapat PBB. Tapi politisi- politisi
tidak mau memberi tahu peran dia bahkan namanya” “Loh ? ada apa ini ? itu
sangat menarik Raph kita harus gali informasi mengenai orang itu. Dia satu-
satunya politisi yang tidak aku kenal di gedung PBB”
Dengan cepat dan berlagak seperti
detektif kami berdua menuju gedung PBB. Sampai disana mobil tersebut sudah ada
di depan lobby. Ketika kaki kami masuk kedalam lobby telah dipenuhi dengan
wartawan lain dan tanpa disangka pria itu keluar sendirian tanpa penjagaan.
Dengan sigap aku langsung memanggilnya “Tuan, permisi tuan !” tapi pria itu
acuh saja tanpa menoleh sedikit pun untuk mencari siapa yang memanggilnya dan
langsung masuk ke dalam mobil mewah miliknya.”Buruk, kita cari tahu kedalam
saja Raph” “Ayo jangan sampai kita ketinggalan dengan yang lain”. Kekecewaan
kembali kami dapat, tetap tidak satu pun politisi maupun staf yang mau menjawab
pertanyaan kami mengenai pria pengendara Rolls Royce itu. “Mobilnya Rolls
Royce, bisa jadi dia orang Inggris” Kata Raphael ditengah-tengah perjalanan
menuju apartemen “Semuanya tidak ada yang tidak mungkin” jawab ku. Perjalanan
menuju apartemen itu sangatlah sunyi tanpa percakapan dari kami berdua.
Keesokan harinya kami pergi ke kantor pusat pemerintahan Amerika Serikat yaitu
Gedung Putih. Aku sangat senang berada disana banyak sekali informasi yang bisa
di gali dan dibagi menjadi sebuah berita. Terhitung selama 2 bulan aku di
Amerika sebanyak 47 berita sudah aku bagikan ke website pribadi ku. Tapi yang
masih mengganjal adalah siapa sebenarnya pria tinggi berambut pirang itu.
Berbagai macam cara telah aku
perbuat untuk mencari tahu siapa pria itu tapi hasilnya nihil. Identitas pria
itu benar- benar di tutupi dan disembunyikan dari publik. Beberapa kali aku
panggil dia saat dia keluar tetapi dia tidak ada jawaban dan hanya sekali saja
dia menoleh ke arah ku dan menatap ku beberapa detik saja sebelum masuk kedalam
mobilnya yang memiliki kaca film hitam pekat.
Masih ditahun yang sama aku
mendapatkan sebuah kabar tentang isu politik yang terjadi di Inggris dan
membuat ku untuk terbang kenegara kerajaan itu. Disana aku mencari informasi
sendirian tidak seperti saat di Amerika Serikat. Selama disana aku tinggal di
sebuah hotel kecil yang lumayan nyaman untuk menjadi tempat tinggal. Berada di
tengah kota yang ramai dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk sebuah hotel
kecil. Kamarnya hanya berukuran 3 x 5 meter dengan 1 buah jendela besar yang
menghadap kearah jalan raya. Di balkon jendela itulah aku terus menulis berita
–berita dengan hologram tab dan langsung membaginya ke website.
Pagi hari menjelang, matahari mulai
tinggi, suara kendaraan dan kesibukan orang mulai terdengar di jalan raya. Ada
yang berbeda di pagi itu, di depan pintu terdapat secarik surat dengan amplop
putih besar dengan tulisan London Medical Technology Center berwarna biru.
“Surat apa ini ?” kata ku sambil membuka lem yang mengeratkan amplop tersebut.
Isinya ada beberapa buah kertas dan salah satunya sebuah undangan untuk menerima
suntikan serum perpanjang usia. Luar biasa harga serum ini sangat mahal yaitu $
278.000.000.000. Hanya orang- orang kaya kelas dunia saja yang dapat
mendapatkan suntikan serum itu dan aku sangat beruntung mendapat undangan
secara gratis. Tapi dari siapa undangan ini ? kenapa di tujukan kepada ku ?
dilembar kertas berikutnya bertuliskan sebuah keterangan pengirim undangan yang
bernama Jeremy H. Rawhen.
Namanya asing aku tidak pernah tahu
ataupun kenal dengan orang yang memiliki nama ini tapi kenapa dia mengirimkan
undangan serum ini kepada ku ? dan undangan ini tidak mungkin salah karena
menyebutkan nama ku dengan tepat dan alamat tempat tinggal ku di Moscow.
Berbekal nama pengirim yang aku jadikan sebagai keyword aku mencari dan terus
mencari bagaimana wajah si pengirim dan apa pekerjaanya. Sekitar 3 jam aku
mencari di internet dan tidak mendapatkan apa yang aku inginkan nama tersebut
sangat langka hingga page google terakhir pun tidak menyebutkan secara jelas
siapa pemilik nama tersebut.
Malam hari, pukul 19:00 sesuai
dengan undangan aku menuju ke London Medical Technology Center. Letaknya
lumayan jauh dari hotel tempat tinggal ku. Dengan monorail saja memakan waktu
45 menit untuk menuju gedung besar dengan warna putih mengkilap itu.
Sesampainya disana aku dipandu oleh seorang suster untuk menuju sebuah ruangan
yang besar, mewah namun sangat sepi hanya ada 2 orang saja yang duduk disana. “Selamat
malam pak, luar biasa bisa mendapatkan suntikan serum ini, saya sudah daftar 2
tahun lalu dan baru dapat giliran sekarang” Kata salah seorang pria yang
mengenakan jas merah marun disana “2 tahun ? kenapa lama sekali ?” tanya ku
kebingungan “Loh ? memangnya anda tidak tahu serum ini baru bisa dibuat selama
2 tahun sekali dan sekarang hanya untuk 2 orang saja. Dan pasti itu untuk saya
dan anda” “Aku tidak mengerti. ternyata begitu cara mendapatkan serum ini”
“Mohon maaf sebelumnya, pekerjaan anda apa ?” tanya pria itu dengan wajah yang
begitu kebingungan dan kedua alis yang dikerutkan “Aku seorang wartawan pak,
yang kebetulan pemilik website PoliticanGo” jawab ku dengan lugunya, maklum
saja informasi mengenai serum ini sangat sedikit dibagikan ke umum yang membuat
seorang wartawan seperti diriku ini tidak mengetahui tata cara mendapatkanya,
yang aku ketahui hanyalah harga dari serum ini yang selangit. “Luar biasa,
berapa lama anda menabung untuk mendapatkan ini. Atau anda punya bisnis
sampingan ?” “Tidak, aku mendapat undangan untuk mendapatkan ini pak” “Oh, anda
orang yang begitu beruntung rupanya, selamat kalau begitu”. Setelah percakapan
yang kurang nyambung itu nama pria disebelah ku ini dipanggil kedalam ruangan
kecil dengan lampu berwarna biru muda. Sekitar 3 menit pria itu sudah keluar
dengan wajah segar dan melambaikan tangan kepada ku dan meninggalkan bersama
asistenya.
“Tuan Boris Zafranor” nama ku
disebut, aku langsung masuk keruangan itu. Didalamnya ada 2 orang pria
mengenakan pakaian laboratorium lengkap dan mempersilahkan aku untuk tiduran
diatas ranjang almunium. Suntikan berbentuk pistol dikeluarkan dari dalam
lemari pendingin dan langsung di injeksikan kelengan kanan ku. Hidup ku akan
panjang, hingga 100 tahun kedepan dapat dipastikan aku masih bisa melihat
matahari setiap pagi dan bulan dimalam hari.
2065,- Aku berada di Dubai, untuk menghadiri
acara pengesahan pembagian ulang wilayah dunia. Hanya menjadi utara dan
selatan, Serikat dan Republik. Dari banyaknya rapat yang membahas hal ini aku
mengabadikan 5 diantaranya dan ini adalah final dari rapat- rapat tersebut.
“Boris !” aku menoleh kearah panggilan itu dan ternyata itu adalah Raphael
“Wah, kamu kesini juga ternyata ?” “Itu pasti, ini adalah peristiwa yang begitu
bersejarah, aku juga harus mengabadikanya”.
Rapat pengasahan dimulai pada pukul
09:41 waktu setempat. Seluruh perwakilan dunia ada disini membuat penjagaan
sangat- sangat ketat dan mengerikan. Ditengah- tengah jalanya rapat ada seorang
pria yang tiba- tiba mengusulkan penolakan. Astaga, pria yang mengajukan
keberatan itu adalah pria berambut pirang aku cari- cari identitasnya selama
ini dan dari sana aku mengetahui namanya adalah Jeremy Rawhen. Dialah orang
yang berbaik hati memberiku serum itu, bagaimana bisa dia menolak selama ini
dia selalu keluar masuk gedung PBB dan terlihat begitu akrab dengan politisi-
politisi lain. Dari gerak- gerik yang terdahulu dia bukanlah oposisi untuk hal
ini.
“Itu dia Raph, dia orang kita cari
tahu selama ini” kata ku kepada Raphael dengan tercengang tangan ku langsung
reflek mengambil puluhan gambar wajah Jeremy. Dia melakukan walk out dari ruang
rapat. Namun, tak ada satu pun yang menghalanginya. Aku kembali mencari tahu
siapa dia sebenarnya dan dihari yang sama aku mendapatkan informasi bahwa dia
adalah staff kerajaan Inggris. Benar rupanya, dia adalah orang inggris persis
seperti yang pernah dikatakan Raphael beberapa tahun lalu kepada ku. Di akhir
rapat secara resmi dunia telah terbagi ulang wilayahnya dan PBB resmi juga
membubarkan diri.
“Boris, besok PBB akan membuang
berkas- berkasnya sebanyak enam kontainer. Dari situ kita bisa cari tahu siapa
Jeremy sebenarnya” kata Raphael di video call “Maksud mu apa ?” “Jadi begini, kita
beli semua berkas –berkas itu sebagai sampah dan kita harus cari berkas yang
terdapat nama Jeremy disana. Aku kenal banyak staff PBB disana pasti akan
memudahkan kita untuk mendapatkanya” kata dia dengan semangat “Setahu aku
berkas sisa akan dibakar Raph” “Aku sudah pesan kepada para staff untuk
memalsukan berkas yang akan dibakar” Dalam hati ku berkata wartawan ini benar-
benar berlagak seperti detektif jagoan, tapi untuk mendapatkan informasi
penting memang haru begini.”Ide mu bagus Raph aku dukung”.
Seminggu setelah peresmian
pembagian wilayah aku dan Raphael baru selesai melihat- lihat satu kontainer
berkas sisa PBB dengan hasil nama Jeremy Rawhen tidak ada disana. Disaat
beristirahat kami terkaget mendengar berita mengenai tindakan Jeremy yang
menyendera 1 pulau di Republik Indonesia yaitu pulau Kalimantan atau Borneo.
Disana dia berpidato dan memutuskan untuk membuat Kalimantan menjadi pulau yang
bebas tanpa kekuasaan Republik atau serikat. Kami berdua hanya bisa menggeleng-
gelengkan kepala mendengar berita tersebut.
Pencarian berkas terus berlanjut
dan akhirnya kami mendapatkanya satu buah dokumen perjanjian dengan cap Top
Secret yang mengatakan konspirasi dunia, propaganda kekuasaan. Dokumen itu
berisi tentang skenario milik Jeremy H. Rawhen yang akan menguasai dunia dengan
cara berpura- pura sebagai orang yang benar dan baik. Semua di sebutkan dengan
jelas disana membuat bulu kuduk berdiri
begitu membaca kata perkata yang disusun dengan sangat terintegrasi, detail dan
rapih. Pada halaman terakhir dokumen tersebut ditanda tangani oleh sekjen PBB,
gubernur bank dunia, dan beberapa pemimpin negara- negara adi daya.
Tindakan pertama yang terpikir
adalah memperbanyak dokumen ini. Mulai dari di photo copy, scaning, sampai di
foto tiap halamanya dengan kamera. Pada akhirnya semua selesai aku dan Raphael
masih terdiam dengan sel- sel otak yang terus berjalan memikirkan konspirasi
dunia ini. Apakah mungkin sebuah konspirasi besar- besaran ini dapat terbongkar
ditangan dua orang wartawan ? Apa ini hanya sebagai pengecoh dari konspirasi
politik besar yang ada ? Semua itu mungkin terjadi sama halnya dengan dunia
ini, manusia sudah ada dari ratusan ribuan tahun lalu dan dunia ini belumlah
selesai untuk di jelajahi. Ditengah keheningan itu telepon genggam Raph
berdering dia mengangkatnya dan berjalan keluar kamar. Kira –kira hanya satu
menit Raphael berlari kembali ke kamar dengan wajah pucat dan berkata “Boris !
kita harus pergi sekarang ! polisi tengah mencari keberadaan dokumen ini dan
mengetahui kalau kitalah yang memilikinya !” “Astaga ! tapi kita harus kubur
salah satu hasil kopian dokumen ini ! kita lakukan segera sekarang di halaman
parkir belakang apartemen ini” dengan sangat cepat kami berdua berlarian
menuruni tangga darurat dengan membawa skop kebun dan satu tas berisi kopian
dokumen itu. Dengan cepatnya dan setengah sadar aku menggali tanah berpasir di
halaman belakang apartemen. “kedalamanya sudah cukup ayo masukan tas itu !”
Seru aku kepada Raphael yang berwajah pucat pasi dan celingukan menenteng tas
berisi kopian dokumen rahasia milik Jeremy. Dia langsung melemparnya kedalam
lubang dan aku menutup lubang tersebut dengan sangat rapih berharap tidak
seorang pun yang menyadari ada sesuatu yang dikubur didalam sini. “Memangnya
yang menghubungi kamu tadi siapa ?” “Johnatan, pegawai kantor PBB yang mengurus
pembakaran dokumen, dia mengatakan hal ini karena sangat terpaksa. Nyawanya
terancam bila dia tidak jujur maka akan di bunuh bersama seluruh keluarganya.
Kita pun juga begitu Boris”
Kami meninggalkan apartemen
tersebut dan mengendarai mobil entah kemana tujuanya. Raphael mengendarai mobil
sambil terus menerus menoleh kebelakang dan kesamping kanan- kiri. Perjalanan
tanpa arah berlangsung sangat lama hingga mancapai jalanan gurun yang entah
dimana letaknya. Raphael memacu Ford Taurusnya dengan sangat cepat. Namun, di
tengah perjalanan sebuah helikopter berwarna biru tua dengan tatto bertuliskan
FMC di sisi kanan kirinya menghalangi laju mobil kami. Dengan refleks Raphael
menginjak rem hingga mobil kami yang tengah melaju dengan kecepatan 167 km/jam
hilang kendali dan berguling beberapa kali di tengah jalan gurun pasir. Air bag
aktif didalam kabin, tetapi semua kaca pecah berkeping- keping, atap bengkok
dan menekan kepala ku. Ketika berhenti berguling samar- samar aku melihat ke
arah Raphael yang tidak bergerak sama sekali. Pintu kanan mobil terbuka, lalu
beberapa orang menarik ku keluar mobil menyeret ku dengan sangat kasar hal
terakhir yang aku rasakan adalah sebuah pukulan kencang mendarat tepat di
wajahku.
Mata ku mulai dapat terbuka lagi
dengan perasaan yang tidak karuan. Sekitar ku begitu tenang. Aku tengah
berbaring di atas sebuah kasur yang ditopang ranjang kayu besar. Aku hanya
terdiam, tidak melakukan apa- apa disana. Aku tidak tahu berada dimana, tetapi
ada yang aneh tubuh ku tidak merasakan sakit sama sekali setelah mengalami
sebuah kecelakaan mobil yang mengerikan. Mencoba duduk dan ternyata bisa,
ternyata aku berada disebuah kamar tidur berukuran kecil dengan nuansa kayu
yang begitu alami dan asri. “Anda sudah sadar rupanya ?” suara itu berasal dari
pintu yang telah tebuka, itu adalah suara dari mulut seorang pria yang aku
cari- cari selama ini dia adalah Jeremy Rawhen. “Saya baru mau memulai hal ini
dan ada dua tikus kecil yang mencoba membawa lari rahasia, terpaksa aku
melakukan ini. Boris ! anda sekarang adalah tawanan FMC. Freedom Military
Cooperation sebuah kerjasama militer kebebasan yang aku bentuk. Dan pasti anda
mengetahui kenapa anda menjadi tawanan kan ?” “...........Kau benar- benar
penjahat sesungguhnya Jeremy, apa yang kau inginkan ? membunuh ku ? silahkan
saja tapi rahasia yang kau simpan akan tercium...”ditengah- tengah aku
berbicara Jeremy memotong “Anda tidak tahu apa- apa mengenai ini tuan Boris,
anda tidak tahu apa yang ada dibalik semua ini. Saya tidak akan membunuh anda
itu hal yang sulit. Anda ingatkan mengenai serum itu ? Saya memberikanya kepada
anda agar anda dapat melihat semua ini. Karena anda adalah satu- satunya orang
selain pejabat yang memperhatikan keberadaan saya, maka saya biarkan anda hidup
dan melihat semuanya kalau bisa silahkan rubah segalanya. Tetapi ingat ! anda
tidak tahu apa- apa” kata jeremy dengan sangat lantang dan mengintimidasi. Aku
kehabisan kata- kata untuk menjawab perkataan pria berambut pirang itu “Lalu
dimana ini ? kau menawan ku dimana ? dan dimana Raphael ?” “Anda ada disebuah
rumah tawanan dengan lokasi yang sangat rahasia, kebutuhan hidup anda akan
dipenuhi terus disini tetapi dengan penjagaan yang sangat ketat, mengenai teman
anda, dia telah mati karena kecelakaan itu” setelah berkata itu Jeremy keluar
kamar dan terdengar beberapa langkah kaki orang lain menjauh bersama Jeremy
disertai suara mesin helikopter yang menyala.
Aku kembali duduk di kasur dan
memikirkan tentang Raphael, sayang sekali dia adalah sahabat yang sangat baik
tapi dia telah meninggal didalam melaksanakan tugasnya. Mata ku mulai penuh
air, dengan kedua tangan menutup wajah aku menangis. Dalam hati berkata memang
tidak seharusnya seorang wartawan melakukan hal gila ini, mencuri dokumen
rahasia memata- matai seseorang dan berlagak seperti detektif itu bukanlah
tugas kami, maka inilah akibat yang aku terima. Tetapi kejahatan ini tidak akan
bisa dibiarkan. Memang ada milyaran orang lain diluar sana namun, apakah mereka
semua tahu mengenai konspirasi dibalik perdamaian ini ? Aku hanya bisa pasrah
menjalani hidup disebuah rumah tawanan yang berdiri ditengah hutan yang
lokasinya entah dimana. Didalam rumah ini fasilitas lumayan lengkap, terdapat
televisi, komputer tanpa jaringan internet, dan sebuah kulkas. Setiap seminggu
sekali sebuah helikopter FMC menurunkan bahan pangan dan sesekali memberikan ku
pakaian. Hidup ku disini memang damai tetapi sangatlah datar.
2072,- Hidup ku masih begini-
begini saja seperti beberapa tahun lalu menonton televisi tiada habisnya
seharian penuh ditemani cemilan yang melimpah membuat berat bada ku naik kira-
kira 20 kg. Di tahun ini berita televisi mulai memanas, peperangan terjadi sama
persis dengan yang disebutkan dalam dokumen Jeremy. Dalam tekad aku harus tetap
hidup sampai aku dapat membeberkan rahasia ini dan menghentikan Jeremy menjadi
penguasa tunggal dunia yang otoriter. Tapi, aku tidak tahu kapan, beberapa kali
mencoba kabur dari tempat ini. Namun, sebuah pagar barikade yang tidak kasat
mata menghalangi langkah ku. Hingga semua berubah ketika hari itu tiba.
2105,- Sudah 40 tahun lamanya aku
disini dan aku tidak tahu akan berapa lama lagi aku tinggal disini. Lalu, hal
aneh tiba- tiba terjadi, pintu belakang rumah tawanan ku di ketuk dan terdengar
suara laki- laki “Permisi, apa ada orang didalam ?” awalnya aku mengira itu
adalah Jeremy tapi tidaklah mungkin dia menanyakan apakah ada orang didalam.
Pintu pun aku buka diluar terlihat ada empat orang, yang mengetuk pintu adalah
anak muda dengan berpakaian anggota FMC disebelahnya seorang wanita cantik
dengan mengenakan pakaian FMC juga dan dibelakan mereka ada Baljeet Hamdad yang
dirangkul anak muda bertubuh besar yang bertelanjang dada dengan wajah
oriental. Tunggu apa itu Baljeet Hamdad presiden India. “Maaf, apakah anda tuan
Baljeet ?” sekian lama akhirnya aku dapat kembali berkomunikasi dengan orang
lain “Iya benar” “Silahkan masuk, ayo masuk” pakaian yang mereka kenakan basah
membuat lantai kayu rumah tawanan ku ikut menjadi basah semua. “Maaf tuan kami
membasahi lantai rumah mu dan merepotkan mu, kami hanya mencari tempat singgah
setelah pesawat ku jatuh, kapal ku karam, dan helikopter tuan Baljeet juga
jatuh kelaut” Kata anak muda anggota FMC itu “Malang sekali memangnya bagaimana
?” kata ku sambil menyiapkan teh hangat untuk mereka.”Sebelumnya perkenalan
kami, nama saya Egasta Lucas Salani dan ini adalah Laksamana Sharfina Masayu,
Tuan Baljeet Hamdad menteri Teknologi Republik beserta bodyguardnya Han”
“Silahkan cerita bagaimana kalian bisa menemukan ku disini, ini teh hangat dan
handuk untuk mengeringkan badan kalian” kata ku sambil meletakan 4 buah cangkir
teh dan menyodorkan handuk “Awalnya aku ditugaskan oleh Jenderal untuk menjadi
komandan regu penyerang yang akan turun kemedan perang, namun, ditengah
perjalanan pesawat yang aku tumpangi bersama regu ku di hajar oleh rudal yang
entah dari mana asalnya, lalu aku diselamatkan oleh kapal perang dengan tujuan
sama yang dipimpin oleh Laksamana Sharfina, ketika aku sedang berbincang
–bincang di buritan kapal besama Laksamana rudal itu kembali aktif muncul dari
laut dan menghantam kapal yang kami tumpangi hingga hancur beruntung pakaian
Laksamana dapat mengeluarkan perahu karet yang menyelamatkan kami berdua,
sekitar 1 jam kami mengelilingi puing- puing kapal yang karam tetapi tidak ada
ada kehidupan lain selain kami. Alat komunikasi semuanya rusak dan karena kapal
milik Laksamana keluar dari jalur maka tidak ada kapal lain yang melewati kami.
Tak lama sebuah helikopter melintas dan dari dalam laut rudal putih itu kembali
aktif dan juga menghajar helikopter yang melintas sehingga terjatuh kedalam
laut. Lalu dari puing- puing helikopter muncul Han yang merangkul tuan Baljeet
dan hanya mereka yang selamat dari helikopter. Sudah 4 jam lamanya Han dan aku
mendayung perahu karet, Alhamdulillah kami menemukan pulau ini dan rumah Bapak”
“Anda seorang muslim ?” “Iya pak ada apa memangnya ?” Aku heran ternyata masih
ada juga orang yang memeluk agama di dunia ini “Tidak apa- apa itu luar biasa,
lalu apakah kalian tahu rudal itu dari mana ?” “Rudal itu milik Republik,
sebuah rudal proto type yang tidak sengaja diluncurkan Han saat dia mengamuk
dikantor pusat kementrian riset dan pengembangan teknologi. Rudal itu dirancang
merusak segalanya dan bersifat siluman. Radar secanggih apapun tidak akan dapat
mendeteksi kedatanganya dan juga dirancang sebagai rudal tanpa ampun seperti
yang sudah Ega jelaskan, setiap kendaraan bermotor yang terdeteksi berada
disekitar, maka rudal itu akan menghancurkanya. Hingga 10 kali serangan rudal
itu barulah berhenti berfungsi. Oh ya semua alat komunikasi juga akan rusak
bila rudal itu melintas dan beruntung kami bisa lari dengan perahu karet tanpa
mesin” Jelas tuan Baljeet sebagai menteri teknologi Republik “Sungguh rudal
yang mematikan, Lalu kenapa anda melintas di laut itu tuan Baljeet ?” “Aku
harus melihat kinerja Destroyer baru yang aku rancang secara langsung dan tidak
sengaja melewati tempat rudal itu jatuh” “Perkenalkan nama ku Boris Zafranor
dulu aku adalah seorang wartawan dan juga pemilik website PoliticanGo” Kata ku
dengan bangga memperkenalkan diri kepada empat orang tamu ku ini “Lalu kenapa
anda bisa disini tuan Boris ?” tanya Laksamana kepada ku “Ceritanya panjang,
aku disini karena memiliki ini” kata ku sambil menunjukan sebuah micro chip,
ini adalah barang yang aku miliki selain pakaian ku setelah masuk rumah tawanan
ini. Micro chip yang telah berusia uzur ini masih menyimpan dengan jelas data
kopian dokumen itu. Aku memang sangat mendambakan saat –saat seperti ini,
disaat aku bisa memberi tahu kepada orang lain tentang konspirasi. Ini adalah
kesempatan emas bagi ku untuk membuka rahasia dan mengadili Jeremy .
“Apa itu ?” tanya Ega kepada ku
“Mungkin kalian tidak akan percaya mengenai apa yang ada didalam micro chip
ini, ayo ikut aku” kata ku sambil mengajak mereka menuju kamar tempat
keberadaan komputer. Komputer telah menyala, dan micro chip sudah dibaca file
dokumen rahasia aku buka dan dengan bangga aku tunjukan kepada merak berempat.
“Silahkan kalian baca” kata ku sambil berdiri menjauh dari komputer. Sekitar
tiga puluh menit membaca lalu Laksamana Sharfina berkata “Apa buktinya kalau
ini asli ?” “Ini asli Fina, struktur penulisan, cover depan, hingga tanda
tangan – tanda tangan yang ada disini semuanya asli dan aku masih ingat ini
benar- benar PBB yang mengeluarkan dan mengesahkanya, Aku benar- benar tidak
percaya dengan hal ini” Kata tuan Baljeet dengan muka terheran- heran. Sekitar
dua menit lamanya kamar ku hening padalah ada lima orang disana.
“Maaf memotong, bagaimana mereka
bisa masuk kepulau anda ?”
“Aku belum selesai bercerita nak,
tolong didengarkan lagi”
Aku sangat yakin dengan empat orang
ini kejahatan dan konspirasi dunia akan terbongkar. “Jadi FMC sangat kaya raya
karena bank dunia, pertanyaan ku sudah terjawab” kata Ega yang membuka kembali
percakapan “Iya apa yang kamu rasakan setelah mengetahui hal ini ?” “Marah,
kesal, kenapa aku bisa percaya dengan orang yang akan menguasai dunia dengan
menyulut perang terlebih dahulu” kata Ega dengan nada yang tinggi. “Mmmm,
mengapa kalian bisa menembus pagar barikade transparan yang ada ?” tanya ku
tiba- tiba kepada mereka “Pagar apa ? tidak ada apa- apa saat kami masuk
kesini” Kata Han dengan wajah bingung “Aku tidak mengerti dulu aku sering sekali
mencoba melarikan diri tapi pulau ini di kelilingi pagar barikade itu” “Mungkin
itu hanya dulu dipasangnya tuan Boris, setelah anda sudah tidak ada keinginan
untuk kabur maka pagar itu di nonaktifkan” kata Ega. Mungkin seperti itu FMC
memperhatikan kebiasaan ku dan disaat aku tidak lagi mencoba melarikan diri
mereka sengaja mematikan pagar barikade transparan itu.
Kini mereka semua percaya dengan kebenaran
yang ada dan saatnya untuk menyiapkan strategi pembongkaran konspirasi ini. Aku
memimpin mereka untuk membuat sebuah rencana, diawali dengan melarikan diri
dari pulau dengan menggunakan helikopter logsitik yang semiggu sekali menyuplai
kebutuhan ku. Kedatangan helikopter itu sekitar 3 hari lagi, pemberian logistik
tidak pernah telat selama puluhan tahun. Dengan adanya dua orang anggota FMC
itu akan memudahkan dalam pelarian. Tempat- tempat tujuan dan markas kelompok
ini sudah ditentukan. Segala kondisi dan rintangan yang akan dihadapi sudah di
prediksi dan membuat cara penyelesaian serta pencegahanya. 3 hari lamanya kami
tidak tidur selalu membicarakan rencana besar ini.
Hari itu pun datang. Dari kejauhan
samar- samar suara helikopter terdengar mendekat, Ega dan Laksamana Sharfina
berjalan keluar rumah dan menunggu di heli pad. Berbagai kode tangan Ega
berikan ke Helikopter tersebut dan helikopter tersebut membalasnya dengan
kedipan lampu sorotnya. Sekitar 30 detik lamanya saling balas kode, helikopter
besar berwarna biru tua itu turun. Dua orang keluar dari kendaraan terbang dan
memberikan hormat kepada Ega dan Laksamana Sharfina. “Terima kasih atas
pengertian anda, sekarang tolong bawa kami ini pergi dari sini” teriak Ega
kepada salah satu orang dari helikopter lalu dia melambaikan tangan ke arah
rumah sebagai kode untuk keluar. Aku, tuan Baljeet, dan Han keluar dengan
berlari. Entah kode apa yang diberikan Ega kepada pilot helikopter tersebut
yang membuat mereka mau membawa kami dan menuruti setiap printah kami. “Sesuai
dengan printah komandan, Kami akan menuju Bumi bagian utara pemerintahan
serikat, Sektor 434,-08” kata pilot helikopter dengan menggunakan micro phone
“Laksanakan !” teriak Ega. Pemuda ini memiliki karisma yang sangat tinggi dan
terlihat sangat berilmu, wajahnya tampan tetapi keras serta tegas. Dia selalu
menenteng buku yang terbuat dari mika di tangan kananya. “Ega, buku apa yang
selalu kau bawa itu ?” tanya ku dengan penasaran “Ini ? Buku sejarah dari tahun
1939 sampai 2079” jawabnya sambil mengangkat buku itu “Buku inilah yang membuat
ku mengetahui banyak hal yang telah terjadi di dunia yang sudah tua ini”.
Belasan jam kami mengudara dan
sampailah di tempat aku dan Raphael mengubur kopian dokumen rahasia itu.
Tempatnya masih sama seperti beberapa puluh tahun yang lalu yang berbeda adalah
tidak ada lagi penghuni yang mau tinggal di tempat bekas konflik besar ini. Aku
memberi tahu bahwa disinilah tempat aku menguburnya dan Han dengan tangan
kosong kembali menggali tanah keras berpasir itu. Sebuah tas abu- abu besar pun
dia angkat dari tanah. Itulah tempat terkumpulnya semua dokumen yang aku
simpan, inilah awalnya dari dunia baru,
tidak akan ada lagi perang. Dengan begitu semangat dan tertawa- tawa aku
membuka tas itu, menunjukan semua isinya kesetiap orang yang ada disana.
Selanjutnya kami semua kembali mengudara untuk menuju gedung kementerian
riset dan pengembangan teknologi Republik yang jaraknya sangat jauh dari sini.
Kembali lagi berjam- jam kami harus mengudara. Gedung itu sudah kami sepakati
sebagai markas tempat kita berunding.
Mulai dari pakar hukum, peneliti,
psikolog sampai peramal kami kumpulkan dan kami jadikan sebuah organisasi bawah
tanah yang bergerak untuk menghentikan konspirasi Jeremy. Waktu yang kami
butuhkan untuk ini tidak lah sebentar, aku perkirakan sekitar 3 tahun tetapi
ini terus mundur, mundur dan terus mundur hingga 25 tahun pada akhirnya kami
semua siap untuk menangkap Jeremy sebagai penjahat kelas dunia.
2130,- Hari ini, merupakan hari
yang tidak akan pernah aku lupakan. Sebuah hari bersejarah yang pasti akan
dikenang oleh dunia. Pengungkapan konspirasi dunia, propaganda kepemimpinan dan
hal lainya akan habis pada hari ini. 29 Desember 2130, kami berlima dikawal
oleh pasukan FMC yang telah sadar akan kejahatan Jeremy datang kemarkas besar
FMC di Freedom Island. “Lewat sini tuan silahkan” Kata salah satu anggota FMC
sambil mempersilahkan kami untuk mendekat depan pintu besar. “Disini tempatnya”
Ega berkata dengan menggenggam kedua tanganya. Pintu pun dibuka di ujung
ruangan ada sebuah meja besar dengan hologram yang sedang menyala dan dibalik
hologram tersebut ada sebuah kursi yang sedang diduduki oleh seorang pria,
dialah Jeremy H. Rawhen. Wajahnya terlihat kaget ketika melihat aku berada di
ruangnya bersama empat orang lainya.
“Apa kabar tuan Jeremy ?” Jeremy
hanya terdiam dan sesekali menganggukan kepalanya melihat keberadaan kami
disana. Aku langsung melempar kopian dokumen rahasia itu dan beberapa dokumen
lain yang menguatkan kalau dia adalah seorang penjahat besar. “Sekarang kau
lihat orang tua ! kami semua sudah menyadari akan kejahatan anda, sok –sokan
sebagai pahlawan perdamaian mengambil alih pulau tempat kelahiran ku hanya
untuk menguasai dunia !? dasar manusia terkutuk ! bajingan kau ini !” dengan
begitu marahnya Laksamana Sharfina mengatakan itu dan sesekali memukul meja
kerja Jeremy. Kami para laki- laki hanya bisa diam melihat seorang wanita yang
sedang marah besar. Jeremy tidak berbicara dia terlihat pucat dengan wajah yang
ling- lung. “Kau ditahan Jeremy dan sudah terbukti bersalah. Aku akan biarkan
dunia menghukum mu !” setelah mengatakan itu anggota FMC yang berada diruangan
besar itu langsung memborgol kedua tangan Jeremy dengan laser dan membawanya
ketempat tahanan.
Berita ini langsung menyebar keseluruh
dunia dengan sangat cepat. Berangsur –angsur peperangan yang masih terjadi
mulai meredup dan pada akhirnya selesai. Kami berlima sangat disanjung oleh
masyarakat dunia sedangkan Jeremy dia mendapat cacian dan makian dari seluruh
dunia. Kini dunia telah menyatu kami semua berdamai dalam kebahagiaan. Api yang
membakar dunia sudahlah padam berganti dengan sebuah cahaya terang yang
menyejukan.
2131,- Ini adalah
hari pengadilan Jeremy H. Rawhen yang akan di suntik mati sesuai dengan
permintaan masyarakat dunia. Kami berlima untuk terakhir kalinya akan
berbincang dengan beliau. Disebuah ruangan putih yang terhalang laser berwarna
biru disitulah Jeremy berdiam menunggu kematianya.
“Bagaimana perasaan anda Jeremy” Tanya
ku kepadanya
“Baik, saya senang tuan Boris” jawab
Jeremy yang menbuat kami semua bingung
“Apa maksud anda ? masih mau bermain-
main ?” kata Ku dengan nanda meninggi
“Tidak, inilah rencana ku, membuat
dunia damai. Semua telah terlaksana, saya sangat berterima kasih kepada anda
tuan Boris”
“Kata- kata mu sangat ngelantur
Jeremy. Kami tidak mengerti”
“Anda ingat tuan Boris, Ketika terjadi
tsunami di Asia tenggara dulu sekali sekitar tahun 2004 yang tertulis dalam
buku sejarah ? Disana, di Aceh tempatnya ada sebuah organisasi kemerdekaan yang
beranama GAM. Anda pasti ingat, GAM akhirnya berdamai dengan Indonesia setelah
kejadian tsunami besar itu karena Indonesia senan tiasa membatu memulihkan
keadaan disana. Lalu, seluruh dunia entah suku bangsa apa dan tanpa memikirkan
perseteruan yang pernah terjadi mereka senantiasa membantu. Kesimpulanya dunia
butuh bencana untuk menjadi damai tidak bisa hanya dengan kata- kata peace dengan mengacungkan dua jari.
Kalian lihat dunia yang dulu sebelum ada pembagian ulang wilayah, timur tengah
khususnya konflik terus ada bukan hanya itu dimana- mana seluruh dunia ada
konflik. Saya menginginkan perdamaian, damai yang sesungguhnya D-A-M-A-I. Lalu
tidak mungkin bagi saya untuk membuat sebuah bencana alam agar dunia damai.
Maka saya membuat sebuah bencana, mengobarkan api yang membakar permata
yang telah dibungkus dengan kain sutera
agar indah terlihat dari luar. Lama kelamaan api akan membakar habis kain dan
kalian akan berusaha memadamkanya. Didalamnya terdapat sebuah permata indah
yang bisa kalian nikmati. Itu tujuan ku disini, dan anda tuan Boris adalah
orang yang saya tunjuk untuk menjadi mesin pompa airnya. Ternyata berhasil,
dunia damai. Semua yang aku perhitungkan sesuai dengan rencana, aku sengaja
mematikan pagar barikade di pulau tempat anda ditawan agar anda dapat melarikan
diri dan anda beruntung tuan Boris ada empat orang yang mengunjungi anda maka
anda dapat kerja sama dengan mereka. Lalu mirco chip itu kau ingatkan ? aku
sengaja meninggalkanya di tubuh anda tuan Boris” Jeremy menangis setelah
panjang lebar mengatakan itu. Kami semua pun ikut menangis mengagumi keindahan
cara bermain Jeremy dalam membuat dunia ini menjadi damai. Kami semua salah
sangka dengan beliau. Jeremy adalah pahlawan yang sesungguhnya. Setiap pahlawan
meiliki cara sendiri untuk mencari kebenaran, namun ini adalah cara terindah
yang pernah aku ketahui.
“Tuan Jeremy, maafkan aku tuan, aku
telah salah menilai mu” Kata ku dengan tangisan
“Aku akan membatalkan eksekusi ini”
Ega berkata dan disaat dia ingin pergi untuk melapor Jeremy berkata
“Tidak usah lah, tujuan hidup ku sudah
selesai biarkan saya mati. Biarkan orang diluar sana mengira saya orang jahat,
toh Tuhan pasti mengetahui siapa aku sebenarnya”
“Baiklah, lalu apa permintaan terakhir
anda tuan Jeremy ?” Kata tuan Baljeet
“Mati” satu kata yang membuat suasana
ruangan itu sangat hening dan penuh emosi. Sharfina tidak bisa menghentikan
tangisnya dan memeluk Jeremy erat- erat sambil terus memohon maaf. Begitu juga
Ega dia hanya terdiam dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Aku
terduduk di sudut ruangan merasakan emosi yang meledak- ledak. Tuan Baljeet
sebagai yang tertua di kelompok kami juga hanya bisa terdiam. Sangat berbeda
dengan sebelumnya yang selalu memberikan nasehat kepada kami semua. Lalu si
manusia cyborg Han, dia juga diam memandang ke arah Jeremy.
“Kalian tak perlu memberi tahu orang
banyak mengenai rancana aku yang sesungguhnya ya, biarkan ini menjadi hal yang
langka. Lalu tuan Boris, saya minta maaf karena telah mengasingkan anda di
pulau terpencil itu, tujuan saya adalah untuk membuat anda tetap hidup aman”
Itu lah kata- kata terakhir sang pahlawan yang sesungguhnya kepada ku.
2 jam setelahnya Jeremy disuntik mati,
dunia bersorak mengira bahwa penjahat besar telah tiada. Padahal mereka tidak
tahu bahwa dunia baru saja kehilangan seorang pria kelahiran London, 14 Maret
2021 yang telah menjadi pahlawan rahasia. 110 tahun dia hidup didunia ini dan
meninggal dengan warisan yang begitu indah, yaitu perdamaian. Didalam sel
penjara yang terdahulu terdapat sebuah kertas yang ditulis dengan tinta pulpen
berwarna biru. Ini adalah catatan terakhir dari Jeremy H. Rawhen dan dia
meminta aku untuk menyimpanya.
SEBUAH WAWANCARA
2131,-
“Ya jadi seperti itulah cerita yang
panjang sekali bukan ?”
“Cerita yang sangat luar biasa tuan
Boris, tetapi ada satu pertanyaan lagi. Apa peranan Lee Han- Sang di organisasi
anda ?”
“Dia yang telah menyatukan kami,
jika dia tidak mengamuk dan meluncurkan rudal maka Aku, Ega, Sharfina, tuan
Baljeet dan Han sendiri tidak bisa bertemu. Lalu kasus ini tidak bisa
terungkap”
“Baiklah tuan aku mengerti”
“Kamu ini sebenarnya siapa ? tiba-
tiba datang kerumah ku dan banyak tanya begini ?”
“Aduh, mohon maaf sekali sebelumnya
tuan perkenalkan aku Noar Lucas Salani, aku agen dari tahun 2245”
“Kau bercanda ? tunggu Lucas
Salani, itu nama panjang Ega sahabat ku, kamu ini siapanya ?”
“Aku tidak bercanda tuan, aku
memang dari tahun tersebut kembali ke tahun 2131 untuk mencari sejarah yang
hilang. Berbagai bukti telah aku selidiki dan dengan petunjuk kakek buyut ku
Egasta Lucas Salani yang aku temui setelah hilang dari dunia selama 80 tahun nama
anda Boris Zafranor merupakan nama yang sangat penting di tahun ini.”
“Hmmm, seperti itu rupanya. Jadi
Ega masih hidup di tahun 2254 ? luar biasa pasti dia juga menggunakan serum
perpanjangan umur itu. Lalu kau kesini pasti pakai mesin waktu kan ? tahun
berapa itu dibuat ?”
“Iya benar sekali kakek buyut ku
masih hidup tp kondisinya sudah sangat payah. Dan mengenai mesin waktu benda
itu dibuat tahun ini tuan, tunggu saja dan tuan pasti tidak heran siapa
pembuatnya”
“Baiklah, Lalu aku akan bergantian
bertanya. Apa itu sejarah yang hilang ?”
“2131 merupakan tahun awal
perubahan dan tahun awal kehancuran, sebuah konspirasi besar akan terjadi lagi”
“Konspirasi apa lagi itu ?”
“Aku tidak dapat menceritakanya
kepada anda, karena aku tidak mau merubah sejarah, maka anda harus cari tahu
sendiri dan menjalani hidup ini”
“Oke tapi mohon beri aku petunjuk
anak muda”
“..........Konspirasi itu akan
dibuat oleh seseorang penting dan terkenal didunia ini yang membenci keadaan
2131. Hanya itu yang bisa aku beri tahu mudah- mudahan saat aku kembali ke 2245
dunia tidak berubah. Oh ya sebagai infomasi saja tuan Boris, cerita anda ini
sangatlah menarik dan luar biasa akan aku jadikan sebuah buku yang ku beri
judul “12 eyes on 2131” terima kasih atas waktunya aku harus pulang sekarang”
No comments:
Post a Comment